1. Orang Tua Macam Apa?

125 12 1
                                    

"Assalamualaikum! Tante datang!" teriak Tante Zakia dari luar seraya mengetuk pintu rumah Rendra.

Tante Zakia adalah adik dari Papa. Semenjak kepergian Mama, Tante Zakia adalah orang yang menggantikan Mama. Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah, mulai dari memasak, bersih-bersih rumah, sampai mengurus Rendra dan Reyna. Apalagi, semenjak 6 tahun lalu sampai sekarang, Papa selalu murung dan terkesan tidak mau mengasuh Rendra dan Reyna.

"Waalaikumsalam! Tunggu Tante!" teriak Reyna tak kalah nyaring.

Saat Reyna membuka pintu, sepasang bola matanya tidak langsung tertuju pada wajah cantik Tantenya, melainkan tertuju pada sekantung kresek berisi martabak telur kesukaannya yang berada di tangan Tante.

Entah sudah berapa lama ia terus meratapi martabak itu.

"Tante nggak boleh masuk, nih?  Capek loh berdiri terus" ucap Tante pada keponakannya dengan wajah memelas.

"Eh, iya Tante. Masuk aja." Reyna terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya dari martabak itu.

Saat Tante masuk rumah, ia tak langsung duduk seperti biasanya. Kali ini, matanya terus mencari 2 orang pria. Siapa lagi yang dicarinya kalau bukan Papa dan Rendra.

Reyna yang  melihat hal itu langsung mengerti apa maksud tante berperilaku seperti itu.

"Papa masih di kantor, Kak Rendra kerja kelompok di rumah temannya." ujar Reyna sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil piring.

"Apa?! Kamu sendirian di rumah? Kamu nggak apa-apa kan? Ada penjahat masuk rumah nggak? Kamu ngga terluka kan? Pasti kamu lapar, ya?" celoteh Tante dengan nada panik.

Reyna yang mendengar hal itu langsung menyesal. Tak seharusnya ia mengatakan kalau dia sendiri di rumah. Harusnya, Reyna sudah mengerti bahwa Tante akan bereaksi seperti itu.

Tanpa menghiraukan Tantenya, Reyna langsung mengambil sepotong  martabak dan memakannya.

"Assalamualaikum"

Seorang remaja pria yang baru datang dengan wajah lesu langsung diinterogasi habis-habisan oleh wanita di hadapannya.

"Waalaikumsalam. Ren, kamu gimana sih? Masa adikmu kamu tinggal sendirian di rumah? Nanti kalau dia kenapa-kenapa gimana? Dia itu perempuan, Ren."

Tante memang sangat menyayangi Rendra dan Reyna. Maka dari itu, Tante khawatir kalau keduanya kenapa-kenapa. Namun, terkadang kekhawatiran itu terlalu berlebihan.

"Tante, Reyna itu sudah besar. Buktinya, dia juga nggak apa-apa." bela Rendra yang disertai anggukan dari Reyna, yang menandakan ia setuju dengan ucapan kakaknya.

"Hmm.. Ya udah deh kalau gitu." Tante mengalah.

***

Sudah 3 kali Tante menelepon Papa, dan ketiganya tidak diangkat.

Entah dimana keberadaan kakaknya itu. Bahkan Tante pun sudah tidak paham lagi apa maksud kakaknya berperilaku seperti itu.

Apa dia tidak sadar bahwa dia memiliki dua orang anak yang harus diasuh? Apa dia tidak peduli dengan anak-anaknya? Orang tua macam apa dia? Tidak mempedulikan anak-anaknya.

Tante langsung beranjak dari sofa karena ia teringat satu hal. Ini sudah malam, waktunya Rendra dan Reyna tidur. Karena tersulut emosi, Tante sampai lupa akan hal itu.

Ia pun beranjak ke atas untuk memastikan apakah keponakannya sudah tidur atau belum.

Krek!

Tante membuka pintu kamar Rendra. Nyatanya, lelaki itu sudah terlelap. Mungkin ia kecapekan setelah tugas kelompok tadi sore. Setelah memastikan bahwa Rendra sudah tidur, Tante pun menutup pintu kamar Rendra.

Are We Siblings? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang