2. Kue Untuk Papa

99 13 0
                                    

Hari Senin. Hari yang dibenci oleh sebagian besar siswa. Entah kenapa di hari Senin, tingkat kemalasan siswa bertambah. Begitu juga dengan Reyna.

"Ih. Ganggu aja deh." omel Reyna pada alarmnya. Padahal, dia sendiri yang menyetel alarmnya pukul 5 pagi.

Reyna terpaksa bangun dari tidurnya selama 8 hari. Eh, 8 jam maksudnya.

Tenang, dia bukan seorang Puteri yang tertidur panjang dan membutuhkan Pangeran untuk membuatnya terbangun.

Dia hanya seorang gadis yang mencintai dunia kapuk dan butuh alarm untuk membangunkannya.

Reyna duduk di kasur dan melihat sekeliling kamarnya. Gelap.

"Apa mati lampu?" gumam Reyna

"Oh iya. Kan aku mematikan lampunya."

Dengan langkah malas dan mata yang belum terbuka sempurna, ia berjalan ke kamar mandi. Namun....

Duk!

Karena terlalu mengantuk dan tidak memperhatikan sekeliling, kepala Reyna terbentur tembok.

"Duh, temboknya nggak apa-apa kan?" tanya Rendra sambil memegangi tembok yang dibentur adiknya.

"Temboknya sih nggak apa-apa. Tapi jidat aku nih benjol!" gerutu Reyna.

Rendra tertawa puas melihat wajah adiknya yang kesal.

***

Reyna terlihat sibuk menata rambutnya. Bukan agar terlihat kece ke sekolah, tapi dia mencari cara agar poninya bisa menutupi benjol di jidatnya akibat terbentur tembok.

"Biar apa pake poni gitu?" sinis Rendra setelah melihat penampilan adiknya yang berbeda hari ini.

Rendra memang tidak menyukai wanita yang pakai poni. Menurutnya, wanita yang seperti itu terkesan sok imut. Eits, jangan marah dulu. Ini kan pendapatnya Rendra..

"biar nutupin benjol."

"lagian sih kamu. Tembok kok diajak berantem."

"daripada Kakak. Adik kok diajak berantem." balas Reyna yang berhasil membungkam Rendra.

Seperti hari-hari biasanya, mereka hanya berdua di rumah.

Papa sudah berangkat kerja pukul 5 pagi tadi. Jarak kantor yang lumayan jauh dan jam masuk kantor pukul 7 pagi membuatnya harus berangkat pagi dari rumah.

Kalau Tante, dia masih di rumahnya. Biasanya dia datang ke rumah Papa pukul 8 pagi untuk membersihkan rumah.

***

"buruan! Nanti kita telat." teriak Rendra

"Iya, sebentar."

Setelah mengunci pintu, Reyna menaruh kunci rumahnya di bawah pot bunga.

Reyna menghampiri kakaknya dan naik di jok belakang sepedanya.

Mereka bersekolah di yayasan yang sama. Bedanya, Reyna di SD Permata dan Rendra di SMP Permata.

Setiap hari, mereka berangkat ke sekolah naik sepeda. Ya, di Yayasan Permata, siswa SD dan SMP tidak diperbolehkan mengendarai motor dan mobil. Mau tidak mau, mereka harus mengendarai sepeda.

Sesampainya di sekolah, mereka bergegas masuk ke dalam sekolah sebelum gerbang ditutup.

Reyna masuk ke kelasnya dan melihat sahabatnya yang sedang membaca buku.

"Sal, sekarang tanggal berapa?" Tanya Reyna pada Salma, teman sebangku sekaligus sahabatnya.

"tanggal 20 Februari"

Are We Siblings? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang