5. Tante Kembali

36 8 1
                                    

Sudah 4 hari ini, Tante tidak ke rumah.

Setiap pagi, siang, dan malam mereka hanya makan mie, telur, ataupun nasi goreng. Rumah juga berantakan dan kotor. Kondisinya tidak terurus.

Entah dimana Tante berada.

Apa Tante masih bertengkar dengan Papa?

"Kak, Tante kemana ya?" tanya Reyna sebelum berangkat sekolah.

Rendra hanya menaikkan kedua bahunya pertanda ia tak tahu.

"Aku kangen sama masakan Tante" rengek Reyna.

"Ya udah. Pulang sekolah, kita ke rumah Tante ya"

Reyna membalasnya dengan anggukan. Sebuah senyuman manis terukir di wajah imutnya. Ia menaikkan kedua ibu jarinya.

***

"Wah, bagus dong kalo gitu, Rey!" tanggap Salma setelah Reyna menceritakan perubahan Papa.

Reyna memang selalu curhat pada Salma dan Tasha. Tak heran jika kedua sahabatnya itu tahu betul siapa Reyna.

***

Triingg!

Ya, itu adalah bel pulang sekolah.

Semua murid yang mendengar itu langsung membereskan bukunya dan berhamburan keluar kelas.

Seperti kemarin, Reyna pulang bersama Papa. Rendra masih menemani adiknya sampai Papa datang.

"Nanti kita bawa apa ke rumah Tante?" tanya Rendra.

Mereka tak mungkin bertamu tanpa membawa buah tangan. Sekalipun itu Tantenya sendiri, tapi mereka tetap merasa tidak enak.

"Bawa pie aja, Kak. Kan Tante Za suka pie" jawab Reyna dengan antusias.

Tak lama kemudian, Papa datang dan menyapa Reyna lalu mengajaknya pulang.

Tak ada yang berubah dari Papa. Kedua matanya enggan bertemu dengan mata Rendra.

Rendra hanya menunduk. Ia tak mau berpikir buruk terhadap Papa, walaupun itu cukup sulit.

Papa dan Reyna sudah pergi dari hadapannya. Rendra langsung menaiki sepeda dan mengayuhnya sampai rumah.

Sesampainya di rumah, pintu masih terkunci. Motor Papa juga belum terparkir di halaman. Itu tandanya, Papa dan Reyna belum pulang.

Harusnya Papa dan Reyna lebih dulu sampai di rumah. Mereka pulang lebih awal dan mengendarai sepeda motor. Maka seharusnya mereka lebih cepat dari Rendra.

Rendra tak begitu memikirkannya. Ia mengambil kunci rumah dan membuka pintu. Ia langsung menuju ke kamar mandi.

Saat Rendra keluar dari kamar mandi, Papa dan Reyna belum juga datang.

Setelah sekian lama, yang ditunggu pun datang. Reyna membawa sekantung plastik besar. Tak tahu apa isinya.

Rendra langsung menyuruh adiknya untuk mandi agar tidak terlalu sore ke rumah Tante.

Selesai mandi, mereka bersiap-siap dan tak lupa mempersiapkan uang untuk membeli pie.

Setelah siap, mereka turun ke bawah dan berpamitan pada Papa.

"Pa, kita pergi dulu ya" pamit Reyna.

"Loh, mau kemana?"

"Ke rumah Tante, Pa"

"Untuk apa ke sana?"

"Mau lihat keadaan Tante. Kan Tante udah lama nggak ke sini"

"Papa antar, ya?"

Are We Siblings? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang