Mala dan Pram setelah beberapa saat menjelaskan semuanya berbincang dengan Nining, Wawan dan warga sekitar akhirnya pamit pergi kerumah sakit untuk melihat kondisi putra mereka.
Sepanjang perjalanan mereka berdua melanjutkan cerita. Pram juga menjelaskan kenapa bisa sampai disini karena mendesak Simbok untuk berterus terang. Selain itu Pram juga menceritakan kejadian yang dialaminya yang menyebabkan dia harus menceraikan Karin. Bahkan Pram juga bercerita jika dirinya menjadi orang setengah gila karena kepergiannya. Mala yang mendengar itu tertipu malu yang membuat Pram gemas sendiri. Sudah lama tidak melihat istrinya membuatnya juga salah tingkah.
Dipertengaan jalan yang sepi Pram menghentikan mobilnya yang membuat Mala terkejut.
"Kenapa berhenti Mas? Apa ada masalah dengan mesin mobil?"
"Nggak ada apa-apa sayang. Minimnya juga aman. Emm... Bolehkah aku minta," Pram meletakkan telunjuk didepan bibirnya, seketika Mala memalingkan wajah karena malu. Hal itu malah menjadi tantangan tersendiri bagi Pram. Segeralah diraih dagu istrinya untuk menatap mata itu. Mata yang memberikan ketenangan. Mala akhirnya mengikuti keinginan suaminya. Bibir mereka bersatu untuk menyalurkan rasa rindu yang sekian lama itu. Cukup lama pagutan itu dilakukan sampai mereka terpisah karena patokan udara semakin menipis.
"Terima kasih, sayang." Pram mencium kening istrinya setelah mendapatkan keinginannya lalu menyalakan mesin dan melanjutkan perjalanan. Mala masih terdiam menikmati sisa ciuman suaminya tadi. Rasanya beda tidak seperti yang dulu, ataukah karena sudah lama tidak merasakan hal ini? Tetapi jangan lupa dengan ekspresi itu malah membuat Otak jadi gemas sendiri. Pipi Mala yang masih bersemi merah dan senyum manisnya.
"Nanti minta yang lebih," bisikan Pram semakin membuatnya salah tingkah dan akhirnya melihat jalan dibalik kaca samping.
Dua jam perjalanan akhirnya sampai juga dirubah sakit. Mereka segera menuju ke kamar rawat putranya. Terdengar suara tangisan dari luar, hati Mala terasa teroris mendengarnya. Dibukanya pintu itu dan melihat sang putra rewel dalam gendongan sopir pribadi Pram.
"Sayang, ini Bunda," suara lembut Mala menyita perhatian anak kecil itu. Dilihatnya sesaat lalu tangannya mengarah padanya minta untuk digendong. Dengan cekatan Mala meraih tubuh kecil itu dalam pangkuannya. Setelah ditimbang dan dinyanyikan beberapa saat Akbar terdiam walaupun masih sesenggukan sisa tangisnya. Ciuman Mala pada wajah putranya tak pernah surut. Pemandangan itu membuat Pram lega. Siti dan Maman juga senang melihat majikan perempuannya sudah kembali. Mereka berdoa dalam hati supaya keluarga majikannya ini selalu bahagia dan tidak terpisah lagi.
Semalam Pram disisihkan dengan pemandangan indah. Kedua orang yang disayanginya tidur saling berpelukan. Akbar sudah tidak panas lagi dan makan sudah lahap berkat kedatangan ibunya. Pram teringat dengan pesan Nining untuk memeriksakan perut Mala yang sering sakit. Dengan ini Pram mendaftarkan istrinya ke dokter spesialis kandungan untuk melakukan ultra sonografi agar tahu apa yang menyebabkan sering sakit.
"Kenapa ke dokter kandungan, Mas?" Tanya mala ketika sampai dibuang tunggu.
"kita lakukan USG agar tahu apa yang terjadi, jika ada masalah biar cepat ditangani." jawaban Pram membuat Mala pasrah dengan keputusan suaminya.
"Apa kamu nggak makan, sampai badan kurus seperti ini, maafkan Mas." Pram merasa bersalah membiarkan Mala lama menunggu kedatangannya.
Mereka berdua masuk ke ruang praktik dokter Shifa, dokter kandungan perempuan satu-satunya di kota ini. Mala segera berbaring untuk melakukan USG.
"Selamat ya, Bu. Ada kehidupan dirahim Bu Mala." ucap dokter setelah melihat layar monitor.
"Apa dok? Maksudnya istri saya hamil?" Pram mencoba mengartikan perkataan dokter.
"Iya, Pak. Usia kandungannya sekitar tiga belas minggu," Mala seakan tidak percaya dengan perkataan dokter. Dirinya hamil lagi dan itu artinya sewaktu berhubungan dengan suaminya malam sebelum dirinya pergi dari rumah.
Pram sangat senang mendengar kabar itu. Hadiah Tuhan yang sangat berarti baginya. Dulu dirinya di vonis tidak akan memiliki keturunan atau mandul dan sekarang terpatahkan.
Bersambung...
=====🌼🌼🌼=====
587 kata.
Belum editAlhamdulillah akhirnya update lagi. Jangan lupa vote dan komennya.
Terimakasih telah membaca Mala.
Karanganyar
18 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
{{ TAMAT}} KEMALA (Aku Bukan Perebut Kebahagiaan)
Historia CortaMenikah dengan orang yang tidak dikenal dan itu semata-mata demi melunasi hutang mendiang Ayahnya. Menjadi orang ketiga dalam sebuah ikatan pernikahan. Di satu sisi ia ingin menolak, tetapi disisi lain harus melakukannya karena demi orangtua. Kemal...