Obsession - Drugs

2.3K 119 3
                                    

Zerrin mengusap wine di sekitar bibirnya, tatapan nya yang tajam dan menusuk menatap gadis di depan sana yang sedang asik bersama teman-temanya. Dia saat ini sedang berada di Club VIP yang di sewanya satu malam penuh, dan itu hanya untuk gadisnya. "Hey sobat"

David menepuk bahu Zerrin membuat pria itu menatap tak suka pada sahabatnya. "Kau terlalu terobsesi dengan gadis kecil" Decakan keluar dari bibir David.

"Diamlah, kau sangat mengganggu" Gelas seloki segera di teguk kembali, duduk bersandar pada meja bar dan menyilang kan kaki menghadap ke depan seroang DJ terkenal.

Para wanita yang sedang asik menggoda di Club yang di tempatinya tak sama sekali membuat Zerrin terlepas dari tubuh gadis yang sangat di cintainya. Dia adalah Irene Delton gadis yang pernah bekerja dengannya menjadi pembantu selama dua tahun di New York. Namun pada akhirnya Irene pergi dan itu adalah kesalahannya. "Kau tak bosan mengejarnya terus, sebentar lagi dia akan menikah bersama suaminya di sini"

"Kau bisa diam, telingaku sakit mendengarnya" Lebih baik Zerrin mendengar suara di Club daripada sahabatnya yang sangat mengganggu.

"Baiklah. Tapi kau juga harus tau siapa yang akan menikahi si gadis yang kau incar itu, dia adalah pengusaha terkaya di Indonesia" David berkata seakan-akan Zerrin tak bisa mengambil apa yang sudah menjadi miliknya.

Padahal jika mau Zerrin akan mengatkan bahwa kekayaan nya tak akan pernah habis sampai tujuh turunan sekalipun. Namun Ia urungkan ketika melihat gadis nya yang sudah kehilangan kesadaran.

Langkah jenjang kaki Zerrin melangkah, auranya yang dingin membuat para pengunjung Club yang hanya beberapa saja yang di perbolehkan hanya bisa diam melihat aura mendominasi dari diri Zerrin yang kuat dan tidak terkalahkan. "Irene aku datang"

Suara dingin dan pelan terlihat tersiksa melihat mata kesedihan gadisnya. "Kau harus pulang"

Tubuh kecilnya dengan enteng di gendong ala bridal style oleh Zerrin yang mempunyai badan atletis. "Lepaskan, kau siapa. Aku tak mengenalmu Tuan"

Di dekapan Zerrin, Irene tak dapat menghirup udara segar. Dia memukul dada bidang pria yang dengan lancang menggendongnya. "Kumohon jangan culik Aku"

"Diamlah" Zerrin berkata dengan mengecup puncak kepala gadisnya. Saat ini tujuan nya adalah Zerrin akan membawa Irene pulang ke Villa nya di negara kelahiran gadisnya.

*****

Mata Irene terbuka, setelah tidur panjangnya. Dia menatap kamar yang sangat luas, ini aneh kenapa dia bisa berada di tempat super mewah. Atau jangan-jangan dia sudah di bawa oleh pria hidung belang. Irene yang sedang memegang pelipisnya segera membuka selimut. "Huh. Semua masih aman"

Irene beranjak dari ranjang, dia mencari ponselnya. Saat ponselnya di temukan Irene segera menghubungi temannya ketika harapannya pupus saat melihat jaringan di ponselnya hilang, tidak mungkin kan di Jakarta sinyal hilang padahal ini adalah kota besar. "Astaga, di mana Aku sebenarnya"

Tak lama pintu terbuka, dia segera berbalik ke arah pintu kamar mewah tersebut. "Hy Baby"

Pria yang berdiri tak jauh darinya segera melangkah. Oh ini tidak baik untuk jantung Irene, tidak mungkin kan Zerrin menjemputnya kembali setelah dua bulan lalu dia menculiknya. "Zerrin apa maksud dari semua ini?"

Zerrin meletakan nampan berisi makanan dan tentunya susu hangat. "Duduklah" Dengan tenang dan elegan Zerrin duduk di tepi ranjang.

Irene waspada. "Tidak perlu, apa Kau menculikku lagi?"

"Yeah tentu saja. Kemarilah Aku merindukanmu Baby" Zerrin menepuk ranjang di sampingnya.

"Zerrin aku bertanya!" Irene berteriak agar Zerrin mau memperbolehkannya pergi.

Alis Zerrin terangkat dan dia terlihat masa bodoh, pria di hadapannya tentu membuat Irene tak nyaman. "Aku ingin pulang. Jangan membuatku membencimu!"

Zerrin seketika merubah rautnya menjadi sayu. "Kembalilah padaku" Hati Zerrin sangat sakit ketika Irene gadis penurut nya menjadi berbeda.

Hanya itu yang di dengar Irene setelah terdiam cukup lama. "Tidak, aku tidak ingin"

"Kumohon kembalilah padaku" Zerrin memejamkan mata. Irene membuang muka dengan menutupi kesedihan di matanya.

"Mengertilah, aku harus pulang. Calon suamiku akan datang malam ini" Hanya alasan itu yang bisa membuat Zerrin melepaskannya.

"Tidak ada suami untukmu selain Aku!" Zerrin kembali menjadi temparmen ketika Irene membuat hati pria itu terusik.

Tak lama pelayan datang, ada dua pelayan berpakaian khusus segera berlari menghampiri tubuh Irene. Dan terkahir yang di lihat Irene adalah mata Zerrin yang terdapat kerinduan untuknya. Zerrin yang menyaksikan tubuh lemah Irene segera keluar kamar. Dia memang pria bodoh yang membuat hati gadisnya selalu tersakiti jika berada di dekatnya.

*****


Malam ini Irene berusaha untuk kabur dari kamar yang mengurungnya satu harian penuh, bius yang di gunakan Zerrin membuat kepalanya terasa pusing oleh efek sampingnya. Irene berjalan dengan sempoyongan, wajahnya memerah dengan begitu dia segera menuju balkon kamar. Saat pintu di buka ternyata pintunya tak terkunci. "Semoga Aku bisa selamat"

Saat sudah berada di pinggir balkon Irene tidak bisa untuk terperangah. Bahwa ternyata dia berada di lantai tiga, dan di belakang Villa yang di tempatinya ada hutan yang sangat mengerikan. Mana mungkin malam hari Irene berjalan tanpa membawa barang satupun, tapi dia tak boleh goyah untuk harus tetap kabur dari Villa sebesar lapangan basket ini. "Astaga ini sangat gila"

Irene Kembali masuk kamar dengan menyambung selimut yang ada untuk di jadikan tali. "Semoga selimut ini kuat. Dan Tuhan kumohon bantu Aku, meskipun Aku bukan umatmu yang rajin berdoa di setiap saatnya. Tapi kumohon jauhkan aku dari Zerrin pria gila itu"

Irene menuju pembatas balkon dia mencoba mengikat pada pembatas dengan berkali-kali agar saat di pakai nanti tidak membuat tubuhnya jatuh. "Baiklah akan Aku mulai"

Irene berpegangan kuat pada selimut, dia mulai dengan perlahan. Di pertengahan tangannya merasakan panas. "Aku akan melompat"

Dengan sempurna Irene terjembab di rerumputan. "Agh sial"

Ia segera beranjak pergi sebelum para bodyguard Zerrin datang. Irene memilih berlalu menuju pagar belakang yang lumayan tinggi, tapi tunggu ada lubang kecil yang ukuran nya sepinggang orang dewasa. "Terimakasih Tuhan Kau sangat baik padaku"

Saat sudah di depan mata. Irene berjongkok dan menyingkirkan semak-semak berduri yang tumbuh pada tembok aneh ini. "Good bye Zerrin, dan stop mencariku lagi"

Irene bernafas lega ketika sudah jauh dari jangkauan Villa tersebut. "Aku harus mencari sungai, semoga malam ini tak ada yang menakutiku"

Dan di jendela kamar milik pelarian Irene. Zerrin berdiri di pembatas dengan mengepalkan tangannya, tatapannya menajam. Dia benar-benar marah pada bodyguard nya yang tak becus menjaga Irene sampai-sampai gadisnya melarikan diri. "Tidak kah Kau melihat cinta di mataku" Zerrin berlalu menuju ruang kerja, sudah ada empat bodyguard terlatih sedang menjemput Irene.

******

Jangan lupa untuk vote follow and komen.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang