"Aku Akan Ada di Sisimu"

85 27 7
                                    

    Sudah hari ke-15 aku bersama dengan Seokmin. Menghabiskan waktu luangku dengan jalan-jalan bersamanya. Seperti siang ini. Kami sedang berada di kafe langgananku untuk beristirahat.

Seokmin kembali dari kamar mandi. "Maaf lama."

   "Gwaenchanha."

   "Kau ingat tidak saat pertama kali kita bertemu ? Tepat di meja ini." Seokmin menarik kursi di hadapanku.

   "Aku jadi semakin ingat ketika kau menarik kursi tadi. Persis seperti yang kau lakukan saat itu."

   "Kau tahu ? Tadinya aku takut akan kebingungan tinggal di sini. Namun, saat aku bertemu denganmu, rasanya semua ketakutanku hilang."

   "Kau langsung percaya padaku saat pertama kali bertemu ?"

   "Tadinya tidak. Apalagi saat kau mengabaikanku dan sibuk dengan laptopmu. Tapi, aku sedikit percaya karena kau bisa menggunakan bahasaku dengan baik."

Aku tersenyum senang mendengarnya. Baru pertama bertemu saja dia sudah percaya padaku.

   "Seokmin-ah."

   "Wae ?"

   "Kalau boleh tahu, kenapa kau jalan-jalan ke sini sendirian ?"

Seokmin terdiam, kemudian tersenyum. Senyum yang tidak sebahagia biasanya. Aku yakin, dia menyembunyikan sesuatu.

   "Aku hanya ingin menjernihkan pikiranku. Temanku ada yang bilang kalau negara ini banyak tempat wisata. Ya sudah, aku datang saja ke sini."

Aku hanya ber-oh pelan. Tidak berniat melanjutkan topik, takut menyakiti hatinya.

   Setelah cukup lama kami bersantai, kami memutuskan untuk pulang.

Perjalanan pulang begitu lengang. Hanya terdengar suara hentakan dari sepatu kami yang bertabrakan dengan aspal.

   "Raina-ya. Hujan." Seokmin menengadahkan kepalanya.

Aku ikut menengadah. Dia benar. Rintik hujan berjatuhan mengenai wajahku.

   "Ayo main hujan." Seokmin menarik tanganku, mengajakku untuk berlari.

Kami benar-benar berlari menembus air hujan yang jatuh semakin deras. Kami tertawa bersama. Aku belum pernah sebahagia ini selama bermain air hujan.

Aku melihat senyumannya. Senyuman bahagia yang tulus dari hatinya.

Dia sudah bisa membuatku bahagia. Aku benar-benar bahagia.

   "Raina-ya, aku menyayangimu !" teriak Seokmin sambil berputar-putar di bawah tetesan hujan.

Aku menutup wajahku dengan telapak tangan.

Sebenarnya aku malu saat dia berteriak. Bagaimana tidak ? Banyak orang yang memperhatikan kami berdua.

   "Kau kenapa ? Ayo pulang ! Hujannya semakin deras." Seokmin menurunkan tanganku dari wajah, kemudian kembali menarikku dan mengajakku berlari.

   "Seokmin-ah, aku malu. Kau tidak seharusnya berteriak seperti tadi." gumamku.

   "Tapi aku benar-benar menyayangimu." dia kembali berteriak .

Aku hanya berusaha menahan senyumanku.

   Sesampainya kami di tangga rumahku, Seokmin membisikan sesuatu ke telingaku saat aku mulai melangkah menaiki tangga.

   "Aku menyayangimu." bisiknya.

Aku tertawa. "Selama di jalan yang jelas-jelas banyak orang kau berteriak, sekarang di depan rumahku yang sepi kau berbisik. Maunya apa sih ?"

Promise | Lee Seokmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang