Part 11

5.3K 562 43
                                    

Linggar memperhatikan lalu lalang orang di jalan besar menuju ke tempat tinggal Galang.
Suasana malam ini akan ia ingat selalu, karena besok pagi dia bakalan balik ke Indo.
Ia dan Galang tampak berjalan beriringan di trotoar dalam keterdiaman, keduanya nampak larut dalam pikiran masing-masing hingga akhirnya Linggar mulai angkat bicara untuk membuat suasana sedikit mencair.
"Lang..."

"Heem...?"

"Makasih buat semuanya ya..."

Galang terdiam sesaat sebelum mengiyakan ucapan Linggar barusan.

"Gue ga' tau apa yang bakal terjadi sama gue kalau elo ga' ada..."

"Elo itu lebih kuat dari yang elo kira, meski gue ga' ada...
Gue tau elo bisa ngatasi semuanya sendiri..."

Linggar tersenyum, ia melirik ke arah lelaki yang berjalan di sampingnya itu.
"Iya...itu semua karena pengalaman gue di tinggal sama elo makanya pas Arga pergi gue ngerasa kalau itu ga' sesakit dulu dan hal ini malah bikin hati gue semakin kuat..."
Linggar mendesah lemah.

"Elo serius mau balik besok...ga' mau tinggal di sini lebih lama...?"

"Heem..."
Linggar kembali fokus ke jalan.
"Gue ga' mau ngerepotin elo..."

"Gue ga' ngerasa di repotin..."

"Elo harusnya ga' boleh terlampau baik ke gue, karena itu bikin gue ga' nyaman.
Gue berasa kayak pacaran lagi sama elo"
Linggar tertawa pelan.

Mata Galang melebar, ia menunduk dengan perasaan berkecamuk di dalam hatinya.
"Sorry kalau bikin elo ga' nyaman, gue ga' tau harus bersikap gimana sama elo..."

"Kita temen kan...? Jadi perlakuin gue kayak temen lo yang lain.
Jangan terlalu perduli sama gue, gue itu bukan lagi pacar lo jadi elo ga' perlu nepati janji yang pernah elo ucapin dulu.
Gue ga' mau terus-terusan jadi beban buat elo..."

Galang tersentak mendengar permintaan Linggar barusan, pemuda itu menoleh ke arah Linggar.
"Kenapa elo tiba-tiba bilang begitu, elo itu bukan beban...
Gue..."
Belum sempat Galang selesai bicara Linggar segera menghentikannya dengan mengangkat tangannya sebagai isyarat agar Galang berhenti bicara.

"Elo fokus aja sama cewek lo, dia yang harusnya elo jaga bukan gue"

"Gue bisa jaga kalian berdua..."

"Elo ga' boleh begitu, kalau gue punya cowok dan cowok itu jaga orang lain.
Gue ga' bakal terima..."
Linggar tersenyum ke arah Galang sambil memiringkan kepalanya sedikit.
"Elo sendiri yang bilang kalau gue itu kuat, gue bisa jaga diri gue sendiri.
Jadi gue ga' perlu di jagain sama elo lagi..."

Galang tidak tau harus bicara apa, dia hanya bisa diam.
Linggar sepertinya berniat memutus semua ikatan di antara mereka.
Karena bagi Galang yang menghubungkannya dengan Linggar adalah janjinya di masalalu.
Itulah alasan yang membenarkannya berbuat sesuatu untuk kebaikan Linggar.
Tapi sekarang Linggar memintanya untuk melupakan janji itu.

"Cewek lo...siapa namanya...?"

"Anna..."

"Sayang gue ga' sempet kenalan sama dia, kita cuma ketemu pas pertama kali gue dateng ke sini dan itupun cuma bentar.
Tapi gue bisa liat kalau dia beneran sayang dan cinta sama elo..."
Linggar menarik nafas dalam-dalam dan menghelanya dengan kasar.
"Gue denger dari Andra kalau dia yang ngejar-ngejar lo ya..?"

"Iya..."

"Gue harap kalian berdua bisa bahagia..."

Galang menunduk dalam-dalam sambil menggenggam kuat-kuat tangannya, ia tidak berniat menanggapi ucapan Linggar barusan.

The Destiny (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang