Author POV
Sekarang sekolah tampak sepi karena semua siswa sudah pulang 10 menit yang lalu. Tetapi tidak dengan keempat sejoli itu. Agam, Arion, Bima dan Reynan. Mereka memilih untuk duduk didalam kelas untuk mengobrol sebentar karena mereka akan pulang jika parkiran sesudah kosong yang hanya menyisakan kendaraan mereka.
"Eh Lo nyadar gak sih waktu kita main basket dilapangan. Ada cewek yang mandangin si agam dari koridor." Ucap Bima pada ketiga temannya itu. Mendengar itu Arion memalingkan wajahnya dari handphone dan menatap Bima. Sedangkan Agam tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Ah yang bener Lo bim. Salah liat kali." Jawab Arion pada Bima.
"Ini beneran. Kayaknya dia suka sama Agam deh. Soalnya sorot matanya dia tuh bener bener tertujuh pada Agam."
"Dan aku tahu dia siapa, dia Tanisha anak Xl IPA 1. Dan ini bukan yang pertama kali gue liat dia selalu menunjukkan ekspresi yang beda saat liatin agam." Jelas Bima meyakinkan.
"Ah mungkin perasaan Lo aja kali." Bantah Arion pada Bima.
"Mana mungkin gue salah liat, emang kenyataannya kayak gitu kok"
"Lo kenapa sih muka Lo seketika berubah waktu gue bilang cewek itu liatin Agam" lanjut Bima penasaran.
"Lo pada ngomongin apaan sih, gak jelas!!." Ucap Agam ketus. Dan berjalan meninggalkan teman-temannya.
"Yeh dibilangin juga."
"Lo mau kemana?" ucap Reynan kepada Agam
"Pulang lah" mendengar hal itu Reynan Bima dan Arion segera menyusul Agam yang belum cukup jauh dari mereka, untuk pulang kerumah masing-masing.
*****
"Tanisha papa akan pergi ke Belanda hari ini untuk beberapa bulan. Kamu nanti akan papa titipkan dirumah sahabat mama kamu. Jaga diri kamu baik baik ya sayang" ucap Rahendra, papanya Tanisha yang tengah menyantap makan siangnya.
Mendengar hal itu membuat Tanisha berhenti menyantap makanannya dan tampak kecewa, Karena dia ingin mendapatkan waktu lebih lama bersama papanya itu. Dia ingin Mengobrol Dan berbagi cerita selayaknya anak kepada orang tuanya. Mamanya tidak lagi ada disisinya dan sekarang ia hanya punya papa, tetapi hidupnya terasa benar benar hampa.
"Tapi pa, papa kan baru aja pulang dua hari lalu kenapa sekarang mau pergi lagi?" ucap Tanisha dengan nada lemas. Dan tampak diwajahnya dia tidak ingin papanya akan pergi secepat itu.
"Nisa ini adalah urusan penting, dan papa lakuin ini juga untuk kamu." Jawab Rahendra dengan penuh penjelasan.
Tanisha hanya mengiyakan perkataan papanya itu dengan tatapan kecewa. Dia tidak ingin membantah lagi Karena walaupun Tanisha ingin papanya disini papanya tidak akan menuruti kehendaknya.*****
"Kak mana pulpen Ara, kakak udah lama pinjam pulpen tapi kok gak balik lagi ke Ara sih." Ucap anak perempuan berusia 8 tahun sedang berteriak didalam kamar Agam yang tengah asik mengotak-atik handphonenya. Dia adik satu-satunya agam, Arabelle.
Ya Agam terbilang jarang punya pulpen sendiri karena pulpennya selalu hilang jika sudah dibawanya ke sekolah. Entah mengapa kelasnya rawan akan hilang pulpen, oleh sebab itu jika dia belajar dia akan meminjam pulpen kepada siswi berprestasi dikelasnya atau alternatif lainnya meminjam pulpen adiknya sendiri.
"Kak kok diem aja sih, mana pulpen Ara." ucap Ara kepada Agam sambil menggoyangkan tangannya Agam yang masih asik dengan handphonenya itu.
"KAKKK." Teriak Ara mendekatkan wajahnya ke telinga Agam.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Novela JuvenilSeorang gadis cantik yang tumbuh dewasa tanpa sosok seorang ibu disisinya. Yang tinggal dengan semua kemewahan papanya yang lebih sibuk dengan pekerjaannya yang membuat hidupnya serasa hampa. Sampai akhirnya dia menemukan cinta pertamanya yang ia ka...