12

14 7 5
                                    

Happy reading!

Sore itu angin laut tak sekencang hari-hari sebelumnya, air laut pun sudah tidak terlalu pasang, namun langitnya tak sebiru biasanya. Gadis itu sedikit terlambat, padahal biasanya ia selalu tepat waktu. Guanlin memejamkan matanya sebentar, lelaki jangkung itu sedang berdiri menghadap ke laut, merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya, tapi tunggu, dia merasa nyawanya terancam sekarang.

Dan benar saja, setelah ia membuka mata, ia mendapati sebuah pedang sudah menghinggapi tenggorokannya. Jantungnya terasa berhenti memompa darahnya saatnya itu juga.

Guanlin hanya bisa menelan ludah, nafasnya tercekat, percuma mengambil ancang-ancang, sudah terlambat, bergerak sedikit saja dapat dipastikan urat nadi di lehernya terputus oleh logam berkilauan itu.

"aarghhh! jangan sampai aku membunuhmu sekarang!" rahangnya mengeras, memilih menjauhkan pedangnya dan menjadikan batang pohon kelapa sebagai sasaran dimana pedangnya menancap.

Setelah ia berbalik, guanlin tidak menyangka kalau yun benar-benar bertekad membunuhnya lima detik yang lalu. Emosinya memuncak saat itu juga

"Yaak! kau mau memulai perang secepat itu?!"

"Kau yang lebih dulu menyerang!"

"Apa?!"

Guanlin kemudian terdiam, otaknya berusaha mencerna perkataan yun, sejak kapan ia menyerang? bahkan rencana pun belum ia susun.

Gadis itu tertawa meremehkan, pendengarannya terasa geli mendengar kalimat itu "Hah, 'apa' katamu?" mimik wajahnya benar-benar menunjukkan kalau ia sedang naik pitam "lalu apa artinya merusak kapal kami?"

Rasa penasaran sekaligus bingung menyerang guanlin saat itu juga, ia memilih mendekat

"Kenapa dengan kapalmu?"

jika saja ia mendapat persetujuan membunuh dari Nharaa, mungkin akan ia lakukan dengan senang hati sekarang, manusia di depannya ini benar-benar minta untuk dicicipi oleh pedang yang baru saja ia asah kemarin

"Kenapa kau bilang?!"

Gadis itu ingin sekali menjambak rambut guanlin saking emosinya

"Astaga"

"Kau semakin membuatku ragu guanlin" ia menggeleng pelan, benar-benar menatap lawan bicaranya.

"Kau menyalahkanku?" ucap guanlin tidak terima

Yun mengusap wajahnya frustasi, dia sedang kesal, keinginannya memberi pelajaran untuk si kapten sedang meledak-ledak

"Mana mungkin aku menyalahkan ribuan kepiting yang mencabik lambung kapal hingga kapal kami hampir tenggelam?!"

'kekacauan apa lagi ini?'

Guanlin speechless, dia bahkan sama sekali tidak tahu tentang kejadian itu! Lalu sekarang dia yang disalahkan?

"Hei, bisa jadi justru kelompok yang kau ajak bekerjasama itu yang merusaknya kan?"

Yun benar-benar berharap seseorang menahannya sekarang, kepalan tangannya terasa sangat ringan jika boleh mengayunkannya ke wajah guanlin, wajahnya memerah menahan amarah

"Kau gila?! bagaimana mungkin sementara mereka bersama kami hampir 24 jam!"

Perkataan yun ada benarnya juga, tapi ia juga salah karena menuduhnya sembarangan padahal dia tidak melakukan apapun, dan bisa jadi yun juga yang ceroboh karena terlalu cepat percaya dengan kelompok yang baru mereka kenal selama beberapa hari, ia pun teringat dengan apa yang dikatakan seulbi semalam

°Anything Is Possible° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang