Waktu

227 42 1
                                    

"Aku... bolehkah aku jadi pacar kamu?"

Pertanyaan itu terngiang-ngiang di benakku meski kejadiannya sudah berlalu hampir 3 hari yang lalu. Aku tidak bisa menjawab pernyataannya lagi, tapi karena aku tidak bisa lari, aku hanya bisa meminta waktu untuk berpikir.

Selama 3 hari itu pula, hidupku jadi lebih berbeda. Mingyu bukan tipe manusia yang bisa diam, tahu aku butuh waktu untuk berpikir, manusia itu malah jelas-jelas memberikan perhatiannya yang terlalu berlebihan kepadaku.

Sebenarnya tidak aneh kalau dia melakukannya seperti biasa, I mean ketika konteksnya kami masih menjadi teman yang suka saling menggoda, tapi kini berbeda dan aku malah merasa malu.

Seperti hari ini, ketika aku tiba di kelas dan langsung duduk di antara Minghao dan Yuju, Mingyu malah meminta Yuju untuk menukar posisi. Yuju, entah kenapa, mau-mau saja, bahkan gadis itu asyik bercengkrama dengan Seokmin di kursi belakang.

"Udah sarapan?" Mingyu bertanya sembari menatapku lekat, ia mengambil nasi kepal dan banana uyu dari dalam tasnya.

Aku mengangguk, berbohong tentu saja, kalau ia tahu aku belum makan bisa-bisa manusia itu memaksaku pergi ke mini market untuk membeli sarapan.

"Ini minum," ia menaruh susu itu di mejaku, sedangkan ia memakan nasi kepalnya dengan antusias.

Kalau biasanya aku langsung meminum pemberiannya, kali ini aku tidak menyentuhnya sama sekali. Aku masih terlalu shock dengan kondisi hatiku.

Tahu aku tidak memperdulikan susu yang diberikannya, Mingyu meraih botol itu dan membuka tutupnya. Ia lalu mengambil salah satu tanganku, memaksa aku untuk memegang botol susu pemberiannya.

"Minum, oke?" Ia memastikan sembari mengelus puncak kepalaku dengan lembut.

Ya Tuhan, aku ingin pulang ke kosan saja rasanya.

Di samping kiriku, Minghao tampak menyembunyikan senyum. Pria itu pura-pura tidak memperhatikan dengan memainkan hp, yang langsung ku sikut hingga ia terkejut di kursinya.

"Kenapa?" Tanyanya tanpa mengalihkan wajah dari hp.

Aku tidak menjawab, meski aku ingin sekali memekik heboh atas sikap Mingyu. Orang-orang di kampus sebenarnya tidak ada yang sadar akan perubahan ini karena aku dan Mingyu terbiasa seperti itu pada hari biasa, hanya Minghao, Yuju dan Seokmin yang paham--karena mereka tahu apa yang terjadi.

"Nggak." Kataku singkat, merasa agak keki.

Mingyu ternyata mendengarku berbicara, ia mengalihkan kepalanya ke arah Minghao. Menatap pria itu penuh tanya.

"Wae?" Tanya Minghao risih.

Aku tertawa melihatnya, sedangkan Mingyu masih meliriknya sinis. "Awas kalau lo ganggu kesayangan gue."

Susu pisang yang sedang ku minum langsung keluar dari mulutku. Sial. Aku kaget dengan kalimatnya.

Mata Mingyu membulat, ia buru-buru mengambil tisu dari dalam tasnya dan mengusap wajah dan mejaku yang terkena muncratan susu.

Minghao tertawa kencang, membuat orang-orang menatap kami penuh tanya. Sial. Aku malu sekali.

"Kamu nggak apa-apa?" Mingyu khawatir, aku mengangguk, meraih tisu di tangannya dan membersihkan diriku sendiri.

"Hidungnya ga apa-apa?" Tanyanya lagi sembari meraih pipiku.

Aku buru-buru melepas tangannya. "Aku nggak apa-apa, Mingyu."

"Aw... so sweet banget, sih." Minghao menyahut sembari menatap kami dengan penuh niat.

Aku menendang kakinya sampai ia meringis, masih menahan tawa. Sial. Kenapa aku bisa punya teman seperti Minghao, sih?

Sedangkan Mingyu masih misuh-misuh mengkhawatirkan diriku di samping.

Hah. Mengapa aku jadi kangen liburan?

If Mingyu My TTM (Temen Tapi Mesra) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang