#NWR #PERWITA #FIKSI #ROMAN #REBORN
Perwita mempersiapkan diri masuk kuliah, ia memilih jurusan Entrepreneurship di Universitas Ciputra, Citraland. Sekali lagi kakek Dirga memintanya tinggal bersamanya di Graha Famili, Surabaya Barat, agar ke kampus tak terlalu jauh dari apartemennya di Surabaya Timur. Perwita tetap menolak, ia juga tak mau dibelikan mobil, lebih bebas naik taxi online.
Bukan tanpa alasan Perwita memilih tinggal di Surabaya Timur, ia tak mau jauh dari kantor pusat Dirgantara group di Praxis, jl. Kayoon.Dirgantara memiliki beberapa hotel di Tretes, Trawas, Batu, Pacet, Malang dan dua di dalam kota Surabaya.
Perwita masuk kantor, Dirgantara tidak bisa menolak. Tidak diberi jabatan, Perwita magang ke setiap bagian, mulai pemasaran sampai HRD.Ia cek profile setiap karyawan, berusaha menghafalkan nama mereka dan kedudukannya. Di Praxis, kebersihan menggunakan tenaga outsourcing, tapi untuk bagian dalam ruang yang disewa Dirgantara Group mereka punya tenaga outsourcing sendiri.
Ia melihat seragam cleaning service dan OB berwarna biru membosankan, ia mendisain seragam baru dengan model dan warna yang lebih menarik. Tamu yang datang tak akan menyangka mereka pekerja level terbawah.
"Tapi Bu, seragam mereka dibayar oleh perusahaan outsourcing," Manager HRD tak setuju, "kalau diberi seragam baru, berarti menjadi beban perusahaan."
"Berapa sih biaya membuat seragam mereka? Tak akan membuat bangkrut perusahaan!"
Seragam diganti, tetep pakaian terusan, tapi untuk lelaki celana panjang hitam dan hem hijau muda, yang perempuan atasannya orange segar.
Dirgantara juga tak setuju, tapi Perwita punya 25% saham, jumlah yang sama dengan miliknya, ia tak berdaya menolak.
**Berikutnya ia mengobrak-abrik bagian pemasaran.
Hotel di dalam kota Surabaya adalah business hotel, ramai hanya Senin sampai Jumat. Perwita mengecek bagian dapur dan menu-menunya. Masyarakat Surabaya biasanya makan di luar setiap akhir pekan. Mereka pelit, senang dengan diskon.Promonya, weekend getaway, menginap 2 malam dengan tiga kali makan plus spa.
Dan promo makan buffet, bekerja sama dengan kartu kredit tertentu, lima gratis dua. Menunya lengkap, mulai masakan Indonesia, Italia, Chinese, Korea, Jepang.
Tak terduga, yang laris justru masakan Indonesia, rujak, ayam penyet, tahu campur, tahu tek, soto ayam, soto madura. Menu-menu kaki lima yang mereka gengsi makan di warung pinggir jalan.
**Hotel di Malang direnovasi, ditambahkan beberapa cottage dan suasana hutan alami.
Yang lain, ditambahkan fasilitas outbound, flying fox, jembatan gantung, dan spot2 foto.Perwita mengirim proposal ke perusahaan-perusahaan di Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) fasilitas untuk training dengan harga khusus.
"Kami sudah melakukannya, Bu, tapi responnya selama ini kurang bagus." Kata manager pemasaran, kuatir disalahkan.
"Pendekatannya mungkin. Kurang personal."
Pertama Perwita mendekati seorang teman yang bekerja di bank, dari situ mengundang ketua serikat pekerjanya, baru ke management.
Satu-persatu perusahaan didekatinya, setiap hari ia makan siang dengan salah satu mereka.Dalam waktu dua bulan tingkat hunian hotel-hotelnya meningkat. Diam-diam Dirgantara mengagumi kerja putrinya. Sebenarnya harapannya Basuki yang melakukan semuanya, tapi anak laki-lakinya terlalu dimanja, hanya bisa hura-hura. Di kantor hanya pamer kekuasaan, memberi perintah tidak jelas.
**Perwita belum sempat mengurus keuangan, sudah waktunya masuk kuliah. Sialnya, Basuki juga kuliah di Universitas Ciputra.
"Perwita!" sapanya, melihat saudara tirinya turun dari taxi online.
"Lain kali telpon saja, aku bisa menjemputmu."
"Terima kasih." Perwita tersenyum manis, membuat teman-teman Basuki terpesona.
"Pacar baru?" tanya salah satu temannya.
"Sialnya aku tak bisa pacaran dengannya, ia saudara tiriku!"
Temannya bersorak, ada kesempatan untuk mereka.
*"Hai, aku Kevin." seorang pemuda duduk di sampingnya, memperkenalkan diri.
"Perwita."
Kevin berusaha menarik perhatian Perwita, mengajaknya mengobrol, tapi gadis itu dengan dingin menjawab seperlunya saja.
"Rumahmu dimana?"
"Gunawangsa MERR."
"Wah searah dong, aku di Araya, Galaxy Bumi Permai. Ntar kuantar pulang, ya?"
*"Jangan order taxi online!" Kevin mengingatkan di akhir kuliah.
Tapi ia tidak langsung mengantar pulang.
"Minum ice cream dulu ya?"
Mereka mampir ke Zangrandi di jl. Yos Sudarso."Perwita!"
"Aksa!"
Gadis itu tidak menduga bertemu dengan Aksa.
"Aku yang akan mengantarmu pulang." itu perintah! Lalu menoleh ke Kevin, "terima kasih sudah mengantar tunanganku."
Mereka pergi meninggalkan Kevin yang termangu-mangu.
*"Kau sudah bertunangan?" todong Kevin besoknya di kampus, "lelaki itu sudah tiga puluh, jauh lebih tea darimu."
Perwita hanya mengangguk mengiyakan, tidak berkomentar apapun.
"Kita tetap bisa berteman, kan?"
*Kuliah di UC mengedepankan praktek, tugas pertama mereka menjual grand piano. Kebanyakan mahasiswanya anak orang kaya, mereka mengandalkan relasi orang tuanya, memaksa, memohon, membujuk mereka membeli.
Kevin bermaksud melakukannya juga, Perwita menolak.
Ia mengingat-ingat hotel mana di Surabaya yang belum punya grand piano. Ia menawarkan meminjamkannya selama sebulan untuk hiburan di lobby, tiap malam ia akan bermain di situ.
Yang dilakukan Perwita bukan hanya bermain piano, ia mengundang hadirin ikut menyumbangkan keahliannya.
Setelah sebulan, pengunjung merasa kehilangan, sehingga hotel itu membeli grand piano tersebut.
Mereka berdua sangat senang atas keberhasilan itu, melompat berdua sambil berpelukan.
"Ehem!"
"Aksa!" kaget, cepat mereka melepaskan pelukan.
"Aku menjemputmu." kata Aksa dingin.bersambung
Surabaya, 10 April 2020
- NWR -
![](https://img.wattpad.com/cover/219943088-288-k366326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERWITA bangkit dari kematian
RomanceAda yang masih ingat Arlisah di Lost Soul? Arlisah mendapatkan jasad untuk exist di dunia nyata, raga Perwita yang diracun ibu tirinya sehingga terpeleset masuk ke jurang. Dan Perwita yang baru ini kembali untuk membalas dendam. Gegara selesaikan...