11

11 6 3
                                    

Happy reading!

Keduanya sama-sama meraup oksigen secara rakus, mengayunkan logam bermata runcing seukuran lengan cukup menghabiskan tenaga yang mereka miliki.  Yun menyandarkan punggungnya pada pohon kelapa, sementara sang kapten merebahkan diri pada pasir pantai. Pertarungan tadi cukup sengit tapi menantang, keduanya bahkan menyeringai dengan perasaan mendebarkan.

Tunggu,mendebarkan?

Apa yang baru saja si kapten pikirkan?
Ia menatap yun yang sedang menatap matahari terbenam di ujung samudra, bukannya merasa dendam ataupun kesal, ia malah merasa nyaman. Segera ia menggeleng kuat seakan isi kepalanya yang tidak beres itu bisa segera keluar.

Aniya,mendekatinya hanya bagian dari rencanaku,jangan gegabah bodoh!

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya yun heran melihat guanlin memukul kepalanya sendiri

"Sesuatu yang menghantuiku akhir-akhir ini" jawabnya berusaha tenang menetralkan pikirannya yang gelagapan

Yun mengernyitkan alis diiringi kekehan ringan "ternyata jadi kapten sulit juga" "kau sampai uring-uringan begitu" gadis itu berdiri dari duduknya yang nyaman, sedikit merapikan rambut panjang yang ia kuncir kuda, 'sial!' pikir guanlin. "Jangan terlalu serius,nanti kau botak di usia dini" 

'apa-apaan itu huh?!'  batin guanlin, kenapa ia jadi membayangkan dirinya yang plontos dengan tuxedo hitam? ayolah, penampilan seperti itu menjatuhkan reputasinya sebagai bangsawan.

"Oh ya,bagaimana kabar hyungseob hyung?" 

"Dia baik-baik saja, sangat baik malah" ucap yun menampilkan senyum tipis, mengingat bagaimana menggemaskannya hubungan Nhara dan kakak laki-lakinya itu.

Yang justru dengan senyumnya itu guanlin menaruh curiga padanya, bagaimana mungkin yun sebahagia itu memikirkan hyungseob hyung? 

Hyungseob kan tawanannya, seharusnya yun kesal ketika menyebutkan namanya bukannya tersenyum bahagia seolah-olah keduanya telah melewati waktu bersama yang membahagiakan.

"Dari yang kau bilang sepertinya hyungseob-hyung bahagia sekali denganmu ya?" guanlin segera mengatup kedua belah bibirnya dengan rapat, sedikit mengumpati dirinya dalam hati

'kenapa aku jadi iri begini dengan seobi-hyung? ayolah,yang benar saja!'

"Maksudmu?"

'mampus kau guanlin!' si kapten tetap memasang ekspresi tenangnya, meski merutuki dirinya dalam hati, lagipula kenapa mulutnya berkata seenaknya seperti tadi?! 

"Ya, karena jika di kapal ku dia sering protes saat ku perintah, tapi jika di kapalmu pasti kerjanya hanya makan dan tidur" ucapnya setengah berdusta berusaha mengalihkan pikirannya yang kacau karena mulutnya yang asal bicara.

Yun menaikkan kedua alisnya jahil dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada "Wah wah, kalau begitu hyungseob tidak usah ku kembalikan, karena dia terdengar menderita bersamamu, lebih baik bersama tim ku saja ya?"

"Rayuanmu tidak mempan nyonya, bagaimanapun hyungseob hyung harus kembali ke kapal ku" balasnya memasang wajah datar

"Bagaimana jika aku tidak mau?" ucap yun menantang

°Anything Is Possible° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang