Gavin sedari tadi tidak bisa tenang di tempat duduknya, wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Sejak tadi tidak ada telfon masuk dari Senna di ponselnya.
"Aden Mbak Reya nelfon nih" Suara Mbok Iyem membuat Gavin menahan nafas kesal.
"Udah matiin aja" Ujarnya dingin karena saat ini yang di butuhkan nya. adalah Senna, dia ingin melihat wajah gadisnya.
"Den, kayaknya telfon dari Mbak Reya itu penting" Mbok Iyem mendekati singel sofa yang di duduki Gavin. "Buktinya dari tadi nelfonin Aden terus"
"Bilang aja aku lagi sibuk" Lirikan Gavin membuat mbok Iyem akhirnya menurut.
"Ya udah Den" Pamit mbok Iyem sedikit menjauh untuk mengangkat telfon dari teman tuan mudanya.
Tak lama Gavin yang sudah mulai sedikit menikmati sinetron di tv meskipun pikirannya melayang entah kenapa membuatnya tidak sadar jika mbok Iyem sudah kembali berada di dekatnya. "Den, mbak Reya di rumah sakit. Katanya mau ketemu sama Aden, katanya ada hal penting"
"Nggak Mbok aku mau nya Senna" Tolak Gavin dengan wajah tidak suka. Apa lagi yang akan di perbuat Reya, apa gadis itu mulai menyukainya. Oh tidak, itu tidak akan terjadi karena hanya gadisnya yang boleh mencintainya.
"Tapi Den—." Mbok Iyem kembali terdiam dengan Gavin yang beranjak berdiri.
"Aku mau pergi ke rumah Senna dan bilang sama Reya kalo aku sibuk" Gavin berlalu setelah mengatakan hal itu. Gavin menuju bagasi dan melajukan mobil Lamborghini Veneno merah dengan kecepatan tinggi. Gavin menembus jalanan Ibu kota Jakarta yang padat. "Kapan gue nyampe kalo macet"
"Ck! Shit" Gavin memukul stir begitu kencang."Mending gue lari aja"
Setelah keluar dari mobilnya yang terjebak macet. Ia segera berlari, entah kenapa hatinya sedari tadi tidak karuan dan pikirannya yang selalu kahwatir pada keadaan Senna. Saat sudah berada di halaman rumah gadisnya Gavin menatap sekeliling, kenapa rumah Senna terlihat seperti tak berpenghuni. "Sen lo dimana sih, gue bener-bener khawatir sama lo"
Gavin marah pada dirinya, kenapa Ia saat kemarin harus menyetujui untuk pulang. Dan lihatlah sekarang Gavin seperti orang bodoh.
*****
Sungguh tidak bisa di percaya, setelah satu setengah hari penuh mencari gadisnya. Sore ini akhirnya Gavin bisa melihat Senna di sini. "Senna lo sakit?"
Gadis yang terdiam di ranjang rumah sakit hanya membisu, wajahnya tidak sepucat kemarin. Namun di matanya terlihat kepedihan yang mendalam. "Sen"
Bahunya yang di guncang seseorang membuat Senna terbuyar oleh lamunannya. "Lo kenapa"
"Vin" Suara parau Senna keluar dengan langsung memeluk tubuh Gavin yang berada di dekatnya. Lama kelamaan Senna terlihat terisak dengan tubuhnya yang terguncang. "Gue jahat dan gue bodoh"
"Hey lo ngomong apa sih, lo baik-baik aja kan" Tangan Gavin mengusap punggung Senna, rambutnya yang panjang dengan shampoo yang di pakai Senna membuatnya menjadi betah berlama-lama pada posisinya saat ini.
"Lo gak tau keadaan Reya?" Senna melepas pelukan dengan wajah penuh tanya.
Gavin bingung, untuk apa Ia perduli pada orang lain jika gadisnya sudah di temukan. "Gue gak tau, kenapa memangnya"
Dan sebutir air mata jatuh di pipi Senna. "Lo jahat!"
"Lo kenapa sih Vin, saat ini Reya pasti sedih" Senna memukul dada Gavin untuk melampiaskan kemarahannya. selang infus yang menggangu pergerakannya membuat Gavin tersadar.
"Gue gak tau apa-apa Sen" Tangan Gavin mencoba untuk menenangkan Senna yang tak terkontrol, dan Ia pun berhasil.
"Lo bodoh Vin, sekarang mending lo pergi ke tempat Reya sekarang" Senna membuang muka dan menarik tangannya yang di genggam tangan Gavin. "Pergi Vin, lo bakal tau jawabannya"
"Sen gue gak mau ninggalin lo" Tolak Gavin dengan tidak rela, memang sepenting apa Reya sampai-sampai Senna yang di rumah sakit mengusir nya.
"Gue mohon. Karena lo bakal tau apa yang terjadi sama Reya" Dan tak lama suara pintu tertutup oleh kepergian Gavin membuat Starla kembali pada posisi semula, dan pikirannya melayang pada ucapan Sarah saat dirinya tersadar dari tiga jam yang lalu.
"Apa yang buat kamu jadi sedih Sen" Sarah menatap anak semata wayangnya dengan sendu.
"Aku cinta Ma sama Gavin hiks—, dan aku relain Gavin sama Reya yang lebih baik dari aku" Tak terelakan Senna sedikit sedih dengan kisah hidupnya.
"Reya banyak berkorban buat kamu Sen, jadi jangan benci Reya ya, kalo dia cinta sama Gavin. Itu bukan salah Reya, karena cinta itu datang dari lubuk hati terdalam dan itu tulus" Senyuman Sarah membuat Senna mengangguk.
"Dan kamu harus beroda dan berterimakasih untuk Reya"
"kenapa Ma"
"Reya yang donorin hatinya buat kamu" Dan seperti petir yang menyambar di siang bolong. Senna tidak kuasa untuk menangisi kepergian sahabat terbaiknya.
*****
Gavin tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya dengan pusaran yang di penuhi bunga di hadapannya. Ada duka di setiap orang di sekitarnya, pagi ini Gavin harus melihat orang yang selama ini yang tidak di sukainya ternyata mempunyai hati begitu baik. Ia kecewa pada dirinya karena tidak bisa melihat senyuman tulus Reya terakhir kalinya. "Gavin"
Ibu Reya — Stella tersenyum dalam dukanya, karena dengan begitu membuat Gavin merasa bersalah. "Tante maafin Gavin"
"Nak itu bukan salah kamu, itu pilihan Reya. Ini ada surat yang di buatin Reya untuk kamu dia nulis ini sebelum malam dia di operasi. Jangan salahin diri kamu ya" Stella memberikan amplop berisi surat untuk Gavin.
"Ini pesan buat kamu dari Reya, jaga Senna sebaik mungkin" Setelahnya Stella pamit pergi.
Gavin berjongkok dan mengusap nisan yang tertulis nama sahabat gadisnya. "Rey, gue minta maaf. Karena gak ada di saat hari terakhir lo"
Gavin beranjak berdiri sebelum pergi dia menoleh kembali pada makam Reya. Gavin berlalu bersama rombongan para pelayat, saat sudah di mobil Ia menetralkan nafas untuk menerima kepergiannya. Pasti yang lebih merasakan kesedihan adalah Senna yang harus kehilangan sahabat terbaiknya.
Gavin menatap amplop di tangannya, dia mulai membuka surat yang di berikan Reya untuknya. di dalam ada secarik kertas bertuliskan namanya dan juga sebuah pesan yang di tulis sendiri oleh tangan Reya.
Untukmu Gavin
yang tercinta.Maaf sebelumnya, gue tau apa yang
terbaik buat Lo Vin, dia adalah Senna, gue tau dia jodohin gue sama lo dia nahan sakit hatinya. Dan gue cuman mau kasih tau bahwa gue masih sama, yaitu mencintai lo tanpa minta balasannya. Jadi gue bertekad untuk bahagiain lo dengan gue kasih hati dan cinta gue untuk Senna,
bahagia selalu ya sama Senna.*****
Jangan lupa untuk selalu follow komentar and vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
عشوائيHolla guys comeback lagi dengan cerita baru yang akan Author bawakan, dan kalian jangan lupa, untuk follow vote and komen. Di Short Story ini cerita tentang kisa kehidupan mereka yang sudah Author rangkum sedemikian rupa untuk membuat kalian tertari...