|12.

259 22 0
                                    

              _______________

"AAA BANGKE... GUE GABISA DIGINIIN"

Pletak

"Mulut lo ji"

"Gak seru ah calonya si belen"

"Drama gratisan, end!"

Jia yang mendapat tatapan gemas dari linda arsen dan leon hanya menyengir kuda. Mereka bertiga habis mengintip dicelah pintu ruang rawat fares yang sengaja dibuka sedikit. Dari urutan kepala ada arsen yang berada paling bawah, leon, jia, dan yang paling atas linda.

Mereka dibuat kesal oleh jia yang sedang asik menonton namun bocah itu menjerit keras hingga membuat dua sejoli yang terlihat romantis itu memergoki mereka.

"Ya maap, abisnya gue Speechles si"

"Bilang aja lo sirik. Noh minta sama si belen" sahut fandra jengah.

Belen yang merasa terpanggilpun menoleh kearahnya, menatap bingung jia yang sedang cekikikan.

Mereka memasuki ruang rawat faresta setelah kepergok menguping. Fares menatap arsen dan leon tajam. "Iya iya ampun, salah lagi dede". Tukas arsen saling mengetuk - ngetukan jari tangahnya, seperti anak kecil.

"Gemes banget gue sen, sama lo" sahut leon bergidik, "kaya, ada rasa pengin ngebacok ngebacoknya gitu" lanjutnya menirukan iklan le minerale.

"Vanpus vape- semprot satu detik! Bebas nyamuk sepuluh jam!"

Pletak

"Bachot ente"

"Ini nggak dilanjut lagi roman romanya?" Goda arsen menaik turunkan alisnya.

"Nggak ah, gaenak kalo ada bang arsen. Bawaanya pengin boker mulu" jawab fandra asal.

"Hahaha sen- fandra lo jangan kejujuran napa. Mewakili perasaan gue banget" ledak leon yang disambut tawa oleh yang lain.

Arsen memberengut, selalu saja dia yang kena bully. Sebuah seringaian konyol muncul wajahnya, "ah si  fandra nih suka bo'ong, itu merah merah dipipi apaan?" Ledeknya.

Fandra memilih diam mendelik kesal pada arsen, dia menutup kedua pipinya yang masih merona dengan hal manis yang sempat faresta lakukan.

Faresta tersenyum geli memperhatikan fandra yang salting dibuatnya.

Semuanya tertawa ringan, mendengar celotehan celotehan unfaedah mereka.

"Gimana keadaan lo far?" Ucap glen.

Fares tersenyum, "lumayan baikan"

"Alhamdulillah,... gue tuh bener bener takut kehilangan lo far. Apalagi si glen sama calon bubos, udah kaya jelangkung, dateng pergi nungguin lo 24 jam" kekehnya pada akhir kalimat, mencampurkan gaya rayuan mautnya.

"Bener banget far, kasian gue sama mereka berdua. Udah kaya mayat hidup. Si glen gak mau makan, eh si fandra ngelindurin nama lo terus" sahut arsen memanasi.

Glen memutar bola matanya malas, sedangkan fandra terdiam mengumpati arsen dan leon yang tidak ada habisnya menjahili orang.

Faresta menatap glen dan fandra bergantian, menyunggingkan senyum tipis mautnya. "Makasih... buat kalian semua yang selalu ada buat gue".

"Sama sama far" sahut mereka semua.

Mata arsen berkaca kaca, "Gue terhura far..."

"Cengeng!" Cibir fares.
"Gimana keadaan demonair?"

"Aman, semua terkendali. Gak ada kericuhan waktu lo koma, si brengsek genka juga gapernah lagi ngusik demonair" jelas belen.

"Kita tetep harus waspada, firasat gue genka bakal ngelakuin hal lebih mengetahui bahwa faresta masih selamat" sahut glen berkata lebih panjang dari biasanya membuat arsen melongo.

BARBARIC GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang