Kemala # Part 27

6.3K 510 22
                                    

Ternyata bahagia atau tidak hidup seseorang itu ditentukan oleh sikap orang itu sendiri. Maukah ia bersyukur atas semua hal yang telah dimilikinya?

=====🌼🌼🌼=====

Pagi ini mentari bersinar cerah setelah semalam hujan turun tiada henti dari magrib sampai subuh menjelang. Warga desa itu mulai beraktifitas seperti biasa. Ada yang pergi ke sawah, ke kebun dan juga pergi menyelesaikan pembangunan masjid yang akan di resmikan beberapa hari lagi. Para ibu muda menyuapi balitanya. Melihat itu Mala teringat putra kecilnya. Akbar.

Semilir angin menghantarkan sebuah rindu seorang ibu pada sang buah hati. Dalam sanubari yang paling dalam, Mala ingin bersama keluarga kecilnya seperti dulu. Apakah Tuhan mengizinkan hal itu? Hanya takdir yang bisa menyatukan mereka.

"Mbak Mala sakit?" pertanyaan Nining sontak membuyarkan lamunan Mala. Nining memeriksa kening sepupunya itu dengan punggung tangannya.

"Nggak, Ning." Kekeh Mala.

"Mbak nggak panas," Ucapnya setelah memeriksa kening Mala.

"Tapi wajah Mbak Mala makin pucat, apa perlu periksa?" lanjutnya memberi solusi.

"Sudahlah, aku ini mantan perawat, jadi tahu apa yang aku rasakan. Mungkin, hanya sebuah kerinduan seorang ibu pada putranya." jawab Mala sambil menerawang wajah lucu sang putra.

"Semoga masih bisa bertemu kembali, Mbak. Aku juga merindukan putraku, tapi kami sudah tidak bisa memeluk raganya lagi." bulir bening luruh di kedua pipi Nining. Mala yang melihat itu meminta maaf lalu mereka berpelukan, salah satu cara perempuan untuk saling menguatkan.

***

"Simbok yakin jika Dek Mala di kampung itu?" Pram meyakinkan kembali pada perempuan paruh baya itu. Tadi sore sambil menimang Akbar, mereka berbicara serius dan akhirnya Simbok berterus terang. Ternyata waktu Mala pergi dari rumah itu Simbok ikut terlibat didalam rencana Mala. Setelah kepergian Mala pada dini hari menjelang subuh, ia ikut minum obat tidur tetapi dosisnya diturunkan.

"InsyaAllah, Den." sahut Simbok penuh semangat. Ia ingin melihat anak mendiang majikannya bahagia dengan keluarga kecilnya.

Malam ini Pram mempersiapkan segala sesuatu untuk menemukan istrinya dan membawanya kembali untuk membesarkan Akbar bersama. Maman sebagai sopir pribadi Pram selalu siap mengantarkan majikannya kemanapun pergi. Mobil sedan yang selama ini dipakai untuk berangkat kerja, kini diganti dengan mobil berjenis minibus. Mobil panther berwarna hitam agar lebih banyak membawa barang ke kampung halaman sang istri. Rasa bahagia Pram melebihi ketika ia selesai mengucapkan janji suci dihadapkan penghulu. Bahkan pada saat itu ia tak merasakan adapun terhadap Mala, karena masih memiliki Karin sebagai istri yang pernah dicintainya. Tinggal selangkah lagi semuanya akan berakhir bahagia. Keluarganya akan lengkap kembali.

Pagi ini Pram terlihat bersemangat. Bagun subuh hari lalu menyiapkan makan untuk Akbar dan menunggu putranya bangun lalu memandikannya. Penampilannya pun juga sudah berubah. Rambut yang tak beraturan kini kembali rapi, jambang yang mulai tumbuh lebat itu sekarang sudah terpangkas habis. Ketampanan sang sempurna. Simbok yang melihat itu sangat bahagia. Kenapa tidak secepatnya mengatakan keberadaan Mala jika akan memberikan dampak yang sangat membahagiakan bagi majikan mudanya ini. Simbok mengagumi ketampanan Pram,  tetapi tentu ingat umurnya yang sudah tidak muda lagi. Bahkan sekarang dirinya sudah memiliki cucu dari anaknya yang pertamanya di kampung.

"Den Pram bahagia sekali pagi ini, semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecil ini." doanya dalam hati ketika melihat Pram memandikan Akbar sambil bercanda.

Bersambung

=====🌼🌼🌼=====

512 kata
Belum edit. Typo bertebaran.

Amanlah Pram berhasil membawa Mala pulang?

Jangan lupa vote and comment, ya. Ditunggu komennya yang santun. Oya, ketentuan setiap part hanya 500 kata, boleh lebih tetapi tidak boleh kurang. Jadi jangan protes kalau pendek 😁 (kadang idenya mentok mau nambah)

Terima kasih telah membaca KEMALA

Karanganyar
15 April 2020



{{ TAMAT}} KEMALA  (Aku Bukan Perebut Kebahagiaan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang