12

678 41 3
                                    


Seoul, 18 Maret 2017
11.20 am

BRAK

" SOO RA "

Blackpink menoleh ke arah pintu dimana Jungkook yang datang dengan terengah-engah. Diikuti Bangtan di belakang mereka.

" Soo Ra kamu kenapa? " Tanya Jungkook melihat tisu berdarah yang sudah berserakan di lantai begitu banyaknya dan darah di lantai yang sangat kental.

" Sayang kamu kenapa? Jangan buat aku takut " ucap Jungkook dengan suara yang sedikit bergetar.

" Soo Ra nggak papa kok kookie. Mungkin tadi itu Soo Ra kecapean aja. Jadinya mimisan. Lagian udah berhenti kok "
Jawab Soo Ra memberikan senyumannya.

Jungkook membawa Soo Ra ke dalam pelukannya yang hangat. Ia mengusap rambut Soo Ra dan melapaskan pelukannya lalu mengakui kedua sisi wajah Soo Ra dengan kedua tangannya.

Ia memandang dengan teliti wajah Soo Ra dari dekat. Bahkan ia bisa mendengar suara detak jantung Soo Ra yang begitu cepat.

" Kita ke rumah sakit " titah Jungkook.

Tapi sebelum Jungkook membawa Soo Ra, Soo Ra lebih dulu menahan Jungkook.

" N-nggak usah ke rumah sakit kookie.
S.. Soo Ra nggak papa kok. Cuman kecapean aja " ujarnya dengan pelan.

" Soo Ra kita ke rumah sakit atau aku kurung kamu di rumah selama seminggu "

Soo Ra mendongakkan kepalanya menatap Jungkook yang kini balik menatapnya dengan tajam.

Ia jadi bingung sendiri dan takut saat menatap mata tajam Jungkook tadi. Itu seperti bukan dirinya.

Soo Ra harus apa? Bagaimana jika mereka tau tentang penyakit ini-batin Soo Ra.

" Hei ngapain malah bengong? Pilih yang mana? Ke rumah sakit atau aku kuru--- "

" Iya-iya ke rumah sakit. Tapi jangan kurung Soo Ra " ucapnya memotong perkataan Jungkook tadi. Jungkook menggeram marah. Berani sekali seseorang menyela perkataannya. Tapi setidaknya gadisnya menyetujui untuk pergi ke rumah sakit.

" Oke ayo " Jungkook langsung menggendong Soo Ra bridal style. Soo Ra yang terkejut berteriak mintak dilepaskan, tapi apalah daya kekuatan pria berkali kali lipat dari kekuatan perempuan.

______________

Los Angeles, 18 Maret 2017
08.30 am

Seorang pria yang bisa di bilang sudah berumur pertengahan kepala tiga itu sedang menyesap kopi di dekat jendelanya dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Ia menatap pemandangan indah di depannya ini. Dimana kota Los Angeles saat pagi hari memperlihatkan begitu banyak aktivitas orang-orang di luaran sana. Ia tersenyum saat mengingat dimana dulu ia dan keluarga kecilnya sangat bahagia, sampai seseorang dengan mudah menghancurkannya.

" tuan " panggil seorang pria yang hampir seumuran dengannya dari belakang. Ia tidak berbalik untuk melihat orang itu. Ia tau siapa itu. Sekretarisnya atau bisa di sebut tangan kanannya saat ini.

Ia hanya membalasnya dengan berdehem
" hmm "

" Aku akan melaporkan kegiatan gadis itu tuan " ucap sekretarisnya. Pria itu hanya mengangguk tanpa berniat membalik badannya. Ia masih asik meminum kopi dengan pemandangan indah di depannya.

" Setelah ia masuk ke sekolah barunya ia bertemu dengan seorang anak dari mafia terkenal di Korea. Aku rasa pria itu mencintainya saat pertama kali bertemu atau memang ia tau jika itu adalah gadis kecilnya. Setelah itu ada beberapa masalah karena ia dekat dengan pria itu sehingga ia banyak di benci di sekolah. Kadang ia juga mendapat bully dari teman yang lain. Dan hari ini aku mendapati bahwa gadis itu kembali berada di rumah sakit " penjelasan dari sekretarisnya membuat pria itu terdiam sebentar.

Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang