RumahNya yang tak lain saksi pertemuan kita
Kini, tak lagi menjadi muara bahagia
Namun juga tempat mengalirnya duka
Di satu sisi, kau merajut bahagia bersamanya
Menikmati dan mengenang tiap detik bersamanya
Di sisi lain,ku menegarkan & mengobati luka sendiri
Mencoba menahan air mata yang mengenang
Menguatkan hati yg kian tersayatSekejap mataku menangkap kehadirannya
Iya, dia wanita yang kau idamkan
Kedua mataku teralihkan kala ia bercerita
Tentangmu kepada sahabat karibnya
Bahagianya terpancar dari raut mukanya
Serta per kata yang terucap darinya
Telingaku tak sengaja mendengar tentang topik chattingmu
Seketika nafasku berat dan hatiku pun terenyuh
Melihat segaris senyumu yang selalu mengembang kala bersamanya
Mengingat setiap kenangan yang kau lukis bersamanya
Sedangkan aku...
Berusaha tegar walau hati dirundung duka mendalamTerima kasih sudah mampir untuk membaca
Comment jika kalian merasakan hal yang sama, mohon saran dan kritiknya
Satu jejak kalian sangat mengapresiasiku untuk trus berkarya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa nan Aksara
PoetryRasa dan aksara adalah dua bagian yg melekat dari mencinta. Rasa makin bertambah dan semakin lama rasaku meluap pada aksara yg memberi ruang tak terbatas...jadi apakah rasaku kan terbalaskan atau justru aku harus merelakan (lagi)?