Kringgg
Gadis itu menekan benda berbunyi nyaring itu dengan tangannya yang masih enggan untuk diperintah. Dan akhirnya dia memaksakan mata coklatnya untuk terbuka dan sekilas melihat alarm yang tergeletak di meja nakas disamping tempat tidurnya.
"Oh Astaga,, ini sudah jam 6.30 aku terlambatt." teriak gadis itu histeris dan bergegas memasuki kamar mandi dengan posisi selimut yang masih mengiringinya hingga kedepan pintu kamar mandi yang tidak terlalu jauh dari tempat tidurnya.
Ini adalah hari pertama ia masuk kesekolah dengan menyandang nama sebagai anak kelas XI, di salah satu sekolah menengah atas yang terbilang sekolah Favorit tepatnya SMA Trikord.
Rata rata sekolah itu dihuni oleh siswa-siswa highclass yang sekolah hanya untuk mempamerkan barang barang bermereknya disekolah. Tetapi tidak dengan tokoh utama dalam cerita ini.
Dia adalah Tanisha Zuhaira gadis cantik dengan semua kesederhanaanya. Yang tidak pernah ingin mempamerkan harta orang tuannya dengan alasan karena, tidak ada yang bisa dibanggakan jika itu masih harta kedua orangtua.
Kelas baru dan mungkin juga teman baru yang akan Tanisha temui. Tetapi apa ini? Ia malah harus terlambat dihari pertamanya sekolah. Ini sangat memalukan. Yang tanisha tahu Sekolah masuk pukul 07.00, untuk sampai kesekolah memakan waktu 20 menit, belum lagi ia harus menunggu bus dihalte dekat rumahnya dan pasti dia sudah sangat terlambat. Oh ya ampun bagaimana bisa dia menghadapi guru killer dikelasnya nanti.
Beberapa menit dia keluar dari kamarnya dengan tampilan yang berbeda. Rambut berwarna hitam pekat yang terurai dengan pita berwarna abu-abu disamping kanan rambutnya yang membuat setiap lekuk wajahnya tampak indah dan lengkap dengan seragam yang ia kenakan. Ia berjalan menuruni beberapa anak tangga dan menghampiri meja makan.
Tanisha POV
"Pagi sayang." Tampak seorang pria paruh baya yang sedang asik mengoleskan selai blueberry di satu lapis roti yang berada di telapak tangannya.
Dia adalah papaku Rahendra Hilbram. Dan disisi lain meja makan juga terdapat asisten rumah tangga yang sedang sibuk menghidangkan makanan dimeja makan. dia adalah bik Murti.
Papa adalah satu satunya orang yang sangat aku sayangi dan tentang mama. Mamaku sudah meninggal sejak umurku masih 7 tahun karena serangan jantung. Sejak itu aku sangat kesepian karena hanya mama yang paling mengerti bagaimana aku.
Dan soal papa. aku tidak terlalu dekat dengan papaku sendiri karena pekerjaanya yang selalu bolak balik luar negeri untuk memantau cabang perusahaanya dan hanya pulang 4 bulan sekali. karena itu aku tidak mempunyai banyak waktu untuk bisa mengobrol dengan papaku sendiri.
"Pagi pa." Jawabku dan tersenyum simpul pada papa.
"Pa Bik, Aku langsung berangkat ya. Aku udah telat, nanti gerbangnya bisa bisa ditutup sebelum aku sampai ke sekolah." Lanjutku sembari menyandang tas sekolahku.
"Tapi Non. Non tanisha kan belum makan." Ucap Bik Murti yang melihatku berlalu pergi melewati pintu utama.
"Nanti aku makan disekolah aja bik" jawabku sambil berjalan cepat keluar rumah.
"Hati hati sayang." Ucap papa yang melihatku hilang dari penglihatannya.
Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai kesekolah dan melihat banyak siswa yang berlarian menuju gerbang yang pertanda pintu akan ditutup dengan segera. Melihat itu aku langsung berlari menuju gerbang yang lumayan sedikit jauh dari halte tempatku turun.
Dan pada akhirnya kesempatanku untuk lolos dari gerbang pun musnah karena pintu gerbang sudah ditutup oleh satpam penjaga gerbang sekolahku itu. Dan mirisnya aku sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Teen FictionSeorang gadis cantik yang tumbuh dewasa tanpa sosok seorang ibu disisinya. Yang tinggal dengan semua kemewahan papanya yang lebih sibuk dengan pekerjaannya yang membuat hidupnya serasa hampa. Sampai akhirnya dia menemukan cinta pertamanya yang ia ka...