6-Marah

6.5K 362 10
                                    

DAHI Kanara mengeluarkan darah akibat hantaman Juno yang ingin menyerang Harvey.
Pusing rasanya, Kanara benar benar kesal di ujung tanduk.

Buk.

Langsung saja ia menonjok rahang Juno yang mengakibatkan Juno terpental.

"BANGSAT BANGET YA LU, GUE PERAWATAN, SKINCARE AN MAHAL MAHAL, TERUS ELU MAIN ANCURIN MUKA GUE AJA" kesal Kanara hingga ia tidak berhenti menyerang Juno.

Buk.

Buk.

Buk.

"SKADOOSH" itu bukan lah suara Kanara, Juno maupun Harvey. Entah kapan datang nya si Harqish serta Keizen membuat mereka berhenti.

Skadoosh, ingat tidak dengan kata kata ini? jika tidak ingat, maka ini ada di scene kungfu panda 2.

"Ya ampun Junoooo, Lu kagak pape??" tanya Harqish yang di ambang pintu pun segera menghampiri Juno yang terlihat babak belur.

Keadaan Harvey pun sama dengan Juno. Keizen yang melihat keluarnya darah dari pelipis Kanara pun segera menghampiri nya dan mengiringnya agar segera duduk di kasur.

"Lo gapapa?" tanya Keizen kepada Kanara.

Kanara hanya menggeleng seraya mengusap kepala nya yang sedang cenat cenut.

Juno yang sedang memberikan tatapan tajam nya ke Harvey, begitupun sebaliknya pun menoleh ketika mendengar suara Keizen yang begitu,

Khawatir.

"Mending semua keluar!" bentak Kanara.

"Kitten, gue bisa-"

"Stop panggil gue dengan sebutan itu, gue jijik.
Lo hanyalah bocah sampah" begitu mengucapkan kalimat itu, Kanara pergi berjalan melewati mereka semua dengan memakai jaket yang dibawanya.

***
Pagi ini Kanara sengaja bangun siang, Ia terlalu lelah. Dan juga ia harus diberi obat dan juga skincare an agar luka di dahi nya hilang.

Mengingat kejadian tadi malam membuat amarah nya kembali menaik.

Sungguh dahi nya yang uwu ini menjadi sedikit cacat akibat tonjokan Juno. Awas saja sampai ia bertemu dengan si bocah itu, tak segan segan ia akan menghabisi nya.

"Kanara" panggil Harvey di depan pintu kamar nya.

Kanara sampai mengerjapkan mata nya berkali kali karena ia malah melamun.

Setelah membuka pintu kamarnya, Harvey berjalan memasuki kamar bernuansa creme itu dan duduk di sofa kecil yang berada di dekat ranjang tidur nya.

"Sudah membaik?" tanya Harvey menatap dahi Kanara.

Kanara menggeleng lemah. "Gue butuh salep buat ngehilangin ini" tunjuknya ke arah dahi yang sedikit luka.

"Emang sialan banget tuh bocah"umpat Harvey.

"Dia bocah SMA kan?" ucap Harvey.

Kanara mengangguk. "Dia temen adeknya Theresa"

"Dia suka sama lo Kana"

"Gue tau, emang pesona kecantikan Kanara Zitter gapernah ga manjur" ujar Kanara sembari tersenyum.

"Memang"

"Buktinya lo sayang kan ama gue" kata Kanara memegang bahu Harvey.

"Gue sayang sama lo Kanara" ucap Harvey memberikan pelukan hangat kepada orang yang sangat ia sayangi.

"Papa, mama masih di luar ya?" tanya Kanara.

Harvey mengangguk dalam pelukan itu. "Iya, mungkin kembali nya beberapa bulan lagi. Kenapa? kangen?"

Kanara membalas nya dengan berbisik "Kangen" dengan menaruh dagu nya di bahu Harvey.

Harvey pun juga menaruh kepala nya di cecuruk leher Kanara, hingga membuat ia kegelian.

"Aduhh, geli Vey" sembur Kanara.

Harvey semakin mengeratkan pelukannya "Tahan, gue suka wangi lo" membisikan kalimat itu, seketika membuat Kanara semakin...

***
Huwaa sesek napas membaca scene ini membuat aku membayangkan nya wkwk.

Kanara semakin apa hayo? wkwk

ARJUNO ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang