13

10 7 0
                                    

"kau tak apa?"

Seulbi berhenti dari lamunannya, segera ia menegakkan punggungnya lalu menunjukkan senyum terbaik kepada renjun yang menatapnya khawatir. Bukannya apa, gadis itu sudah terdiam cukup lama di pembatas kapal, menatap kosong ke dalam hutan, seolah ada misteri besar yang harus segera ia ungkap di dalam sana.

"Hm, ya"

Pemuda itu sedikit tak yakin dengan ucapan seulbi, wajahnya bahkan terlihat sangat pucat. "Apa terjadi sesuatu?"

Seulbi menggedikkan bahu, menunjukkan gestur seolah ia sedang baik-baik saja "Sebenarnya sesuatu yang wajar, tapi cukup membuatku merasa terganggu"

Gadis itu kembali menarik napas panjang melihat renjun yang masih menunggu kalimat selanjutnya "Mereka sering menyerangku tanpa alasan, padahal aku tidak mengusiknya sama sekali"

Renjun menghela napas, sudah ia duga, tidak mungkin seulbi sama sekali tidak merasa tertekan, bagaimanapun beringasnya ia, ia tetaplah seorang manusia, punya perasaan "Tapi kau tidak apa-apa kan?"

"Ya, aku tidak apa-apa"

Entahlah, tapi renjun turut merasa lega melihat senyum tulus dari seulbi, yang sebenarnya tanpa ia sadari senyum itulah yang menyembunyikan ribuan misteri mengerikan.

"Sebenarnya kami sudah mendiskusikan ini semalam"

Gadis itu mengerutkan dahi, tidak seperti dugaannya, guanlin bertindak terlalu cepat "Benarkah? Aku bahkan tidak menyadarinya?"

Renjun memasang wajah tegasnya, walau terlihat sedikit lucu di mata seulbi, karena wajahnya justru menunjukkan raut khawatir dibandingkan sedang marah "Aku mencarimu semalam, tapi kau tidak ada!" ucapnya membuat seulbi terkekeh.

Renjun kembali mengubah mimik wajahnya, terlihat begitu pasrah dan putus asa "Lagipula emosi guanlin sedang tidak stabil,"

"Dia bahkan mengubah rencana untuk merebut peta itu"

Kali ini seulbi benar-benar terkejut, bisa gawat rencananya yang sudah dia susun sangat rapi "Aku pikir kaptenmu bukan orang yang seperti itu"

Pemuda itupun terlihat bingung "Entahlah, sesuatu berhasil mempengaruhinya"

"Walau sebenarnya aku juga kurang setuju dengan rencananya"

...

"Ah sialan!"

Yun mengumpat, ia kembali mendapat sentilan maut dari ketiga makhluk untuk ke sekian kalinya. Melihat itu, nana yang sejak awal permainan memang belum pernah sial kembali memutar pedang itu lalu tertawa puas "HAHAHAA KENA KAU!"

Sebenarnya hanya permainan sederhana, tapi berhasil membuat mereka ketagihan, masing-masing dari mereka memutar pedang sampai ujung pedang itu berhenti berputar dan menunjuk ke salah satu mereka, dan yang sial akan disentil oleh semua pemain.

Bahkan sudah hampir tengah malam, tapi belum ada yang mengantuk katanya, padahal hyungseob yang notabenenya sebagai pejantan sudah tertidur pulas di ruangannya.

"Dasar bocah, ingat umur" ucap nharaa yang sedari tadi hanya memperhatikan, namun akhirnya ikut bergabung pada lingkaran para gadis yang lesehan di dekat tiang layar kapal.

°Anything Is Possible° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang