Part 25

5.1K 536 94
                                    


Galang segera berlari turun dari mobil begitu dirinya sampai di depan apartemennya.
Walaupun mobil yang di kendarai Grey belum sempat berhenti dengan benar.

Ia berlari menaiki tangga secepat yang dirinya bisa.
Galang melangkahkan kakinya dengan sangat lebar, bahkan ia melewati dua anak tangga sekaligus dengan tergesa.
Nafasnya sudah hampir habis ketika ia tiba di depan pintu apartemennya.

Galang melihat Rendi yang nampak tak berdaya duduk di depan pintu dengan wajah berlinang air mata.

"Lang...!! Linggar Lang...!!"
Pekik Rendi begitu ia melihat Galang datang dengan nafas tersengal-sengal.
Pemuda itu serentak berdiri sambil memegang lengan Galang seraya mengguncangnya.

Galang menelan ludahnya, ia mencoba untuk mengatur nafasnya.
"Elo tenang dulu Ren..."
Ucapnya mencoba menenangkan Rendi, pemuda itu segera mengeluarkan kunci apartemennya namun saat ia mencoba memasukkan kunci tersebut ternyata ia tidak bisa membukanya karena terganjal oleh kunci dari dalam.

Galang terlihat mulai emosi, ia menggedor pintu di depannya dengan kasar.
"Buka...!!!"
Bentaknya lantang, ia bahkan tanpa ragu menendang pintu di depannya dengan kuat.

"Percuma...gue dari tadi udah manggil-manggil nama Linggar tapi ga' ada respon dari dalam..."

Galang menarik nafas dalam-dalam sambil mundur kebelakang.
"Minggir dulu, gue mau dobrak pintunya..."
Dan tanpa di komando, Galang segera menerjang pintu di depannya.

Grey yang baru saja sampai hanya melihat apa yang di lakukan Galang,
Pemuda itu seperti orang yang sudah hilang harapan.
Grey masih belum tau tentang apa yang terjadi karena Galang memilih bungkam di sepanjang perjalanan mereka tadi.

Galang nampak kesakitan, ia memegangi bahunya seraya mundur kebelakang, ia sekali lagi menubrukkan tubuhnya ke pintu. Setelah dua kali mencoba akhirnya di percobaan ketiga ia bisa merusak salah satu engselnya.

Melihat itu tanpa pikir panjang Rendi menendang pintu di depannya hingga terbuka.

Rendi, Grey dan Galang yang kini berdiri di ambang pintu nampak membuka lebar mata mereka begitu ketiganya melihat apa yang terjadi di atas sofa.
Tampak di sana Linggar yang sedang tidak sadarkan diri sedang di tindih oleh seorang laki-laki.

Galang naik pitam, ia berjalan dengan cepat menarik bahu Arka dan melemparnya hingga terjatuh ke lantai.
"Bangsat lo...!!!"
Bentaknya tak terima atas perbuatan Arka.
Galang menoleh ke arah Linggar, ia begitu terpukul ketika melihat kondisi Linggar.
kekasihnya itu terkapar di atas sofa dengan tubuh di penuhi sperma.
Bahkan ada yang baru saja meleleh keluar dari bagian bawahnya.

Jantung Galang seperti di remas, ia masih tetap diam melihat apa yang terjadi...
Di tubuh Linggar terdapat banyak sekali tanda merah dan gigitan.
Bahkan di pahanyapun tak luput dari itu.

"Elo terlambat..."
Ucap Arka yang sudah berdiri dan membenarkan celananya.
"Gue udah nikmatin tubuh pacar lo"

Rendi yang melihat kondisi Linggar hanya bisa berjalan tertatih sambil meratap pilu.
"Linggar..."
Pekiknya tertahan, air mata pemuda itu mengalir deras membasahi wajahnya.

Galang menoleh ke arah Arka, ia menatap pemuda itu dengan raut muka tak percaya.
"Gue bunuh lo..."
Ucap Galang yang berjalan kedepan sambil melakukan kuda-kuda dan sebuah pukulan telak melayang ke wajah Arka.
Namun ternyata Arka mampu menghindarinya, dan ia pun tidak tinggal diam, pemuda itu segera melakukan serangan balik pada Galang dan ia berhasil melayangkan pukulan ke wajahnya hingga membuat bibir Galang pecah dan mengeluarkan darah.

Melihat Galang yang sedang dalam posisi gusar dan Arka yang memang lebih tenang membuat perkelahian mereka tidak seimbang.

Arka yang berniat maju akhirnya di halangi oleh Grey, pemuda itu mendorong Arka menjauh dari Galang.

The Destiny (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang