|1.

640 38 1
                                    

_______________

Hari ini merupakan hari dimana seorang gadis memasuki sekolah barunya. Dia nefandra pranadipa.

Seperti biasanya, semua siswa akan berangkat pagi untuk menyiapkan segalanya. Namun berbeda dengan gadis yang satu ini. Justru gelungan selimut tebal masih melekat ditubuhnya.

Fandra membuka mata perlahan, baru saja ia akan menguap, namun matanya langsung membola lebar kala melihat wajah seseorang tepat berada didepan wajahnya.

"Whoa astaghfirullahaladzim! Bi rose rese ni" dia mengecek jantungnya "untung masih ada jantung fan" cebiknya.

Bo rose, rose sumiarti kepanjanganya.

"Hehe, maaf non. Oiya sebaiknya non cepat berangkat kesekolah. Udah siang soalnya" jawabnya.

Fandra segera membuka layar hapenya yang tergeletak diatas nakas. Benar saja, sekarang telah pukul 07 : 12.

"Anjir ini gimana bi" keluhnya, sembari berlari mengambil handuk menuju kamar mandi.

"Udah bibi bangunin non gak bangun bangun" ucap bi rose.

"Yaelah bi, bibi banguninya kaya anak sekolah mau ujian mana fan denger. Dikira kuping fan setajam silet kali" teriak fandra dari dalam kamar mandi.

Five minutes later...

Bi rose tengah membersihkan ruang makan, tiba tiba matanya menangkap putri majikanya turun dengan tergesa gesa.

Fandra berjalan cepat menuruni tangga, dengan keadaan yang seberantakan ini, bahkan bi rose baru pertama kali melihatnya.

Baju dikeluarkan, rambut tak disisir kaya singa, tas sepatu dijinjing, dan wajah pucat pasi seperti mayat.

"Loh non kok cepet banget, nggak mandi ya" tanya bi rose.

"Bodoamat bi, nggak ada waktu. Sekarang mana kunci motor fandra" sahutnya.

"Lah kata tuan non naik ojol, soalnya motor non dibawa bang keenan, tuan ba- "

"Yah bi, batre hape fan lowbat" keluhnya.

"Ini pake hape bibi aja non"

Dengan gerakan cepat bi rose mengambil handphone keramat miliknya - nokia -. Sekarang fandra sudah tidak bisa berkata kata lagi, dia-

"HUAAAAAA"

Dijalan.

"Loh pak pak, kok berhenti sih" ujar fandra.

Dia sekarang menaiki ojek yang berada sedikit jauh dari komplek rumahnya.

"Yah neng, ban motor bapak bocor neng. Neng boleh turun" katanya melirik roda depan yang memang kempes.

Fandra turun. "Yah terus saya gimana pak" cebiknya berkaca kaca, ia sangat kesal hari ini.

"Neng jalan kaki aja bisa kok, ini kan pakai jalan tikus. Tinggal beberapa meter lagi sampai kok. Terus neng gausah bayar" katanya.

"Oke, makasih pak" ujarnya lalu pergi.

Baru beberapa meter dari tempat tadi fandra selalu mengumpat. Bagaimana tidak, jalan yang katanya dekat justru sebaliknya. Ditambah keadaan jalan yang banyak berlubang.

"Si anjir, ini jalan apa jerawat anak pubertas sih. Nyebelin banget" keluhnya.

'Bruk

"Bangsat baju gue" umpatnya.

Tak sengaja fandra menginjak batu yang agak besar hingga membuatnya oleng. Ia terjatuh tepat diatas kubangan yang bersikan air kotor bekas hujan.

'Awas lo bang keenan. Lo pulang tinggal nama, Lo!' batinya kesal.

BARBARIC GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang