Part 24

4.6K 459 103
                                    

Warning....!!!
Part di bawah ini berisi konten dewasa, mohon tidak melanjutkan membaca bagi yang tidak terbiasa.


Linggar menyerahkan sekaleng minuman lagi untuk Arka begitu ia keluar dari dapur.

"Makasih..."

"Heemm..."
Linggar melangkah ke tempat duduknya tadi, ia tanpa ragu mengambil minumannya dan meneguknya sambil duduk di samping Arka.
Pemuda itu menghela nafas seraya melihat jam di ponselnya, masih 3 jam lagi sampai Galang pulang.
Ia merasa tidak enak membiarkan Arka tetap di sini bersamanya di saat Galang ga' ada.

Linggar yang saat itu akan meletakkan minumannya ke meja, tiba-tiba saja merasa pening.
Matanya buram, hingga ia menjatuhkan kaleng minuman yang akan ia letakkan ke atas meja.
Linggar mengericipkan matanya beberapa kali.

"Elo kenapa...?"
Tanya Arka yang beringsut mendekati Linggar.

Linggar berusaha mendorong Arka, namun ia seperti tidak punya tenaga.
Pandangannya seperti berputar-putar.
Ia mengusap-usap matanya dengan kedua tangannya sambil menggeleng beberapa kali.

"Linggar...??"

Linggar menoleh ke arah orang yang memanggilnya.
Matanya mulai tampak sayu, ia terdiam sambil terus menatap Arka.
Hingga akhirnya ia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Arka.
"Arga...elo...di sini...??"

"Gue Arka bukan Arga..."

Linggar meraih kerah baju Arka dan menariknya.
"Bangsat lo...kenapa elo pergi ninggalin gue...??"

Arka tampak kebingungan, efek obat yang ia berikan ke Linggar tidak pernah ia kira akan berdampak seperti itu untuknya.

Linggar mengusap-usap wajah Arka dengan air mata berlinang.
"Kenapa elo baru muncul...? Elo tau gimana susahnya gue buat nyari elo...?"

Arka tertegun, ia bahkan hanya terdiam saat Linggar menangis terisak di dalam pelukannya.

"Apa salah gue ke lo sampai elo ninggalin gue...?
Elo bilang sendiri ke gue kalau elo ga' bakalan bikin gue nangis lagi..."

"Sorry..."
Ucap Arka sambil melepas dekapan Linggar.

"Sorry kata lo...elo harus bayar semua yang udah elo lakuin ke gue...semuanya...elo ga' boleh pergi selamanya...dari gue..."

"Gue ga' akan pernah ninggalin elo..."

Mendengar ucapan itu tanpa ragu Linggar mendekatkan wajahnya ke Arka dan sebuah ciuman ia daratkan ke bibir pemuda itu.

Jantung Arka seperti akan meledak, ia baru kali ini merasakan ciuman penuh dengan perasaan seperti itu.
Itu lebih nikmat dari ciuman yang pernah ia lakukan dengan teman-teman nges*xnya.
Arka mendorong tubuh Linggar, pemuda itu menciumi leher Linggar dan meninggalkan beberapa bekas di sana.

Suara erangan dan rintihan yang keluar dari bibir Linggar membuatnya tidak mampu lagi menahan diri.
Pemuda itu mengambil ponselnya dan mengarahkan kameranya ke tempatnya berada dengan menyandarkan ponselnya ke kaleng minuman yang belum sempat ia buka.

Linggar menggeliat dengan mata yang hampir terpejam, pemuda itu seperti merasakan sensasi nikmat yang tak terkatakan di sentuh oleh orang yang ia kira Arga.
Di dalam benaknya Arga lah yang ada di depannya saat ini.

Satu persatu Arka melepas pakaian Linggar, tubuh putih berisi milik Linggar membuat hasratnya bangkit.
Ia melepas kaus yang di pakainya lalu menjatuhkannya ke lantai bersama dengan pakaian milik Linggar yang tercecer tak beraturan.

Pemuda itu tanpa ragu membuka paha Linggar dan duduk di antaranya.
Ia mengambil bungkusan dari dalam saku celananya dan mengeluarkan isinya.
Itu ternyata satu saset pelumas dengan isi gel bening.

The Destiny (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang