Part 19

5.3K 502 84
                                    


Udah seminggu genap Linggar tinggal bersama dengan Galang.
Rutinitas yang di lakukan pemuda itu setiap hari tidak banyak.
Ia selalu bangun di pagi hari untuk membuatkan sarapan, setelah Galang berangkat kerja Linggar memilih membereskan rumah.
Saat makan siang, ia lebih suka membeli hotdog di kios ujung jalan lalu memakannya di taman penghijauan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Seperti halnya hari ini, Linggar berjalan menyusuri trotoar hingga akhirnya ia mengantri di salah satu stan yang menjual hotdog, ia membeli sebuah namun belum sempat ia meninggalkan tempat itu seseorang dengan ceroboh menabraknya hingga membuat hotdog yang ia pegang jatuh ke tanah.

"Anjing...!"
Umpat Linggar dalam hati, orang yang menabraknya terlihat segera mengambil hotdog yang jatuh tersebut.

"Maaf...oh...sorry..."
Ucapnya meralat apa yang ia katakan sebelumnya.

Linggar melotot, ia melihat orang yang baru saja menabraknya dengan ekspresi kaget.
Cowok yang menabraknya itu tampak begitu familiar di matanya.
"Elo orang Indo...?"

"Iya elo orang Indo juga...?"

Linggar tersenyum sambil mengangguk.

"Gue bener-bener minta maaf soal hotdognya, biar gue beliin yang baru..."
Orang yang berdiri di depan Linggar itu menyunggingkan senyumnya dengan roman tak enak.

"Udah ga' apa-apa...gue bisa beli sendiri..."

"Nggak, gue harus gantiin ini...elo tunggu di sini bentar..."
Ucapnya segera beranjak dari hadapan Linggar.

Linggar hanya bisa menghela nafas pasrah, tapi di sisi lain ia tidak mengira akan bertemu dengan orang Indo di sini.
Setidaknya ia bisa ngomong dengan santai menggunakan bahasa Indo.

"Punya lo..."
Ucap orang yang tadi menjatuhkan hotdog milik Linggar.

Linggar tersenyum, ia menerima hotdog itu.
"Terimakasih..."

"Heem..."
Orang itu bicara sambil menoleh ke sekitar.
"Elo sendirian...?"
Tanyanya kemudian.

Linggar mengangguk saat di tanyai begitu.

"Oh...kenalin...gue Arka..."

Linggar terdiam untuk sesaat sebelum akhirnya menjabat tangan cowok yang mengaku bernama Arka itu.
"Linggar...nama lo hampir sama dengan nama orang yang gue kenal..."

"Hem...?
Nama gue kayaknya pasaran banget ya..."
Tawa Arka.
"Ya...udah...elo bisa nikmatin hotdognya, gue mau jalan ke taman deket sini...seneng bisa kenalan sama lo...Gar..."

"Taman...? Gue juga mau ke situ..."

"Wah...kebetulan...mau jalan bareng...?"

Tanpa ragu Linggar menganggkuk, kedua orang itu akhirnya berjalan beriringan ke taman yang mereka tuju.

"Oh...iya elo di sini kerja apa kuliah...?"

"Bukan keduanya..."
Jawab Linggar.
"Gue cuma ngunjungi temen lama, tempat tinggalnya ga' jauh dari sini..."

"Hem...tempat tinggal gue juga ada di sekitar sini, elo bisa berkunjung kalau elo mau..."

Linggar tertawa lirih...
"Iya lain kali..."

Ternyata Arka cowok yang di kenalnya barusan begitu enak di ajak ngobrol.
Dia tanpa sungkan bicara blak-blakan soal hal-hal yang bagi Linggar agak aneh jika di ceritakan pada orang yang baru di kenal.
Tapi Arka dengan mudah mengajaknya bicara tentang itu semua.

Tanpa sungkan ia bercanda dan sesekali menjahili Linggar.
Dan Linggar merasa kalau pertemuannya dengan Arka terasa begitu mengesankan.
Kebosanannya jadi menghilang jika berada di samping pemuda itu.

The Destiny (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang