_______________
"Woah... parah far, ini si indah banget!"
"Kenapa lo nggak bilang punya pemandangan seindah ini dirumah lo sendiri? Tau gitu gue buka tempat wisata dah"
Fandra menatap kagum pemandangan didepan matanya, sebuah balkon kamar yang langsung tertuju pada keindahan kota jakarta yang padat.
Dari balkon kamar fares yang memang bertingkat cukup tinggi dapat memperlihatkan keindahan kota. Dengan fasilitas dua buah sofa yang mungkin sering digunakan fares untuk bersantai, ada juga tanaman hias yang menggantung cantik ditembok. Posisinya yang epick dan cocok untuk menikmati angin malam membuat fandra merasa nyaman dan ingin secepatnya pulang untuk menyuruh bang keenan membuatkan balkon seperti ini untuknya.
Fandra terus mendongakan kepalanya, menatap indah hiasan langit malam yang sempurna oleh ciptaan tuhan. Fares tersenyum tipis melihat pemandangan itu, fandra yang berdiri disampingnya memegang erat pembatas balkon dengan raut wajah yang terlihat sangat senang, wajah cantiknya yang terpantul cahaya bulan membuatnya berseri, ditambah pula rambut hitam panjangnya yang bergelombang terhembus angin.
'Cantik'
Cahaya bulan menyorot tajam dilangit yang cukup cerah malam ini, seakan ingin menunjukan keindahanya pada semua yang berada dibumi. Dengan taburan bintang yang menghiasi langit gelap dimalam hari. Semilir angin menyejukan setiap rasa dari mahluk hidup dalam dunia ini, membuat mereka senantiasa berucap pujian pada yang kuasa.
Semua terasa begitu nyata dalam pandangan gadis bermanik hazel itu, indah!
Fares terkekeh "Lo suka?"
Mengangguk semangat, "Banget- jadi pengin loncat!" Candanya.
Fares seketika mengernyit, dia yang memang belum terlalu kenal dengan fandra mencoba menjahilinya, walaupun kenyataanya anak ini sama sekali tidak dapat ditebak setiap tingkah laku astaghfirullahnya.
Fares tersenyum miring, "Loncat aja"
Fandra menoleh cepat, binaran mata hazelnya menatap manik mata hitam murni terang milik fares dengan "bener?" Dia tersenyum geli.
'Gapapa dong, ngerjain cogan dikit mah kagak dosa mwehe'
Fandra dengan konyolnya mengangkat sebelah kaki kananya menaiki pembatas pagar, farespun tiba tiba panik dengan respon yang fandra berikan. Apa yang difikirkan anak ini?!
"Lo gila?!"
"Eh- eh"
Fares menarik tanganya hingga otomatis fandra memegang bahu fares untuk menjaga keseimbanganya, farespun sama dia memegang satu lengan dan pundak fandra kuat seakan dapat hilang jika tak dia cekal kuat.
Posisinya mereka seperti berpelukan, hanya seperti dong bukan realita huhu.
Seketika senyum jail itu menghilang digantikan wajah melongo tak karuan sebab terkejut. Jantung fandra berdetak kuat sampai sampai dapat fandra perkirakan kalau saja mereka benar berpelukan detakan jantung itu akan berhenti total.
Beneran tadi fandra cuman bercanda, kok jadi diberi bonus gini?!
'Ya allah mak! Gak kuat ampun!'
Fares terdiam masih diposisi yang sama, dia masih bingung dan terkejut atas kejadian konyol yang baru menimpanya. Wajah mereka terbilang dekat hingga jika dilihat dari belakang seperti orang yang sedang berciuman.
"Wait - wait! Yang ini suwer gue gak liat lagi bang, ampun!" Vian berseru sembari menutup wajahnya hanya dengan satu tangan, ketika melihat dari arah belakang kakaknya itu terlihat sedang memeluk- bahkan terlihat mencium seseorang, hanya oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
BARBARIC GIRL
Teen Fiction[WARNING! CERITA INI MEMBUAT EMOSA KALIAN TERADUK - ADUK! BANYAK UNSUR BAPER- KETOLOLAN YANG HQQ] NEFANDRA PRANADIPA. Gadis mempesona yang sifat pethakilanya melebihi mr. Chaplin, dengan kapasitas otaknya hampir sama dengan mr. Bean. Si cantik baik...