Alasan

224 36 0
                                    

Aku berjalan menuju kelas dengan santai, hari ini adalah salah satu hari yang menyenangkan karena jadwal matkul hanya sedikit. Meski semalam aku sedikit kecewa--diakibatkan oleh seseorang--setidaknya hari ini aku bisa memanjakan diri agar tidak mengingat kejadian kemarin.

"Hey, sweetheart! Kamu lupa siapa yang ulang tahun kemarin?"

Heleh. Tangan Mingyu sudah melingkari pundakku, pria itu tampak bahagia dengan senyum lebar di wajahnya. Aku segera melepas tangannya, "nggak ada yang ulang tahun." Jawabku keki.

"Aku ulang tahun kemarin! Pria tertampan yang pernah kamu kenal."

"Pria tampan yang pernah ku kenal hanyalah Hong Joshua." Elakku sembari melirik Mingyu yang wajahnya berubah masam.

"Hei, jangan bawa dia lagi, oke? Sebelum ulang tahunku lewat lebih panjang, kenapa kamu tidak kasih aku hadiah? Surprise? Kue?"

Rasanya ingin aku timpuk wajahnya pakai buku yang ada di dalam tasku. Kalau saja dia tahu semalam aku dan yang lainnya sudah menunggu beberapa jam untuk memberikannya surprise. Enak saja ngomongnya santai sekali.

"Nggak ada." Kataku singkat kemudian masuk ke kelas yang mulai terisi oleh teman-temanku.

Aku segera menghampiri Minghao yang duduk sendiri di barisan kedua. Di atasnya ada Seokmin dan Yuju yang tampak menahan ngantuk. Mingyu seperti biasa, mengikutiku seperti anak anjing.

"Heyyy, Mingyu arrived. Kalian nggak ada yang mau ucapin selamat?"

Seokmin dan Yuju menghela napas panjang sedangkan Minghao hanya mengucap satu kata dengan nada malas. "Selamat."

"Eh? Kalian lupa kalau gue ulang tahun kemarin? 6 April, guys!"

"Duduk, Mingyu! Lu ngalangin papan tulis di depan!" Tegur Seokmin tampak masih bad mood, padahal biasanya ia orang yang selalu bahagia meski dikecewakan berpuluh kali pun.

"Ada apa ini?" Mingyu duduk penuh tanya, aku hanya bisa menarik tangannya untuk segera duduk. Tingginya cukup menghalangi orang yang duduk di belakang kami.

"Kemarin 6 April, kan? Kemarin ulang tahunku, kan?" Mingyu berbisik padaku.

Aku mengangguk. "Iya, kami tahu. Sekarang diam, buka buku, persiapin tugas untuk dikumpulin segera."

"Ta-"

"Ssssttt. Jangan ribut." Aku memotong kalimat yang baru saja mau keluar dari mulutnya. Dan Mingyu mengerucutkan bibir. Ia kecewa.

Tapi kami juga kecewa.

~~~

"Kenapa semuanya ngehindar, sih?" Mingyu tidak terima, sembari mengeluh ia memakan makan siangnya dengan penuh semangat. Ia tampak kecewa sampai aku hanya bisa meresponnya dengan anggukan.

"Kamu denger aku, nggak?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Tetep nggak mau kasih surprise? Kado? Kue?"

Aku mengangguk.

Mingyu menghela napas. "Ada apa sih? Harusnya orang yang ulang tahun dibaikin, ditraktir makan. Kenapa malah didiemin begini?"

Haduh. Gemes juga.

"Semalam kamu ada janji sama Minghao, nggak?"

Mingyu mengerutkan kening. "Janji?"

"Tugas kelompokmu."

"Oh. Shit." Mingyu terhenyak. Pria itu menepuk jidatnya. "Semalam aku ada janji tiba-tiba, aku lupa."

"Janji sama cewek sampai lupa cek hp?" Sahutku santai.

Mingyu terdiam. Kedua tangannya berhenti bergerak mengambil makanan pada nampannya. Matanya lurus menatapku curiga.

"Tahu dari mana?"

Aku menghela napas. "Dua hari yang lalu aku lihat kamu jalan sama cewek."

"Kamu marah?"

Kali ini aku yang terkejut mendengar pertanyannya. Untuk apa aku marah? Aku hanya kecewa karena ia lupa janjinya dengan Minghao, mengakibatkan rencanaku dan teman-teman hancur berantakan.

"Untuk apa aku marah?" Tanyaku balik.

Mingyu mendecakkan lidah. "Nggak cemburu?"

Kedua alisku rasanya hampir menyatu gara-gara pertanyaan tak jelas itu. "Hei, harusnya kamu nanya ke Minghao. Apakah dia tidak marah? Apakah dia tidak kecewa sudah menunggumu berjam-jam untuk ngerjain tugas tapi kamu malah asyik main sama cewek?"

"Kenapa kamu membela Minghao?"

Ya Tuhan. Mingyu kenapa, sih.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. "Aku nggak tahu apa yang kamu pikirin. Tapi semalam aku dan yang lainnya nunggu kamu di indekos Minghao untuk ngerayain ulang tahunmu. Sayangnya kamu lupa, oh tidak... kamu keasyikan jalan sama cewek lain."

Setelah puas memberitahukannya fakta itu, aku langsung bergegas keluar dari kantin. Terserah Mingyu mau mengejarku atau bagaimana, tapi anak itu keterlaluan. Bagaimana bisa dia lupa janjinya dengan Minghao? Bagaimana bisa dia tidak mengangkat atau membaca pesan Minghao hanya karena satu cewek itu.

Benar-benar keterlaluan.

Benar-benar keterlaluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If Mingyu My TTM (Temen Tapi Mesra) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang