Pulang sekolah akhirnya tiba, Ryujin membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja, lalu ia masukkan ke dalam tasnya. Ryujin tinggal sendirian dikelas.
Yuna sudah stay di mobil lima belas menit yang lalu. Ryujin menghampiri mobil jemputan itu dengan lesu.
"Ryu, kok lo gak keliatan disekolah?"
"Gue cuman duduk di kelas! Malah baguskan? Jadi lo gak usah ketemu gue disekolah, itu kan yang lo mau?!"
Yuna tersenyum senang, Ryujin melirik kesal ke Yuna, adik tiri yang bener-bener enggak ke adik-kan.
Sejak Ryujin berumur tiga belas tahun ibunya meninggal, ayah Ryujin kawin lagi dengan ibunya Yuna.
Dan sejak empat tahun yang lalu, Ryujin dan Yuna tak pernah akur, seperti kucing dan anjing, yang mengherankan siapa yang anjing, siapa yang kucing?
Di depan orang tua mereka selalu pura-pura akrab, tapi dibelakang mereka, seandainya bisa berantem. Mereka bisa saling bunuh, karena mereka sama-sama merasa tidak diperlakukan adil.
Mereka sampai di rumah tepat saat jam makan siang. Seperti biasa, Ryujin. Dan Yuna tampak akur saat memasuki rumah.
Di meja makan, sudah terhidang berbagai macam masakan. Yuna langsung makan, sedangkan Ryujin ganti baju dulu ke kamarnya.
Ryujin mencari-cari handphone milik Hyunjin di laci-laci lemarinya, akhirnya ketemu juga handphone itu.
"Dimana ya, ada service hp? Aduh... Hyunjin bikin gue ribet aja.."
Ryujin turun ke bawah, menuju meja makan. Yuna melirik kesal kearahnya. Ryujin malah membalasnya dengan melotot.
Lalu Ryujin duduk di kursi dan mengambil piring. Ia menyendok nasi dan ikan, Lalu makan.
"Heum ma, di Jakarta sini, dimana ada tempat service handphone?" tanya Ryujin.
"Emangnya kamu mau apa sayang?"
Yuna kembali melirik ke arah Ryujin.
"Mau ngervice hp-nya temen Ryujin.."
"Ouh.. Ada di pertingaan jalan HRM!"
"Ohh ya, kalo gitu Ryujin pergi dulu ya! Dah ma dah pah!"
"Eh.. Makannya enggak dihabisin?"
"Udah kenyang ma.."
"Kalo gitu hati-hati!"
Ryujin langsung ngacir, ia menyetop taxi, lalu pergi menuju tempat service handphone.
Ryujin sampai di depan tempat service handphone. Ia pun segera masuk ke toko itu.
"Mas, bisa service'sin handphone temen saya ini enggak?"
"Sini, saya liat dulu mbak.."
"Oh.. Ini mas!"
Ryujin menyerahkan handphone milik Hyunjin itu. Si pelayan itu memeriksanya.
"Oh.. Ini cuma rusak dikit mbak! Pasti gara-gara jatuh ya?"
"Iya mas! Bisa di perbaiki kan mas?"
"Iya mbak! Tunggu sebentar.."
"Oke mas!"
Ryujin pun duduk di kursi, sambil menunggu handphone Hyunjin selesai di service, Ryujin hanya memandang kearah jalan raya.
Selang waktu lima belas menit, handphone milik Hyunjin selesai di service.
"Ini mbak handphonenya!"
"Oh.. Berapa mas?"
"Sepuluh ribu aja mbak.."
"Ini mas! Makasih.."
"Sama-sama!"
Ryujin pun segera menyingkir dari tempat itu, ia berjalan menyusuri trotoar jalan raya, mau liat-liat alias jalan-jalan bentar. Udah setahun lebih Ryujin ninggalin indonesia.
Saat lagi jalan nyatai, ia melihat seorang cowok yang lagi marah-marah, karena mobilnya mogok. Cowok itu Hyunjin. Ryujin hanya memandangi cowok itu sambil tertawa dalam hati.
Ia pun mengambil handphone Hyunjin yang barusan selesai di service, lalu menekan nomor nya sendiri dan Ryujin menenkan tombol call.
Hyunjin mengangkat telepon dari handphone Ryujin.
"Halo!"
"Halo, ini dengan Hyunjin ya?"
"Iya, gue Hyunjin! Lo siapa?"
"Masa lupa? Gue Ryujin! Handphone udah beres nih! Lo dimana? Mobil lo mogok ya?"
Hyunjin menyebar pandangannya dan melihat sosok Ryujin diseberang jalan.
"Iya!" cetus Hyunjin
"Eh, handphone lo canggih juga ya? Keren!"
"Oh iya dong! Hp gue emang canggih dan keren, di banding hp lo, gak ada apa-apanya!"
"Heum,, kalo gitu kita tukeran aja ya?"
"Hah?"
Tut
Tut
Tut
Ryujin me-reject sambungan teleponnya, Hyunjin tampak kaget dan panik, Hyunjin memandang ke arah Ryujin.
Ryujin tampak melambai-lambaikan tangannya ke arah Hyunjin. Hyunjin menendang ban mobilnya sendiri.
"Dasar cewek sialan! Gue abisin aja nih, pulsa kartu sim nya!"
Hyunjin pun menelpon supirnya untuk membawa mobil mogoknya ke bengkel. Lalu ia menyetop taxi.
Sementara itu Ryujin sedang bengong di depan sebuah distroy. Lalu Ryujin masuk ke dalam. Ryujin mengelilingi rak yang berisi baju rompi.
"Gue takut pake atm! Papa kan lagi sakit, belum lagi perusahaan papa terancam bangkrut!"
Ryujin pun memilih untuk cabut dari tempat itu.
—tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy Girl
FanfictionTentang Ryujin dan Hyunjin yang suka ribut, sejak pertemuan pertama mereka di penerbangan. ©joyul-ssi