dua puluh delapan; pesan

2.8K 432 36
                                    


Mengingat acara festival yang akan berlangsung sekitar dua minggu lagi, maka pada hari ini beberapa kelompok —–yang sebelumnya sudah diberi amanah untuk tampil—– akan mengadakan pertemuan. Mereka akan kembali diarahkan tentang kapan dan pas apa mereka akan tampil.

Di tempatnya sekarang, Janu sedang meneliti lagi sebuah gambar untuk pamflet yang akan dipasangnya nanti. Ia mengecek kembali adakah yang salah atau tidak.

Setelah dirasa cukup bagus hasilnya, Janu mengembalikan laptopnya kepada Lia. Cewek itu yang akan mengurusi selanjutnya; mencetaknya.

"Ini belum ada yang dateng?" tanya Janu melihat belum ada salah satu anggota tim karawitan atau tim dance yang datang.

Sebenarnya, Janu sudah berpesan bahwa istirahat kedua akan berkumpul. Biasanya, setelah selesai sholat dzuhur berjamaah, semuanya akan langsung menuju ke lokasi. Namun, kali ini malah ngaret.

"Belum ada tanda-tandanya, Nu. Ga tau mereka lupa atau gimana," jawab Rendy.

"Masa iya lupa. Tadi pagi Janu ingetin lagi padahal," tambah Lia.

Mungkin, mereka sedang pergi ke kantin. Tapi, sebenarnya Janu tak suka jika mengulur-ulur. Selain membuang banyak waktu, ia hanya ingin meminimalisir rasa bersalah karena mengambil sedikit jam pelajaran. Asal tahu saja, ujung-ujungnya pasti OSIS yang kena.

Tak berapa lama, rombongan anak yang ditunggu datang seperti akan demo. Suaranya juga terdengar sangat berisik sampai ke dalam ruang OSIS. Tak beretika ya, hahah.

Seriusan, ini kayak mau ngelabrak Janu.

Begitu mereka masuk, Janu dan beberapa anggota lainnya langsung menempatkan diri.

Dikarenakan kondisi ruang OSIS yang tak sebesar aula, terpaksa mereka harus duduk berdempetan, bahkan ada yang sampai berdiri dan lesehan. Ya maklum saja, anggotanya kan tidak sebanyak ini.

"Sebelumnya, Assalamualaikum Wr. Wb!" sapa Janu membuka pertemuan hari ini.

"Waalaikusalam Wr. Wb!"

"Seperti yang udah gue bilang, hari ini gue bakal ngasih tau ke kalian tentang hari H yang jelas ada sangkut pautnya dengan partisipasi kalian. Kayak yang udah kita tau, acara puncaknya bakal berlangsung sekitar dua minggu lagi. Dan gue harap, dengan waktu segini kita semua bisa matengin segala persiapannya. Aamiin!"

Janu membuka buku catatan miliknya. Ia membacanya sekilas lalu kembali menatap kearah teman-temannya yang lain.

"Sebelum hari H nanti, kita bakal ngadain gladi resik sama persiapan lain-lain. Kalian akan tampil dalam waktu kurang lebih delapan menit. Tim karawitan yang bakal tampil duluan. Jadi, nanti pembawa acara akan buka acara dan bacain susunannya. Setelah itu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang dilanjut sama tim karawitan."

"Lanjut sambutan sama penjelasan dari guru kesenian, baru tim dance bakalan tampil. Oh iya, kalian bisa ga nanti pas selesai kalian tampil, kalian ngajak anak-anak yang lain buat nari ngikutin kalian? Tari tradisional yang sekiranya gampang aja buat diikutin bareng-bareng."

Janu bertanya kearah anak-anak dance. Yang ditanya malah saling senggol. Mereka tak tahu, lebih tepatnya ya hanya ngikut saja.

"Gimana, Rey?" tanya Cherry menyikut lengan Resya.

"Kok gue sih, Cher?! Ya gue ga tau lah. Kan yang ngelatih kita kak Momo."

"Tapi kan lo penanggung jawabnya, ya lo yang harusnya jawab lah."

mas ketos; end Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang