"Siapa yang Menyakitimu ?"

97 29 19
                                    

   Seperti biasa, aku berangkat ke kampus menggunakan angkutan umum. Pagi ini, Seokmin tidak mengunjungi rumahku. Dia bilang, perutnya sedikit sakit.

Saat ini, aku dan Siska sedang asyik berbincang. Siska menceritakan kepadaku apa saja yang terjadi semalam setelah aku pergi. Aku terkejut ketika Siska berkata bahwa Alex mencariku. Ya, benar. Alex, laki-laki yang mengejar hatiku, namun dengan cara yang salah. Dia membunuh ayahku. Tidak percaya ? Aku sungguhan. Sebenarnya, Alex tidak benar-benar lulus dari SMA. Dia masuk penjara saat kami kelas 10 semester 2. Tentu saja karena kasus pembunuhan. Dan yang tidak kumengerti, kenapa sekarang dia sudah bebas ?

   Sepulangnya kami dari kampus, aku bertemu dengan Alex di jalan pintas yang sering kupakai.

   "Raina."

   "Hmm." jawabku malas.

   "Sudah lama ya tidak berjumpa. Ada waktu sebentar tidak ?"

   "Mau apa ?"

   "Hanya berbincang sebentar. Kau tahu ? Sebagai teman."

'Teman dia bilang ?' ketusku dalam hati.

   "Aku sibuk." ucapku sambil berjalan melaluinya.

   "Raina, tunggu dulu." Alex menarik tanganku.

   "Lepaskan !" aku menarik tanganku paksa, namun dia memegangku terlalu kuat.

   "Kau ini kenapa ? Aku masih menyukaimu tahu."

   "Tidak peduli. Sekarang cepat lepaskan aku."

Aku ingin sekali berteriak. Namun, aku tidak sedang di jalan raya. Jalan ini bisa dibilang tidak terlalu ramai.

   "Aku ingin kau kembali jadi milikku, Raina."

   "Aku tidak pernah menjadi milikmu, bodoh !"

Plak.

Alex menampar pipiku. Aku meringis. Tadi itu cukup menyakitkan.

   "Raina. Maafkan aku. Tadi itu tidak sengaja."

   "Tidak sengaja kau bilang ? Sudah jelas-jelas kau menahanku."

   "Tapi aku hanya ingin kau kembali."

   "Tidak akan ada yang pernah kembali kepada orang tidak waras sepertimu." ketusku.

Alex sudah melepaskan tanganku, membuatku bisa leluasa untuk pergi.

   "Maaf soal Ayahmu."

Langkahku terhenti. Hatiku sakit ketika mengingat saat itu. Aku benar-benar tidak akan pernah melupakan apa yang Alex lakukan pada ayahku.

   "Tidak usah dibahas lagi." ucapku, menahan air mata yang hendak mengalir.

   "Tapi aku tahu, hal itu yang membuatmu tidak mau memaafkanku."

   "Tentu saja. Di seluruh dunia pun akan merasakan hal yang sama ketika Ayah kesayangannya dibunuh." Tak terasa air mataku mengalir. Kejadian hari itu masih terlihat jelas di mataku.

   "Aku benar-benar menyesal."

   "Kata menyesalmu itu tidak akan mengembalikan ayahku."

   "Kalau begitu maafkan aku. Aku akan lakukan apapun asal kau memaafkanku."

   "Pergilah. Menjauh dariku. Jangan pernah dengan sengaja muncul di hadapanku lagi. Dengan begitu, aku bisa memaafkanmu." aku melangkahkan kakiku, berjalan menjauh.

Tanganku sibuk menghapus air mataku yang mengalir. Aku tidak mau Seokmin melihatku menangis. Aku harus masuk ke kamarku sesampainya di sana.

   Niatku yang tadinya akan langsung masuk kamar, berubah. Aku tidak akan bisa menyembunyikan mata sembabku dari Seokmin. Dia sudah duduk di anak tangga paling bawah, menungguku.

Promise | Lee Seokmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang