Hari ini entah mengapa aku merasa begitu tidak ingin kemana-mana selain di kelas dan membaca novel favoritku. Aku betul-betul malas keluar dari kelasku ini. Dan memilih untuk menuntaskan cerita novel yang belum sempat tertuntaskan itu.
"Hey Nis." Teriakan dan gebrakan meja membuatku menoleh kepada Kina. Aku benar-benar terkejut karena ulahnya itu.
"Apaan si lo." Ketusku padanya.
"Nis Lo tuh bener-bener ngebosenin ya, kenapa lo gak keluar cari angin kek. Eh ini, malah milih dikelas yang sepi sunyi kayak gini." Cerocos Kina membuatku kesal.
Ya aku tahu jika sekolah sedang mengadakan kelas metting alias tidak belajar dan sekolah juga mengadakan perlombaan antar kelas oleh sebab itu kelas tampak sepi karena sibuk mempersiapkan segalanya.
"Ya emang gue harus kemana, gue gak mau keluar kelas tanpa tujuan kayak lo." Jawabku padanya.
"Sekarang lo punya tujuan Nis." Ucapnya dengan senyum miringnya.
"Lo kenapa cengar-cengir gak jelas kayak gitu"
"Udah Lo sekarang ikut gue, ayo." Paksa kina menarik tanganku.
Aku betul-betul tidak tahu apa maksud Kina. Dan dengan terpaksa aku hanya mengikutinya melewati koridor dan berhenti tepat dipinggir lapangan basket.
"Lo ngapain sih ngajakin gue kesini." Tanyaku kepada Kina
"Lo lihat itu."
Kina membidik jari telunjuknya tepat pada sekelompok cowok yang memakai seragam basket yang tengah beristirahat disudut lapangan. Ya aku tahu itu adalah tim basket SMA Trikord dan aku tahu disitu juga terdapat Agam dan teman-temannya Arion, Bima dan Reynan.
"Terus kenapa." ucapku seolah tak peduli.
Aku bukan cewek bodoh yang menyia-nyiakan pemandangan didepanku ini tetapi aku betul-betul bingung apa maksud Kina. Dan tujuan apa yang dia maksud. Apakah tujuannya hanya melihat Agam bermain basket? ya kalo itu sih, selalu aku lakukan tanpa Kina minta.
"Ini kesempatan lo untuk deketin Agam dan lakuin segala cara buat dapet perhatian dia."
Aku benar-benar bingung dengan cara berpikir temanku ini. Apakah aku harus mengikuti perkataannya?"Dan sekarang lo kasih ini ke dia, ini waktu yang tepat untuk lo Nisa" lanjutnya sembari menyodorkan sebotol air mineral ditelapak tanganku.
"Lo seriusan, terus jika dia nolak pemberian gue gimana?." Tanyaku pada Kina
"Setidaknya lo coba dulu Nisa."
"Kin lo gak tahu Agam, dia itu orangnya gak seperti yang lo bayangin."
"Udah deh, jangan kebanyakan ngebayangin yang belum tentu terjadi, lo gak mau kan jika lo akan terus-terusan seperti ini. Lo udah cukup lama mendam perasaan Lo itu Nisa, lo harus buat perubahan mulai dari sekarang. Lo harus janji sama gue, lo akan perjuangin cinta Lo itu." ucap kina kepadaku. Kina tampak begitu serius. Sedangkan aku, aku begitu bimbang saat ini. Aku betul-betul tidak tahu aku harus mengambil langkah apa.
Aku menghela nafas panjang dan mencerna semua perkataan Kina dan memikirkan semua matang-matang.
"Huh oke. Mulai saat ini gue akan berjanji untuk berusaha dapetin cinta pertama gue" Ucapku lantang dan menyemangati diriku sendiri. Sebagai awal dari perjuanganku.
"Nah gitu, gue akan selalu support lo Nis, buruan kesana nanti keburu pergi deh tuh si kulkas berjalan." ucap Kina sembari sedikit mendorong tubuhku dari belakang dan akupun mulai melangkahkan kakiku menjauh dari Kina
Dengan rasa gugup aku berjalan pelan untuk mendekati Agam yang masih tampak jauh dariku tetapi seakan begitu dekat, sehingga akupun mulai keringat dingin dengan mengepal erat botol air mineral yang ada di genggamanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Fiksi RemajaSeorang gadis cantik yang tumbuh dewasa tanpa sosok seorang ibu disisinya. Yang tinggal dengan semua kemewahan papanya yang lebih sibuk dengan pekerjaannya yang membuat hidupnya serasa hampa. Sampai akhirnya dia menemukan cinta pertamanya yang ia ka...