Perempuan yang baru saja selesai memarkirkan kendaraan roda empatnya itu buru-buru berjalan ke fakultas ekonomi. Sabtu malam ini, ia putuskan untuk melihat Antares manggung di fakultas ekonomi, entah untuk acara apa.
Setibanya ia di depan panggung, perempuan berkaos hitam ditambah jaket denim itu dapat melihat Antares yang sudah memegang alat musiknya masing-masing.
Tidak seperti para penggemar lainnya yang hampir berhimpitan satu sama lain demi melihat Antares manggung, perempuan itu memilih berdiam diri dari kejauhan. Cukup jauh dari kerumunan mahasiswa dan mahasiswi di depannya apalagi dengan jarak panggung.
Perempuan bernama Sita itu menikmati alunan lagu dalam diam. Setelah beberapa kali tidak memiliki kesempatan melihat Antares manggung secara langsung di kampus, akhirnya malam ini ia memiliki kesempatan itu.
"Kok bisa-bisanya masih kelihatan? Gue udah sejauh ini padahal," ucap Sita ketika beberapa mahasiswi mencari keberadaannya.
Jelas sosoknya dicari-cari oleh para penggemar Antares khususnya para mahasiswi. Sebab Ayi yang posisinya jauh di sana selalu menyunggingkan senyum ke arah yang sama, yakni ke arah dirinya berdiri.
Sita buru-buru memanglingkan muka ketika salah satu mahasisiwi itu menemukan keberadaannya. Wahh, nampaknya datang sendiri saat Antares manggung adalah pilihan yang berbahaya, pikir Sita.
Perempuan itu berdiri was-was karena beberapa mahasiswi yang mencari keberadaannya itu nampak bar-bar. Namun, dibandingkan pergi mencari tempat yang lebih aman, Sita lebih memilih tengggelam bersama alunan lagu Terlatih Patah Hati dengan suara Antares yang menghiasi pendengarannya.
Begitu penampilan Antares usai, Sita berjalan pelan sambil mencari-cari letak ruang transit yang tak jauh dari belakang panggung. Selama perjalanannya menuju ruang transit, Sita melihat sepasang manusia yang percakapannya terlalu mencolok.
Laki-laki yang Sita ketahui namanya Wira dan seorang perempuan yang sibuk menggenggam ponselnya. Mereka sibuk mendebatkan soal mantan dan juga gagal move on. Ayolah, suara ribut mereka terlalu besar hingga Sita terpaksa mendengarnya.
Selain percakapan Wira dan perempuan itu, Sita juga dapat mendengar ucapan beberapa mahasiswi yang berlalu lalang.
"Eh lo lihat Kak Ayi senyum gak sih tadi?"
"Iya lihat, manis banget woi."
"Baru kali ini lho kayanya Kak Ayi senyum kaya gitu."
"Iya bener, senyumnya beda gitu."
Mungkin jika Sita tengah bersama Leo, sudah habis dirinya diledek oleh Leo karena perkataan beberapa mahasiswi itu.
Sesampainya di depan ruang transit, Sita tak menyangka jika dua orang yang tak sengaja mengalihkan perhatian Sita itu melakukan aksi kejar-kejaran sampai sini. Sayup-sayup, Sita dapat mendengar suara seseorang yang ia kenal.
"Kalian habis ngapain?"
Lalu Sita menyakiskan mulut perempuan itu dibekap sebelum menyelesaikan ucapannya. Kemudian Wira menyeret perempuan itu menjauh dari ruang transit.
"Mereka kenapa?"
"Kejar-kejaran sambil bahas mantan dan gagal move on," sahut Sita sambil masuk ke dalam ruang transit.
Kemunculan Sita sambil menjelaskan apa yang terjadi pada Wira dan Aira membuat keempat laki-laki yang tadinya saling bertatapan kini memandang dirinya.
"Kok enggak bilang mau ke sini?" tanya Ayi. Pertanyaan yang muncul sejak ia manggung dan mendapati Sita berdiri dari kejauhan.
"Mau bilang surprise, tapi gak bawa apa-apa. Kelupaan bawa cheesecake-nya ke sini," ucap Sita sambil menatap Ayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soundtrack: Dusk and Dawn
Ficción GeneralAyres adalah fajar. Sita adalah senja. Mereka dipertemukan untuk membuktikan apakah senja dan fajar bisa bersama. [Soundtrack ; Day6's collaboration project] ©Written by Pitachynt April 3rd, 2020