(6) kilas balik

215 44 24
                                    

°Dunia San Victoria°

Jika mengenang hal yang tidak baik dimasalalumu
membuatmu sedih
jadikanlah itu sebagai batu loncatan untukmu
jika mengenang hal yang baik di masalalumu
jadikanlah itu senyuman untukmu hari ini

masa kecil yang suram, membuatku bertumbuh menjadi orang yang keras dan kadang menjadi orang egois, namun aku lebih pesimis menata masa depanku.
saat aku berusia 8 tahun, keluargaku diterpa kejadian buruk yang mempengaruhi masa depanku. seorang Ayah harus rela menjadi pahlawan untuk orang lain dan berujung kepada perpisahan sementara.

sejak kejadian itu, aku dipisahkan oleh jarak dengan seorang Ayah berpuluh tahun. namun masih bersyukur aku tinggal dengan seorang Ibu yang cantik dan cerdas... sekalipun seorang Ayah subagai tulang punggung keluarga, namun ibuku lebih hebat dari seorang Ayah.
menghidupi keempat anaknya dengan kemampuan yang dimilikinya.

kita harus pindah dari kota ini. "Ibuku sambil bergegas"
loh kenapa? lalu kita kemana? sahutku dengan wajah sedihku, bagiku kota ini adalah tempatku bermain, punya teman yang banyak, dan masakecilku ditempat ini.
kita akan memulai hidup yang lebih baik, Ibuku kekeh harus pindah
okke mama, sambilku melihat sudut rumahku, lalu kukeluar memandangi tempatku bermain dan berlari bersama teman2ku.

Hingga keesokan harinya, kami pun akhirnya meninggalkan kota kelahiranku, dan berpindah ke kota kelahiran Ibuku.
kami tinggal digubuk yang jauh dari kerumunan, dan jauh dari jangkauan...
setiap malam aku mendengar suara binatang bersaut sautan. Suara jangkrik dimalam hari memecahkan kesunyian malam pertama kami tiba di kota kelahiran Ibuku.
kami tidur beralaskan tikar rajutan nenek masa hidupnya,
diterangi lampu kecil dan ditutupi selimut yang tebal, dikarenakan kota kelahiran ibuku adalah kota yang memiliki musim dingin.

digubuk kecil ini kami menghabiskan masa kecil kami.
ya, jauh dari keramaian, tidak ada mall, tidak ada teman, tidak ada sepeda, tidak ada lompat tali, semua aktifitasku dulu hilang.
Namun ada hal yang baru yang kunikmati saat tinggal ditempat terpencil. aku belajar bercocok tanam, belajar memancing, belajar melakukan segala sesuatu untuk menghasilkan uang, dan kesederhanaan ini membuat kami menjadi lebih baik, bahagia dan selalu bahagia.

sekalipun jarak rumah menuju sekolah cukup jauh, memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk pejalan kaki, namun aku menikmati musim ini.

San...sahut Ibuku yang sedang memasak makan siang ini..
iya mama, sahutku yang sedang bermain bersama kedua adikku.
mama mau ke ladang petik kopi, nanti kasih adeknya makan ya.
iya mama.. sahutku sambil berjalan menuju dapur....

bahagia masa kecilku dengan Ibu, kaka dan kedua adikku... sekalipun tidak memiliki alat komunikasi untuk menghubungkanku dengan Ayah ku yang jauh merantau, namun kami cukup senang dengan kondisi kami yang serba sederhana.

San bangun....
matahari mengintip masuk lewat cela kamarku...
iya mama...
waktunya sekolah Nak..sambil menata kamar tidur..
aku bergegas menuju kamar mandi dan bersiap2 untuk berangkat sekolah.
sebelumku berangkat sekolah....
san sini mama suapin, sambil ku bersiap2 untuk beranglat sekolah
oke mam...
sembariku makan, kaka laki2ku tidak pernah lupa untuk sisirkan rambutku, mengikatnya dengan imajinasinya...
aku menyukai situasi ini....

Ibuku bukan pekerja kantoran, bukan PNS, bukan karyawan disebuah perusahan, tapi Ibuku hanya seorang pesuruh dan mengerjakan apa saja untuk menyambung hidup...untuk membuat anak2nya selalu tersenyum, setiap malam sebelum kami tidur, kami akan mendengarkan cerita menghantar kami tidur, bahkan sebelum kami melanjutkan istirahat kami, Ibuku akan menutup hari ini dengan tertawa bersama... kami jauh dari air mata, kami jauh dari rasa sedih, sekalipun kami tidak tinggal bersama Ayah kami.

Namun, kebahagiaan kami singkat...
kebahagiaan kami direnggut, dan krbahagiaan kami hilang dan kebahagiaan itu mati....

kebahagiaan kami direnggut, dan krbahagiaan kami hilang dan kebahagiaan itu mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alam mengambil dia dariku...
kekuatanku direnggut, dirampas dari genggamanku, ia merusak lukisan ceritaku,
ia merebut bahagiaku.....

Tepatnya aku umur 10 Tahun, UN akan dimulai dan aku harus berhenti dari sekolahku, dan kami tinggal di kota, bersama nenek dan keluarganya...
Tepatnya hari minggu Ibuku mengalami kecelakan saat bekerja di kebun tempat Ibuku biasanya menghabiskan waktunya....
Ibuku harus ditimpa sama pohon besar, menganakan kepalanya, hingga kepala menyatu dengan lututnya, pada akhirnya pingganh Ibu ku patah dan mengalami kelumpuhan. 3 bulan lamanya aku punya waktu bersama ibuku, aku harus melihat setiap hari Ibuku berjuang untuk melawan sakitnya. Tidak ada biaya untuk membawa Ibuku ke Rumah sakit, Ibuku hanya dibaringkan diruang tamu tepatnya dirumah nenekku...

sakit, kecewa kondisi ini membuatku menjadi orang yang cukup terpukul, mereka hanya menyaksikan tanpa melakukan apapun. Mereka hanya mengolok Ibuku, dan memperlakukannya tidak layaknya seorang pribadi. Hingga suatu malam aku harus mendengar Ibuku menangis dan berkata "aku lelah". Aku hanya bisa nangis memeluk adik bungsuku, aku tidak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu, aku hanya menemani Ibuku dengan air mata.

hingga tiba waktunya....

san, Ibu pengen banget makan Ayam, tapi Ayamnya dimasak macam2...pasti enak
aku hanya bisa diam dan tertunduk.
lalu nenekku mendengarkan permintaan Ibuku, entah setan apa yang merasukinya hingga ia mau melakukan keinginan Ibuku...
hmmmm
bau masakan yang enak, gumam Ibuku yang sedang berbaring...
Mama suka? sahutku sambil duduk disamping tempat tidur Ibuku...
suka banget lah....

sudah siap nih masakannya, kamu mau makan? neneku bertanya kepada Ibuku sambil membawakan daging Ayam sesuai Request Ibuku..
ternyata, Ibuku tidak memakan sedikitpun daging Ayam tersebut, Ibuku memberikan pesan2 berharga bagi kami anak2nya sambil Ibuku suapin kami berempat....pesan berharga yang tidak bisa kudengar lagi....

setelah kejadian itu...
tiba-tiba...
mama....mama....mama.....mama...tangisanku memecahkan susasana malam itu.
aku menjerit, ketika melihat Ibuku sesak nafas dan penglihatannya sudah tidak terarah...
mama dengarkan aku mama..
tidak ada jawaban darimu mama😥
hingga tiba2 aku melihat hanya ada nafas yang terputus putus menemani langkahmu Ibu...😭😭😭
berjam jam Ibuku lewati masa itu, dengan nafas yang terputus putus.. seolah-olah Ibuku bahagia pergi dari sisiku.....
aku terjaga melihatnya hingga nafas terakhirnya...suasana hatiku peccah dan aku berteriaaak
maaaaaaaaa, aku menggoncangkan tubuhnya berharap ia kembali dan menyahutiku, berharap ia menggenggam tanganku seperti saat aku sedang berjalan bersamanya ke kota, dan memberikanku hadiah.

teringat masa bahagia waktu itu, setiap kali Ibuku panen sayuran dan mendapatkan penghasilan tambahan, Ibuku tidak lupa selalu membelikanku baju tidur...
menggandengku dan merangkulku, hingga suatu ketika, aku dan Ibuku mendengar tetangga berkata: kalian Ibu sama anak, atau kaka sama adek... bahagia bagiku, bisa menjadikan Ibuku sebagai sahabat, sebagai teman, sebagai buku yang siap ku tuliskan kisahku...
namun semua hanya sebentar.....

ia pergi dengan hembusan nafas yang terputus putus... malam itu aku hanya bisa melihatmu terkujur kaku, tidak mendengarkan teriakanku memanggilmu....
tidak menjawabku saat ku memanggilmu, tidak menemaniku lagi....

Ibu makasih, tidak ada kata yang bisa melukiskan perasaanku malam ini....
semua orang sibuk memandikanmu, membuatmu lebih cantik dengan rambut yang sudah tidak ada, sedangkan aku hanya bisa diam,
aku tidak sanggup mama....
bisa kah kau peluk aku lalu kamu pergi dengan cepat...

terkujur kaku, dengan tangan yang terlipat, dilapisi dengan pakaian dan kain terbaik untukmu, sudah tidak mampukah kmu memanggilku mamaa.......
genggam tanganku lagi please,,,
mam...😥😭😭
kini ceritaku terhenti, tidak ada lagi cerita, tidak ada lagi kisah, tidak ada lagi suka, tidak ada lagi tawa... semua mati

~Seni Abstrak~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang