Sebulan setelah kejadian itu. Yuna bener-bener Blank. Karena dia udah lama memendam perasaannya pada Hyunjin, hal itu bikin dia gila.
Ryujin dan Hyunjin sekarang juga udah akrab. Sampe-sampe Yuna berani masuk ke club malam.
Ibunya sangat khawatir, lalu menyuruh Ryujin agar menyusul Yuna, sebenarnya Ryujin males banget, tapi karena itu permintaan ibunya, Ryujin pun menyusul Yuna ke diskotik dengan taxi.
"Berhenti di sini aja pak!"
Supir taxi itu pun menghentikan laju taxi nya, Ryujin pun turun dan tak lupa membayar ongkos taxinya.
Ryujin memasuki club malam itu, yang penuh dengan remaja-remaja super gaul, dandanan sexy, dan rokok di tangan, Ryujin bener-bener risih, ia mencari sosok Yuna.
Taunya sang adik tiri itu sedang berjoget bersama dua laki-laki. Ryujin pun menghampiri Yuna dan menarik tangannya.
"Eh.. Lo apa'apan sih?!"
"Lo yang apa'apan, ngapain lo disini! Nyokap khawatir!"
"Is not your bussiness! Mendingan lo pergi deh!"
"Elo yang harus pulang sama gue!" cetus Ryujin.
Ryujin menarik tangan Yuna sampai ke parkiran. Lalu meminta kunci mobilnya. Tapi Yuna tak mau memberikannya, Ryujin pun merebut tas Yuna, merogoh isinya, dan kunci mobil di dapatkannya.
Ryujin masuk ke mobil, Yuna juga ikut masuk.
"Kalo nyokap liat elo kayak gini, mampus lo!"
"Diem lo!"
Saat Ryujin sedang menyetir, tiba-tiba saja Yuna juga ikut memegang setir, sehingga mobilnya jadi berjalan zig-zag.
Sampai akhirnya mereka menabrak sebuah mobil sport yang hendak berbelok. Kepala Ryujin dan Yuna sama-sama menjedot kaca mobil.
Pemilik mobil sport yang mereka tabrak tadi adalah Hyunjin. Hyunjin turun dari mobil, bermaksud ingin marah-marah.
Hyunjin menghampiri mobil jazz biru itu, perlahan kaca mobilnya terbuka, Hyunjin yang tadinya mau marah-marah, nggak jadi, ngeliat Ryujin yang nyetir.
"Ryujin?!"
"Hehehe.. Hyunjin.. Ngapain disini?"
Ryujin memberi isyarat pada Yuna, agar menutupi wajahnya supaya Hyunjin nggak ngeliat.
"Lagi mau beli perangkat komputer, lo sendiri dari mana?"
"Heuh? Gue.. Gue.. Gue dari toko sepatu, eh.. Bukan.. Tapi dari apotek.. Iya apotek, beli obat buat Yuna, dia sakit!"
"Yuna sakit ya?"
"Iya.. Dia sakit jiwa, eh.. Maksud gue sakit demam, sekarang dia dirumah lagi tidur mungkin!"
"Ouh, eh.. Lo hati-hati dong nyetir, untuk gue yang hampir lo tabrak, coba kalo orang lain!"
"Sorry deh.. Itu tadi gara-gara.. Handphone gue jatoh! Sekali lagi sorry ya?!"
"Iya.. Iya.. Nggak usah gitu mukanya! Hati-hati ya?"
"Oke bos! And good evening! See you tommorow!"
Ryujin pun mengijak gas mobilnya lagi, Hyunjin juga sudah masuk ke mobilnya, setelah sudah cukup jauh, Yuna mulai angkat bicara.
"Eh.. Maksud lo apa ngucapin good evening ke Hyunjin?"
"Apa yang salah!? Masih untung lo gue tolongin, kalo nggak, ngomong apa Hyunjin dia ngeliat lo ancur gitu?!"
Yuna hanya merengut kesal kearah Ryujin, Ryujin sedang berkonsetrasi nyetir.
Mereka sampai rumah pukul sembilan malam, Yuna di marahi habis-habisan, sedangkan Ryujin lagi gosok gigi, siap-siap mau tidur.
---
Udah tiga hari Yuna belum di bolehi sekolah, setelah tragedi di diskotik itu.
Sedangkan Ryujin lagi sibuk nyatet rumus-rumus fisika yang ada di papan tulis. Hyunjin sedang memperhatikan gadis itu.
Jam istirahat tiba, Ryujin dan Hyunjin memesan jus wortel di kantin.
"Ryu, Yuna kemana?"
"Wum.. Nggak tau tuh, kemana ya? Tapi kenapa lo nyari'in Yuna mulu? Apa hubungannya lo sama dia?"
"Dia itu udah kayak adek gue, gue kenal dia udah hampir dua tahun yang lalu! Dia itu baik!"
"Selama itu, apa lo nggak punya perasaan spesial?"
"Spesial gimaa?"
"Ya.. Cinta gitu?"
"Hahaha.. Ngawur!"
"Lho? Kenapa ngawur, lo kan kenal dia udah lama banget?!"
"Nggak tau juga, mungkin karena ada orang lain!"
"Orang lain? Siapa?"
Ryujin mulai berpikir, kira-kira siapa gadis yang telah membuat Hyunjin jatuh hati? secantik apa dia, sekaya apa orang tuanya, sepopuler apa dirinya, sehingga bisa membuat seorang Alfaro Hyunjin Saputra jatuh cinta.
Ryujin menyedot-nyedot jus wortelnya, sambil menunggu jawaban atas pertanyannya dari Hyunjin.
"Nanti lo juga tau, yang bikin gue juga bingung, padahal gue kenal gadis itu, tak selama gue kenal Yuna!"
Ryujin berhenti menyedot jus wortelnya, ganti menatap mata Hyunjin lekat-lekat.
Ryujin bener-bener penasaran, siapa gadis itu? atau mungkin dirinya sendiri. Mustahil bagi Ryujin. Walaupun sebenarnya, Ryujin juga udah mulai jatuh hati pada Hyunjin.
Sampai akhirnya bel tanda masuk kelas berbunyi. Terpaksa Ryujin dan Hyunjin harus kembali ke kelas. Males banget ketemu miss Jihyo.
---
"Apa pa? Kembali sekolah ke paris?"
"Iya, gimana?"
"Gimana ya pa? Aku sudah enak sih sekolah di sini, tapi kepengen juga!"
"Ya udah, kamu bisa pikirin dulu. Udah malem, tidur sana, jangan lupa gosok gigi!"
Ryujin tersenyum manis ke arah ayahnya. Lalu Ryujin juga masuk ke kamarnya. Memikirkan, sekolah disini atau kembali ke paris, keputusan yang sulit.
Tapi dimana sulitnya? apa ada di Hyunjin?Ryujin segera membuyarkan lamunannya, lalu pergi gosok gigi.
—tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy Girl
FanfictionTentang Ryujin dan Hyunjin yang suka ribut, sejak pertemuan pertama mereka di penerbangan. ©joyul-ssi