Disekolah, saat jam istirahat Ryujin sedang asyik menekan-nekan tombol di handphone Hyunjin.
Ryujin meminum jus worterlnya, tanpa sengaja ia melihat Hyunjin lewat, dan cewek-cewek langsung menggandrungi Hyunjin untuk minta tanda tangan, jus yang Ryujin minum tadi dimuntahkan kembali.
"Jadi dia beneran artis?!" pekik Ryujin.
Ryujin juga kaget melihat Yuna, adik tirinya itu juga mendekati Hyunjin, bahkan mereka kelihatan sangat akrab.
Ryujin langsung menutupi wajahnya dengan telapak tangan, agar Yuna tak melihatnya.
Hyunjin dan Yuna duduk di salah satu meja kantin yang jaraknya cukup dekat dengan tempat duduk Ryujin sekarang.
Ryujin makin rapat menutupi wajahnya. Ia hanya mengintip lewat celah jarinya. Tapi Hyunjin keburu melihat dirinya.
Hyunjin langsung menghampiri Ryujin, Ryujin langsung panas-dingin. Sedangkan Yuna hanya memandang merema tak senang.
"Mana handphone gue?!"
"Nih.. Lagian siapa yang mau ngambil!"
Hyunjin mengambil handphone miliknya, lalu handphone milik Ryujin ia lempar sembarangan, untung Ryujin berhasil menangkapnya.
Hyunjin kembali duduk di hadapan Yuna.
"Kak Hyunjin! Yang tadi siapa?"
"Oh itu.. dia Ryujin, temen sekelas! Lumayan nyebelin!"
"Ada hubungan apa sama kakak?"
"Kok kamu nanya nya udah kayak wartawan aja sih?"
"Ya kali aja.. Pacar mungkin?"
"Bukan lagi! Lagian kakak enggak suka sama cewek manapun!"
"Enggak suka sama cewek manapun? Termasuk aku kak?"
"Hei.. Kamu tuh, aku sudah anggap adik sendiri, masa aku naksir sama adik sendiri?"
Yuna menatap lekat-lekat mata Hyunjin. Hyunjin malah asyik meminum teh botolnya. Yuna tampak sangat kecewa.
Sedangkan Ryujin, mencomot habis bakwan yang dibelinya barusan.
Melihat Yuna dan Hyunjin yang lagi ngobrol, Ryujin ngerasa dongkol, apa ini alasan Yuna waktu dia minta untuk pura-pura tidak saling kenal.
Tapi terserah dia deh. Daripada lama-lama di kantin, Ryujin memilih untuk balik ke kelas, males banget ngeliat 2 makhluk paling nyebelin di dunia lagi ngobrol.
Jam pulang sekolah tiba, Ryujin sudah membereskan meja belajarnya, ia pun keluar kelas. Tinggal Hyunjin yang masih duduk santai di kursi sambil minum soda, Ryujin melirik ke arah Hyunjin.
"Lo gak pulang?" tanya Ryujin.
"Lo kalo mau pulang, pulang aja! Gak usah ngajak gue!"
"Idih.. Siapa yang ngajak elo? Orang gue cuman nanya!"
Ryujin pun segera berlalu, ia berjalan menuju gerbang depan sekolah, yang bikin Ryujin bingung, kok ada wartawan didepan gerbang depan sekolah, tapi Ryujin berusaha tenang.
Saat Ryujin mau lewat, para wartawan itu langsung menanyai-nya.
"Mbak, Mbak.. Kenal gak sama artis, Alfaro Hyunjin Saputra?"
"I..iya kenal, memangnya ada apa ya?"
"Kami butuh informasi, tolong mbak.."
"Maaf ya, saya tidak tau!"
"Mbak, tolong kasih tau kami.."
Semua wartawan itu, tiba-tiba menggandrungi Ryujin. Ryujin langsung panik, ia malah berlari, kembali ke dalan sekolah.
Para wartawan itu mengejarnya, Ryujin berusaha mencari Hyunjin. Cowok itu masih duduk santai dikelas, Ryujin masuk ke kelas, menutup pintunya, dan menghampiri Hyunjin.
"Kenapa lo? Kok balik lagi, pake ngos'ngosan!"
"Hhhh.. Ituh.. Ituhh.. Ada wartawan nyari'in lo, malah gue yang dikejar! Eh, elo artis beneran ya?"
"Ya iyalah, itu alasannya, kenapa gue masih disini! Eh nunduk-nunduk!"
Ryujin dan Hyunjin sama-sama menunduk, takut ketahuan para paparazy yang lagi nyari berita itu. Mereka berdua merunduk dibawah meja. Malahan Hyunjin yang megang kepala Ryujin saat menunduk.
"Jangan pegang-pegang kepala gue!"
"Stt.. Diem! Silent! Can?"
"Iya-iya!"
Para wartawan itu masih mencari-cari Ryujin dan Hyunjin. Mereka berdua masih bersembunyi.
Hampir setengah jam Hyunjin dan Ryujin merunduk di bawah meja, akhirnya para wartawan itu hilang juga.
"Kenapa enggak lo temuin aja para paparzy itu?"
"Mereka zombie di mata gue!"
"Eh tapi, tanpa wartawan lo nggak bakal terkenal!"
"Lagian itu bukan urusan lo!"
"Iyaa, sih! Kalo gitu gue cabut duluan!"
Ryujin pun membuka pintu kelas, lalu pergi meninggalkan Hyunjin. Ternyata Hyunjin juga ikut pulang, ia berjalan dibelakang Ryujin, Hyunjin memperhatikan Ryujin dari atas sampai bawah.
Ryujin ngerasa ada yang ngikutin di belakang, Ryujin pun menoleh.
"Ngapain lo ikutan gue?"
"Yee.. Siapa yang ngikutin? Geer banget!"
Ryujin pun mempercepat langkahnya, karena sudah di tinggal mobil jemputan, terpaksa ia harus naik taxi.
Sementara Hyunjin, berbelok ke arah parkiran.
Ryujin menunggu taxi didepan gerbang sekolah. Sementara Hyunjin membunyikan klakson mobil sportnya, untuk menyuruh Ryujin minggir.
Karena kesal, Ryujin berusaha menendang mobil Hyunjin, tapi hal itu malah menyakiti kakinya.
"Huh.. Ganteng-ganteng, bikin kesel! Gak jadi gue fallin love sama dia!" runtuk Ryujin.
Akhirnya ada juga taxi yang mau stop, pukul empat sore Ryujin baru nyampai.
—tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy Girl
FanfictionTentang Ryujin dan Hyunjin yang suka ribut, sejak pertemuan pertama mereka di penerbangan. ©joyul-ssi