Part 3

6.3K 568 72
                                    


Sore itu Linggar menggeliat dan membuka matanya yang ia rasa sangat berat, ia tidur sepanjang hari ini karena lelah yang ia rasakan berhasil menumbangkan tubuh kekarnya.
Apalagi tidur di cuaca yang dingin di dalam selimut penghangat memang tidak ada tandingannya.
Masa bodo lah itu kamar semalam di pakai Galang ngent*t sama bininya.
Linggar udah ga'  begitu mengurusi hal yang ga' guna.

Matanya yang masih mengantuk itu berusaha melihat ke arah siluet tubuh seseorang yang ada di depannya.
Ia melihat Galang sedang bertelanjang dada dan nampak sibuk mencari pakaian di dalam almari.
Tampaknya ia baru saja selesai mandi.

Menemukan pemandangan seperti itu entah kenapa Linggar malah memejamkan matanya kembali dan pura-pura tertidur.
Pemuda itu berusaha untuk tidak tergoda namun matanya malah membuka sedikit untuk melihat sosok sempurna di hadapannya.

"Cuuukkk...!!! Sejak kapan Galang punya tubuh se sexy itu...??
Iya juga...gue udah lama ga' lihat dia telanjang...dia bukan lagi anak SMA.
Si Galang emang bener-bener udah tumbuh menjadi pria dewasa"
Puji Linggar dalam hati, matanya yang menyipit itu perlahan turun ke arah gundukan yang tertutup handuk warna putih.
"Badan dia udah berubah banyak, bagaimana bagian dia yang itu...?"
Linggar melenguh kesal.
"Ogeb...!! Gue kayaknya perlu di tampol mikirin begitu sekarang...!"

Tapi rasa penasaran Linggar barusan terjawab ketika Galang dengan seenak jidat dia membuka handuknya dan memakai celana dalam yang baru aja di ambilnya dari dalam almari.
"Bangsat...anjing...!!! Kenapa itunya Galang jadi gede begitu...!!!???"
Linggar buru-buru menggeliat dan  memalingkan wajahnya ke arah sebaliknya untuk menghentikan ke goblokannya mengitip Galang yang tengah berganti baju.

Galang yang pada saat itu selesai memakai celananya buru-buru membebalkan lagi handuknya yang terjatuh di lantai.
Ia lupa kalau ada seseorang tengah tidur di atas tempat tidurnya.
"Dia ga' liatkan...!!??"
Pekik Galang sambil melotot ke arah Linggar.
Melihat Linggar yang tidak bergerak membuat Galang berfikir kalau Linggar saat itu masih tidur.
"Hah...lain kali gue harus lebih hati-hati...bisa di gampar gue nanti sama Linggar di katai mesum dan lain sebagainya"

Galang kali ini memakai celana olahraga panjang dengan garis putih di bagian sisinya, dan kali ini ia tidak lagi melepas handuknya.
Melaiankan ia melepas benda itu begitu dirinya selesai memakai celananya.
Dengan langkah gontai Galang berjalan sambil mengenakan kaus warna navy.

Mendengar suara pintu yang tertutup membuat Linggar yang wajahnya sudah merah padam menoleh ke arah pintu.
Ada sesuatu yang bereaksi pada tubuhnya, pemuda itu menilik ke dalam selimut dan mendengus kesal.
"Ini kont*l bodo banget...! Ngapain juga dia on...??"
Keluh Linggar, pemuda itu menutupi matanya dengan lengannya sambil menghela nafas lemah.
"Udah hampir 2 bulan gue ga' ketemu sama Arga, mungkin karena udah lama ga' di sentuh jadi begini..."
Linggar menoleh ke arah jendela yang memperlihatkan pemandangan senja.
Ia masih ingat membiarkan jendela itu terbuka saat ia tidur siang tadi.
Tapi sepertinya Galang sudah menutupnya karena cuaca menjelang malam memang terasa lebih dingin disana.

15 menit sejak Galang berganti pakaian di kamar itu akhirnya Linggar memutuskan untuk keluar dari dalam selimutnya.
Pemuda itu berjalan melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju ke arah dapur.
Disana ia melihat Galang tengah sibuk mengaduk-aduk sesuatu di dalam wajan penggorengan.
"Elo udah pulang...?"
Tanya Linggar sok ga' tau.

Galang segera menoleh ke arah orang yang bertanya.
"Oh...gue udah datang dari sejam yang lalu..."
Jawab Galang yang kembali fokus ke masakannya.
Pemuda itu mematikan stove dan mengambil piring lalu menumpahkan isi wajan ke atasnya.
"Elo mau mandi...?"

"Heem..."

Galang berjalan ke arah meja makan dan meletakkan piring berisi telur orak arik ke atas meja, ia kemudian mengambil handuk dari dalam kantong belanjaan yang ada di atas meja itu.
"Pakai ini..."
Ucap Galang seraya meletakkan beberapa peralatan mandi ke atas handuk yang ia pegang lalu ia sidorkan kepada Linggar.

The Destiny (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang