12. Rindu

4 1 0
                                    

3 bulan kemudian..

"OMG, REY DEBUT DRAMA!!"

"GANTENGNYA GILA BANGET SIH"

"BARENG ANDIEN LOH, BARENG AKTRIS PAPAN ATAS LANGSUNG"

"REY KEREN BANGET"

Sekarang aku sudah kembali seperti semula, hanya melihat rey dari tv. Aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Rey mengirimi ku pesan setalah aku pulang dari taman bermain 3 bulan lalu, dan rey hanya menanyakan apakah aku sudah sampai dirumah atau tidak. Setelah itu kami benar benar tidak lagi berkomunikasi. Rey semakin sukses di dunia hiburan dan aku kembali menikmati masa masa aku hanya menjadi salah satu penggemarnya.

Aku membuka handpone ku dan membuka website yang dibuat para penggemar rey. Disana sangat banyak foto foto yang diambil dibalik layar. Saat ini rey memang sedang syuting salah satu drama dengan aktris yang cukup bernama. Aku yakin dia akan lebih terkenal lagi setelah ini, dan aku akan semakin jauh darinya.

raisa : oi, gue dah dpt tiket m&g rey ni, yg utk minggu ini

Aku kaget melihat notif yang masuk tiba tiba. Sekedar info, sekarang aku mencoba untuk membuka diriku dan menjadi akrab dengan orang lain, dan kebetulan aku bertemu raisa, teman satu sekolah ku. Kami bertemu saat acara sekolah, saat itu dia sedang bersama temannya, dia sedang membahas rey dan aku nimbrung begitu saja. Aku tau itu nemalukan, tapi raisa dan ana, temannya, sangat menerima kehadiranku.

aku g mau nonton rai

raisa : gue dah beli susah2 ni, emg knp si? waktu itu pas pemotretan deket sini jg, lo g pergi, aneh bgt

aku memang cukup menjaga jarak dari rey, karena bagaimanapun sulit untuk melupakannya begitu saja. Meskipun dia berada di dekat kami untuk urusan pekerjaan, aku tetap memilih untuk tidak bertemunya.

kenapa ga bareng ana aja?

raisa : dia pergi dr sabtu sampai selasa, g mau tau, lo harus temenin!

Aku hanya bisa menghembuskan nafas berat. Sepertinya aku tidak bisa menghindari rey lagi. Lagipula disana pasti ramai kan? bagaimana rey bisa menandaiku? sangatlah tidak mungkin. Jadi sepertinya baik baik saja bila aku pergi.

*****

"bella, lama lagi gak?" ucap Raisa yang baru saja sampai ke rumahku dan langsung masuk ke kamarku.

"bentar, tinggal ikat rambut," jawabku.

"pakai make up juga dong bella, manatau kita di notice,"

"gak perlu raisa, gak mungkin juga dinotice," jawabku santai.

"setidaknya lip balm, tuh lo ada," ucap raisa sambil menunjuk lip balm yang diberikan oleh rey. Astaga, aku menjadi kembali mengingatnya.

"sini gue pakein," ucap raisa, dia langsung mengambil lip balmnya dan memakaikannya ke bibirku.

"selesai, yuk cepetan, gue gak mau ketinggalan," Raisa langusng menarik tanganku.

******

"HAI SEMUANYA! KALIAN PASTI SUDAH NUNGGUIN REY KAN?" ujar mc dari acara itu dan dibalas teriakan semangat dari semua penonton.

"Wah, semangat banget nih, yaudah langsung aja kita panggil rey nya ya." setelah itu rey pun keluar dari balik panggung sambil tersenyum lebar. Dia melambaikan tangannya ke arah penonton. Dia tampan, selalu tampan, dan aku merindukannya. Selama beberapa bulan ini, aku hanya dapat melihatnya dari layar hp dan kini aku melihatnya langsung. Terlintas hari hari yang telah kami lewati di pikiranku yang akhirnya langsung aku hilangkan.

"Rey, mau nanya nih, kan kamu akan debut drama nih, perasaan kamu gimana sih?" tanya salah satu penonton saat acara tanya jawab dilakukan.

"Pastinya aku semangat banget dong, soalnya ini debut drama aku dan aku akan ngelakuin semaksimal mungkin, jadi aku harap kalian semua dukung aku ya," jawab rey tanpa menghilangkan senyum diwajahnya.

Selanjutnya ada banyak lagi pertanyaan yang datang dan aku hanya menyimak saja sampai pada akhirnya raisa yang ada disebelahku mengajukan pertanyaan ke rey. Otomatis rey akan menoleh dan kami pun bertukar pandang. Aku baru saja ingin mengalihkan pandanganku, tapi ternyata rey lebih dulu melakukannya. Ada rasa sesak di dadaku dan perasaan ingin pulang, tapi aku tidak mungkin meninggalkan raisa disini. Aku tidak lagi fokus mendengarkan pertanyaan dari raisa, aku hanya berusaha menghilangkan rasa sesak di dadaku. Aku pun memilih menundukan pandanganku.

Acara berlanjut ke bagian tanda tangan, tapi aku memilih menitipkan majalahku kepada raisa dan memilih pergi ke toilet, Awalnya raisa tidak menyetujuinya tapi pada akhirnya dia mengizinkanku.

Aku mencuci wajahku dan menatap kaca di depanku. Aku mengeluarkan hp ku untuk memberi kabar pada raisa bahwa aku akan menunggunya diluar gedung. Aku benar benar tidak ingin bertemu rey untuk saat ini, karna jika dia menghindari pandanganku lagi, aku mungkin akan lebih sakit hati tentunya. Aku melangkahkan kakiku untuk keluar gedung dan duduk di salah satu bangku yang ada, menunggu raisa sambil menatap sekitar.

"hai" sapa seseorang di belakangku dan aku pun menoleh.

"kak zefda, kok diluar?"

"habis dari toilet tadi, terus ngelihat kamu keluar gedung,"

"kakak gak ke tempat kak rey? bukannya kakak harus ada disana?" tanyaku.

"iya ini mau kesana kok, kamu gak masuk?"

"aku mau diluar aja kak," jawabku tenang.

"ohh oke, aku cuma mau bilang makasih sama keputusan kamu karena waktu itu aku gak sempat bilang. Aku pergi dulu ya, takut rey nunggu," ucap kak zefda meninggalkanku tanpa menunggu jawabanku. Setelah itu aku melihat Raisa keluar dari gedung bersama dengan beberapa penggemar rey.

"nih punya lo, aneh banget kok gak mau ketemu rey langsung, padahal kan nge fans," ucap raisa dengan nada ketus yang kubalas dengan senyuman. Aku mengambil majalahku dari tangab Raisa dan membukan lembar yang ditandatangani rey. Lembaran itu berisi tanda tangannya beserta pesan singkat.

'gue seneng lihat lo baik baik aja, jgn ngehindarin gue lagi kayak skrg ini'

TBC...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang