14

378 44 1
                                    


Ruang VIP di sebuah restoran di dalam hotel mewah itu menjadi saksi bagaiman di keluarga terlihat akrab
Menikmati hidangan
Dan sesekali tertawa bergurau larut dalam obrolan

" Jadi kapan kalian akan menikah " pertanyaan park Chan Yeol berhasil menyedot atensi semua yang ada di ruang itu

" Aku sudah sangat siap appa , hanya tinggal yiren bilang iya " tangan Jimin bahkan mengelus pipi yiren lembut saat menjawab pertanyaan sang ayah

" Bagaiman jika tahun ini lebih cepat lebih baik " saran ibu yiren

" Aku setuju " angguk soora

" Bagaiman nak kau sudah siap bukan  menjadi istri Jimin " ayah yiren menatap anaknya penuh binar

" Bisakah menunggu aku lulus kuliah dahulu " suara yiren terdengar menyedihkan

" Kau masih bisa kuliah walau sudah menikah sayang " soora mengelus punggung tangan yiren

" Mungkin yiren tidak mencintai aku " Jimin tersenyum manis menatap yiren yang gelagapan

" Bu-bukan begitu " jawab yiren cepat

" Sudah lah kalian akan menikah tahun ini aku sudah sangat ingin menimang cucu " titah Chan Yeol yang di iyakan kedua orang tua yiren juga soora

" Oemma-nim , appa-nim aku ingin berbicara pada yiren berdua , boleh aku mengajak yiren keluar " izin Jimin

" Tentu boleh sayang pergilah jangan terburu-buru , jika ingin menginap di tempat Jimin oemma tidak masalah " jawab oemma yiren yang membuat yiren memutar bola matanya malas

Setelah berpamitan pada kedua orang tua nya
Jimin mengajak yiren ke sebuah taman di pusat kota yang menyajikan lampu kelap-kelip yang indah

" Mau bicara apa " tanya yiren sesaat setelah menduduki dirinya di sebelah Jimin

" Katakan pada orang tua mu untuk membatalkan pertunangan kita " suara Jimin terdengar dingin

Yiren mengerutkan keningnya " sial park lalu kenapa kau bicara seolah kita akan menikah " kesal yiren

" Karena aku tidak bisa melihat orang tua ku malu dan bersedih " Jimin menatap yiren tepat di matanya , " lagi pula kau tidak mencintai ku bukan "

Yiren tersenyum remeh pada Jimin
Mengembuskan nafas gusar sebelum mengangguk " ya kau benar nanti aku katakan pada appa dan oemma ku " yiren berdiri rasanya aneh sekali ada denyutan Dalam hatinya
Dia jelas tidak mencintai pria ini bukan
Tapi kenapa rasanya dia ingin sekali menangis

Yiren ingin bergegas berjalan meninggalkan Jimin
Tapi Jimin menarik tangannya hingga yiren berbalik dan berhadapan langsung dengan Jimin

" Terimakasih sudah bertahan dengan ku selama ini yiren-ah " Jimin mengelus pipi yiren

Yiren menikmati setiap sentuhan jari Jimin di wajahnya
Sungguh dia tidak munafik sentuhan Jimin itu memabukan
Kini jari Jimin berpindah pada bibir yiren " jika nanti ada yang mencium ini , ingat aku pertama mu " tegas Jimin , lalu melumat bibir pink yiren

Yiren memejamkan matanya
Menikmati ciuman dari Jimin
harum mint khas park jimin
membuat yiren membalas ciuman jimin , hingga
Ketika dirinya membutuhkan udara yiren mendorong bahu Jimin pelan
Jimin tersenyum dan mengusap sisa saliva pada bibir yiren

lalu menggandeng yiren ke arah mobilnya
yiren hanya memandang tangan nya dalam genggaman park jimin
tangan yang nanti tidak akan lagi bisa ia genggam
padahal biasanya yiren sangat tidak suka bersentuhan dengan jimin
tapi biar malam ini
mungkin untuk yang terakhir

wrong time  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang