Gabriel sudah melihat keberadaan Jovan di parkiran, Jovan sedang menunggu Gabriel di motor sport kesayangannya. Gabriel segera berlari ke arah Jovan, ia seperti anak kecil yang takut kehilangan indungnya. Napas Gabriel terputus putus akibat berlari tadi.
"Kenapa lari? Aku engga kemana mana ko" Jovan terkekeh melihat Gabriel berlari seperti anak kecil, lalu Jovan menyeka keringat yang membasahi wajah Gabriel.
"Takut Jo nunggu kelamaan di sini, makannya aku buru-buru kesini" Ucap Gabriel yang masih kecapean setelah berlari.
Mereka berdua berbeda kelas Jovan kelas 12 IPA 1 sedangkan Gabriel 12 IPS 1, Maka dari itu mereka sering bergantian menunggu. Saat selesai Ujian Nasional, Jovan sudah lebih dulu keluar kelas dan berakhir menunggu Gabriel.
"Engga ko, Tadi abis selesai ujian aku ngumpul dulu sama teman teman aku" Ucap Jovan
"Syukur deh. Yaudah yuk pulang" Gabriel yang melihat Jovan belum menyalakan motornya bingung biasanya Jovan sudah siap-siap menyalakan motornya.
"Jo kenapa?" Tanya Gabriel yang kebingungan
"Nanti malem ada acara ga? Aku mau ngajak kamu jalan" Tanya Jovan
"Maaf Jo, nanti sore teman Abril mau ke rumah dan mau nginep juga di rumah Abril" Jawab Gabriel sambil menunduk, ia takut Jovan kecewa.
"Yaudah gapapa, kita bisa lain kali aja jalannya" Jovan tersenyum tulus kepada Gabriel sambil mengelus puncak kepala Gabriel.
"Yaudah yuk pulang, udah mendung takut keburu hujan" Jovan mulai menyalakan motor sportnya dan membantu Gabriel naik ke atas motor.
Mereka berdua keluar dari area sekolah dan mulai membelah jalanan Ibukota yang mulai terlihat mendung. Jovan membawa motor dengan kecepatan sedang dan angin sepoi yang sangat mendukung bagaikan dunia serasa milik mereka berdua.
Jovan mengantarkan Gabriel terlebih dahulu karena rumah Gabriel lebih dekat dengan sekolah dan rumah Jovan 15 menit dari rumah Gabriel.
Mereka sudah sampai di perkarangan rumah yang minimalis tetapi terlihat elegan, itu rumah Gabriel.Gabriel turun dari motor sport dan membenarkan tatanan rambut yang acak-acakan terkena angin. Jovan merasa gemas dengan Gabriel dengan rambut berantakannya dan membantu Gabriel untuk membenarkan rambut tersebut.
"Terima kasih Jo" Jovan hanya mengangguk dan tersenyum.
"Jo, engga marahkan sama Abril, karena gabisa jalan sama Jo malam ini?" Tanya Gabriel
"Engga ko, kan aku udah bilang kita bisa jalan lain kali" Jovan tersenyum "Yaudah ya aku pulang dulu, mau hujan nih kayanya. Salamin aja ke bunda sama ayah ya" Jovan melihat ke arah langit yang mulai mendung dan mulai menyalakan motor sport kesayangannya.
"Iyah, Hati-hati Jo" Jovan pun hanya mengangguk dan mulai menjalankan motornya meninggalkan perkarangan rumah Gabriel.
Gabriel sangat beruntung memiliki kekasih seperti Jovan. Jovan sangat pengertian dan tidak terlalu mengekang seperti pasangan lain di luar sana dan juga selalu sabar untuk menyikapi Gabriel.
Gabriel masuk ke dalam rumahnya dan sudah ada bunda sedang duduk dan asik menonton tv sampai tak sadar anak tunggalnya sudah pulang. Sedangkan, Ayah Gabriel masih berada di luar kota karena pekerjaannya. Mungkin lusa Ayah Gabriel sudah pulang.
Ide jahil Gabriel pun beraksi untuk mengagetkan sang Bunda yang sedang asik menonton tv. Gabriel berjalan mengendap - endap bagaikan pencuri. Dann...
"DOORRRR" Teriak Gabriel yang berhasil mengagetkan bunda.
"Yaampun Bril, kamu jahil banget sih. Bunda lagi seru nonton FTV"
"Ya maaf bun, Gabriel sengaja" Gabriel tertawa dan mencium pipi sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
Teen Fiction"Tuhan memang mentakdirkan kita untuk saling berjauhan, tetapi aku yakin tuhan memiliki rencana besar di balik itu semua" ~Jovan Aiden Alexander "Bolehkah aku egois? Egois untuk kau tetap berada di sini. Bersamaku" ~Gabriella Gracia Ravelyn