Kemala #Part 21

6.3K 519 34
                                    

Menjemput kebahagiaan itu terkadang harus mengorbankan sesuatu. Pilihan sudah aku tetapkan dan aku yakin itu pilihan yang tepat.

=====🌼🌼🌼=====

"Mbak Mala," ucap Eko ketika melihat salah satu wajah dalam bingkai. Pram yang barusan membuka pintu dan mendengar suara Eko segera mendekat.

"Apa kamu kenal dengan istriku?" Pram mendekati OB itu lalu ikut jongkok memandang foto Mala.

"I... Iya Pak. Saya kenal." suara Eko terbata ketika melihat langsung atasannya. Enam bulan bekerja di perusahaan ini baru sekali melihat atasannya.

"Saya anak asuh kedua orangtua Mbak Mala. Saya berhasil menyelesaikan sekolah karena beliau. Tapi, sebelum saya lulus keduanya meninggal dalam kecelakaan bersama adiknya Mbak Mala,"

"Sejak saat itu saya tidak pernah bertemu lagi," Eko menceritakan yang sebenarnya. Sejak kedua orangtuanya meninggal, Mala memang tidak pernah dikasih tahu alamat anak-anak asuh kedua orangtuanya.

"Aku pikir kamu tahu keberadaan istriku," raut sedih kembali terlihat pada wajah Pram.

"Memang Mbak Mala istri Bapak? Maaf lancang. Soalnya yang saya tahu istri Pak Pram itu Ibu Karin,"

"Ya, memang keduanya istriku. Dulu," Setelah menjawab itu Pram berdiri.

"Lanjutkan pekerjaanmu," Pram keluar dengan membawa jaket ditangannya.

***
Suasana di desa itu semakin hidup dengan pembangunan masjid yang lama mereka inginkan. Semua warga gotong royong agar masjid segera berdiri. Para lelaki mengerjakan pembangunan sedangkan para wanita memasak bersama untuk konsumsi. Mereka saling membatu satu sama lain. Ada yang membawa hasil kebun untuk makan ringan seperti ketela, singkong, jagung dan juga pisang. Adapula yang menyumbang beras seadanya, maklum sebagian besar adalah petani dan buruh tani. Mala hanya belanja bahan pokok dan bumbu dapur yang tidak ada di desa. Minyak goreng, gula pasir, tepung terigu dan masih banyak lagi.

Semua yang warga desa sudah tahu akan cerita miris Mala. Bahwa dirinya harus meninggalkan anak semata wayangnya karena perjanjian sebelum pernikahan.

"Mbak Mala sakit?" pertanyaan Nining menyita perhatian.

"Enggak, Ning. Cuma agak pusing saja." jawab Mala sambil menyeka wajahnya dengan ujung Jilbab.

"Istirahat dulu, Mbak. Pucat banget mukanya." Nining memberikan saran dan langsung dilakukan oleh Mala.

Beberapa hari ini memang sepupunya itu terlihat kurang semangat. Makan juga tidak seperti pertama datang. Nining menangkap bahwa sepupunya masih sering menangis ketika malam walaupun disiang hari terlihat ceria untuk menutupi kesedihannya. Yang ditakutkan Nining jika Mala jatuh sakit dan perlu perawatan yang memadai. Itu artinya, Mala harus dibawa ke kota yang ada rumah sakitnya. Semoga saja tidak.

***
Pram segera menyelesaikan urusannya dengan Karim. Cintanya yang dulu sekarang musnah dan bergantian kecewa serta muak. Karin sempat menemui Pram di kantor dan meminta untuk memaafkan kesalahannya. Tetapi bukan sambutan hangat seperti biasanya, melainkan makian.

"Masih ada muka untuk menemuiku?" Pram bertanya membelakangi Karin.

"Maafkan aku, Mas. Selama ini aku tidak pernah terpuaskan olehmu,"

"Kalau kamu tidak puas karena penyakitku, seharusnya kamu cari cara untuk menyembuhkannya! Bukannya malah berselingkuh!" Pram berbalik untuk melampiaskan kemarahannya.

"Tapi aku berterimakasih sama kamu, setidaknya istri yang kamu carikan untukku bisa menjadi perantara kesembuhanku. Sekarang terbukti kalau aku bisa punya anak. Tapi sayang, aku sekarang lebih mencintainya daripada kamu," ucap Pram jujur yang membuat Karin terperangah.

"Tapi Mas sudah janji kalau akan menceraikannya setelah memiliki anak!" Karin mulai terisak lagi ketika mendapati kenyataan lain dari rencananya.

"Bukan Mala yang akan ku ceraikan, sayang. Tapi kamu," Pram menunjuk Karin dengan penekanan pada ucapannya.

"Aku nggak mau berpisah darimu, berikan aku sesempatan lagi," mohon Karin yang sekarang berlutut didepan Pram.

"Tidak akan ada kesempatan, mulai hari itu aku haramkan diriku menyentuhmu!" sultan amarah mulai menyala ketika mengingat istri yang dicintainya bercinta dengan lelaki lain.

"Sekarang pergi dari sini dan jangan pernah temui aku lagi!" keputusan Pram sudah final. Dan tidak akan terbujuk rayuan Karin lagi.

Setelah mendengar ucapan suaminya, Karin meninggalkan kantor Pram dengan derai airmata. Banyak karyawan yang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan istri atasannya itu.

Bersambung...

=====🌼🌼🌼=====

615 kata.

Yah, Eko tidak tahu keberadaan Mala. Berarti belum ada titik terang Pram bersatu lagi dengan Mala. Tapi tenang, masih panjang ceritanya. Nikmati alurnya.
Yang penting Karim dah ketahuan benangnya kan. Rajin ruh Karin 😅

Jangan lupa vote and comment, yang santun Dan jangan bikin mood hancur ya 😉. Terima kasih banyak.

Maaf jika masih banyak typo

Karanganyar 09.04.2020




{{ TAMAT}} KEMALA  (Aku Bukan Perebut Kebahagiaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang