Ya, dia officially pacarku sekarang. Setelah drama yang terjadi antara aku dan dia. Setelah ribuan sambatan Minghao. Setelah kata-kata bijak Joshua sunbae. Setelah rasa tidak percayaku terhadap perasannya dan rasa takut yang menghantui.
Aku bisa terima dia kapan pun, tapi apakah kamu tidak khawatir ketika menyukai temanmu sendiri? Khawatir kalau pertemanan kalian akan rusak karena sebuah perasaan lebih? Aku yakin, kalian juga merasakan hal yang sama.
Tapi sekarang aku tidak boleh terlalu pusing soal itu, karena Mingyu sudah berjanji untuk tidak ke mana-mana, malah dia yang khawatir kalau aku berpindah hati ke Joshua.
Ya, dia masih saja cerewet dan protektif.
"Lagi mikirin apa?" Mingyu datang membawa kresek, ia langsung duduk di sampingku tanpa izin (tapi dia memang ga perlu izin, sih).
Aku menggeleng. Memangku dagu sembari menatapnya dari atas sampai bawah.
"Kenapa? Aku keren, kan?"
Napasku terhela. Iya, dia benar.
"Aku tahu kamu pasti belum sarapan, ini nasi kepal, air mineral, roti--"
"Sarapan apa piknik?" Sahut Seokmin duduk di barisan atas kami.
Mingyu meliriknya sekilas. "Lo mau, kan? Bilang aja, sih. Sirik ae."
Seokmin mendengus. "Alay lo bedua."
Idih. Kali ini aku yang meliriknya. "Orang baru putus emang suka sirik, sih."
"Kampret." Seokmin menyahut, ia menyerah dan kembali duduk sembari mengerucutkan bibirnya. Tampak kesal denganku dan Mingyu.
"Dimakan, sayang." Panggil Mingyu setelah membuka nasi kepal dan botol air mineral.
Jadi malu, hahahaha. Tapi Mingyu memang sweet banget, sih. Makanya jangan tanya mengapa aku bisa suka padanya.
"Makasih." Kataku dengan senyum terlebar yang pernah ku punya.
Mingyu mengelus puncak kepalaku dengan lembut.
"Jadian boleh, PJ jangan lupa." Minghao menyahut sembari memainkan hp. Aku menyikutnya--tiba-tiba merasa Deja Vu karena terlalu sering melakukannya.
PJ apaan. Ia bahkan tidak pernah mendengar curhatanku dengan baik. Yang seharusnya menerima PJ hanya Joshua sunbae seorang.
"Btw, lo udah coba roll film yang dikasih sama dia belum?" Seokmin bertanya dengan serius, tubuhnya agak membungkuk agar bisa mendekati posisi aku dan Mingyu.
Aku menggigit bibir bawah, soal kado... aku belum memberikannya kepada Mingyu. Kenapa, sih, Seokmin selalu saja merusaka suasana.
"Roll apaan?" Tanya Mingyu menatapku penuh tanya.
"Hadiah ulang tahun." Seokmin menyahut.
Teringat sesuatu, Mingyu mendekatkan wajahnya ke arahku. "Oh iya, hadiahku mana?"
"Belum dikasih?" Seokmin bertanya dengan wajah pura-pura terkejut, aku melemparkannya bungkus nasi kepal yang sudah ku makan.
Dasar perusak suasana!
"Mana?" Tanya Mingyu dengan puppy eyes.
Aku mendengus, mendorong wajahnya menjauh. "Hahh... dikasih kejutan aja nggak dateng."
"Bahahahahaha! Mampus lo!" Seokmin tertawa terbahak-bahak melihat Mingyu yang kalah telak.
Aku dan Mingyu kontan meliriknya sinis. Betul-betul kampret manusia itu.
Minghao memperhatikan kami dengan penuh minat. "Ya, lanjutin sampai dosen dateng. Gue suka, gue suka."
"Sekalian gebukin Seokmin juga gue suka." Seru Yuju di samping Minghao.
Ya Tuhan. Kenapa aku bisa punya teman seaneh mereka.
"Para jomblo, diem ya pada!" Sahut Mingyu sembari merangkulku.
Teman-temanku segera bersorak tidak terima. Lagi-lagi Seokmin memanggilnya Alay. Aku hanya bisa tertawa.
Dan ini ceritaku yang bisa jadian dengan seorang Kim Mingyu yang awalnya hanya teman dekatku (yang mesra). Aku harap kalian tidak mendapatkan tipe cowok yang sama, ya.
Bisa ribet hidupmu.
Pokoknya jangan.
끗
ㅎㅎㅎ
Awalnya ingin bikin ficlet, eh malah keterusan jadi cerita bersambung. Ya sudahlah, ya.Aku akhiri kisah singkat ini sampai di sini. Tunggu cerita baru ya!!!❤
Thanks for reading!! Wish you had a beautiful dayyy~~
KAMU SEDANG MEMBACA
If Mingyu My TTM (Temen Tapi Mesra) [Complete]
FanficFiclet menggelikan ajalah. Biar masa isolasi menyenangkan.