13

1.9K 180 3
                                    

TERBONGKAR


Walaupun kejadian Jimin sama Jungmyeon pada saat pesta itu membuat Jimin sedikit trouma tapi Jimin harus terlihat biasa saja di depan Jungkook seolah-olah tidak terjadi apapun, dia juga harus benar-benar melupakan hal itu karena Jimi ingin secepatnya selesai dia tidak ingin trus trusan di teror oleh Jungmyeon. dan Jimin juga tidak mau hidup dalam ketakutan. pagi ini seperti biasa Jimin akan membuatkan sarapan untuk Jungkook dan makan bersama lalu Jungkook pergi ke kantornya tidak lupa kecupan di bibir.

"Kookie, aku akan keluar membeli bahan makanan"

"Akhir-akhir ini kau sering bilang jika ingin pergi kemanapun, dulu kau tidak mengatakan apapun dan slalu pergi begitu saja, tapi aku suka kau yang sekarang" Jimin tersenyum, Jimin pun tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu trus dari awal datang ke sini sampai sekrang dia slalu bersifat seakan-akan jauh berberbeda dengan sosok Minji. namun untungnya Jungkook tidak mempermasalahkan hal itu.

"Baby, kau juga boleh berbelanja apapun tidak hanya keperluan untuk dapur, tapi kau juga boleh berbelanja baju, tas atau sepatu ke sukaanmu, jika kau mau aku antar, aku pun akan bersedia" tawar Jungkook

"Tidak perlu Kookie, kau harus tetap bekerja dan fokus saja agar Ayahmu semakin bangga punya anak yang sukses dan bisa meneruskan usahanya"

"Baiklah baby, kau jaga diri di rumah" setelah mengatakan hal tersebut Jungkook langsung mencium Jimin singkat dan pergi ke Kantornya. Jimin langsung membereskan semuanya dan setelah rapih dia pergi ke supermarket untuk membeli bahan pokok, Jimin hanya berjalan kaki karena tidak begitu jauh dari Apartemen Jungkook.

Jimin merasa ada seseorang yang mengikuti dirinya namun saat Jimin menengok ke belakang atau arah lain dia tidak melihat yang mencurigakan krena semua orang berlalu lalang dan jalan itu cukup ramai. tapi hati Jimin tidak enak, akhirnya dia berjalan terburu-buru.

Di lain tempat.

suara ponsel terus saja berdering, namun di karenakan yang punya ponsel itu sedang sibuk akhirnya dia mengabaikan panggilan telpon tersebut.

"Kenapa kau trus menelponku" setelah kesibukannya mengurang akhirnya dia mengangkat telponnya.

"Maaf sebelumnya bos, tapi kami sudah mendapatkan apa yang bos inginkan"

"Bagus, di mana dia sekarang"

"Saya akan kirim alamatnya bos" setelah itu pria itu mematikan ponselnya lalu berjalan tergesa gesa dan pergi berlalu meninggalkan kantornya.

@Back to Jimin.

Perasaan Jimin memang tidaklah salah, kini dia sedang di kurung di ruangan yang terlihat gelap, cahayapun sangat minim dan udaranya pengap. Jimin di ikat di sebuah kursi sangat kuat bahkan tidak bisa meronta, tubuhnya juga sangat terasa lelah, mungkin krena minimnya udara di ruangan tersebut. Jimin tidak tau kenapa dia di kurung seperti ini dan Jimin tidak mengetahui siapa yang melakukannya.

"Dimana dia?" Jimin mendengar seseorang berkata namun tidak bisa jelas melihatnya.

"Saya sudah ikat dia di kursi bos, dia ada di dalam"

"Bodoh, aku sudah bilang kau boleh menculiknya tapi jangan di biarkan dia terluka"

"Maafkan saya bos"

"Hyung.. dia sudah di tangkap" seseorang yang lain pun datang namun suara mereka terdengar samar.

"Iyah, dia ada di dalam aku sarankan kau jangan masuk"

"Tidak, aku juga harus menemuinya"

"Terserah, tapi aku akan memaikan bagianku dulu"

"Iyah" lalu mereka berdua masuk, Jimin melihat dua orang manja masuk ke ruangan itu, namun masih terlihat samar karena ruangan sangat minim, namun saat Jimin melihat salah satunya mendekat dia sangat Shok dia Jungmyeon tapi Jimin tidak bisa melihat siapa satu orang lagi.

"Jadi Kitten, kau berhasil aku tangkap, kau nakal juga" Jungmyeon mendekat ke arah Jimin, namun Jimin tetap terdiam.

"Apa kau tidak mengenalku? Heoh!" Jungmyeon sedikit geram karena setiap kali dia bertanya Jimin hanya terdiam.

"Oh Yah aku lupa, aku mendapatkan kabar jika kau hilang ingatan begitu iya kan?"

"Ka.. kau Jungmyeon aku Kittenmu dan kau masterku" balas Jimin dengan ragu.

"Hahahah Minjiku sayang, kau hanya mengetahui diriku sampai segitu saja, apa kau bodoh? Siapa kau Heoh?" Jungmyeon memegang wajah Jimin dengan begitu erat dan Jimin terdiam dia hanya menangis, dan dalam hatinya dia meminta tolong juga berharap jika Jungkook akan menolingnya.

"Aku seperti apa yang kau ketahui Kim Jungmyeon" jawab Jimin dengan air mata yang masih mengalir.

"Kau pikir aku bodoh, ini semua.... bohong..." Jungmyeon menarik rambut palsu Jimin hingga rambut aslinya terlihat.

"Kau pikir, aku akan bodoh seperti si Joen itu? Ini semua juga adalah kebohanganmu" Jungnyeon merobek gaun yang Jimin pakai hingga terlihat sangat berantakan.

"Jadi kittenku, siapa namamu dan apa tujuanmu melakukan penipuan ini?" Jungmyeon sangat begitu geram atas tingkah laku Jimin yang berpura-pura menjadi Minji, Jungmyeon itu tidak bodoh dia mencari siapa jati diri Jimin sebenarnya. karna Jungmyeon tau semuanya dia tau jika Minji sudah meninggal dan dia tidak memiliki saudara kembar.

"Aku tidak bermaksud melakukan apapun, aku hanya ingin membantu Jungkook agar dia terhibur agar dia tidak terpuruk lagi" Begitulah ucapan Jimin.

"BOHONG, KAU PASTI ORANG SURUHAN MUSUH AYAHKU DAN MEMCOBA MEMPERMAINKANKU IYA KAN?" Disitu Jimin merasa sangat hancur ada hal yang tidak di ketahui namun di hadapannya Jungmyeon dan Jungkook mereka berdua bekerja sama? Jimin benar-benar merasa terjebak apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka, yang Jimin ketahui Jungmyeon dan Jungkook, Jimin sangat bingung.

"Kook, jangan dulu emosi" Jungmyeon menahan Jungkook agar tidak berbuat apa-apa pada Jimin.

"Kau pikir aku sangat membenci Jungkook? kau tidak tau apapun ternyata, Dia datang padaku dan mengatakan semuanya tentang Minji, Jungkook menyadarkanku krena aku tlah menyianyiakan cintanya, Jungkook sedih bukan hanya krena Minji meninggal tapi dia tau jika selama ini Minji hanya mencintaiku jadi dia sangat begitu sedih, dan dia slalu menemuiku untuk mengajakku minum lalu kau tiba-tiba saja datang, apa tujuanmu itu sebenarnya ingin menghancurkan Jungkook?" Jimin hanya diam menunduk, dia benar-benar tidak tau apapun soal mereka bahkan semua orang-orang yang di temui Jimin akhir akhir ini pun sama mereka tidak pernah mengatakan apapun. apa ini sebuah jebakan? apa sebenarnya musuh Jungkook adalah Taehyung? krena yang menyetujui semua ini adalah Taehyung, Jimin benar-benar terjebak, Jimin merasa dirinya adalah umpan disini.

"Kau benar kalian benar aku ini orang suruhan, aku harus berpura-pura menjadi yeoja dan mengaku sebagai Minji" jawaban Jimin membuat Jungkook emosi dan meninjunya hingga bibir Jimin terobek.

"Jungkook, jangan kita tidak akan mendapatkan informasi apapun dari dia jija kita membunuhnya" Jungmyeon menahan Jungkook

"Aku sangat marah Hyung, biarkan saja, berani beraninya dia berbuat seperti itu Hyung"

"Tapi tujuanku bukan untuk menghancurkanmu, tujuanku hanya ingin melihat mu kembali seperti semula kookie, dan aku sudah melakukannya aku tidak tau dia yang menyuruhku untuk apa lagi ke depannya tapi sepertinya aku sudah gagal krena aku ketahuan oleh mu" ucap Jimin

"Sialan kau, siapa yang menyuruhmu Heoh? katakan" Jungkook tadinya akan menghajar Jimin lagi namun terhalang oleh Jungmyeon dan sebuah telpon.

"Hyung, aku ada urusan di kantor, kau trus tanyakan apa tujuannya dan tanya juga siapa yang menyuruhnya aku sudah sangat emosi" Jungkook pergi meninggalkan Jimin dan Jungmyeon berdua saja, di saat itu Jimin tidak mau mengatakan apapun lagi dan hanya diam dia sudah pasrah apa yang terjadi karena dia sudah masuk ke dalam jebakan ini dari awal.







Bersambung......

Jangan bantai sayah please, krena isi ceritanya kayak gini heheh, kaburrr ahhh...

Im Not Park MinjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang