Tiga

8.6K 215 30
                                    

Jangan lupa like dan komennya perparagraf ya, biar gue semangat lanjutin cerita ini okeyy :))

Jangan lupa like dan komennya perparagraf ya, biar gue semangat lanjutin cerita ini okeyy :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin...

Benara mencium bibir ranum yang telah berhasil merebut atensinya. Saima melenguh kaget, lelaki bermata coklat itu narik bibir lawannya dengan bibirnya sendiri, mengulum kasar permukaan bibir yang terasa manis di indra pengecapnya. Suara decakan bibir bersautan di ruang bertension tinggi padahal pendinginnya tidak rusak. Benara dan Saima, dua orang yang telah ada pemiliknya saling memanggut intens dengan tak tahu malunya.

Setelah beberapa menit Saima memutuskan panggutan mereka dengan nafas agak memburu, jarak wajah keduanya masih begitu dekat. Benara yang baru saja meyisipkan lidahnya keluar, menjilat pelan bibir Saima yang lembut dan terasa lembab di bawah bibirnya. Persis kucing menjilati susu dari mangkuknya.

Benara kembali nerobos bibir Saima yang beri sedikit celah. Memperluas akses ke dalam. Si cantik kembali eratkan tangannya di tengkuk si pria tampan, sementara tangan yang satu meremas kemeja Benara.

"Nghhhh...."

Damn it, Benara gemas luar biasa dengar desahan Saima yang berhasil ia redam dengan lidahnya. Lalu pria bermata tajam itu membelit lidah si cantik—main-main di sana sampai nyentuh berkali-kali langit mulut Saima. Merasa langit mulutnya dijilat rakus, tubuh Saima gemetar. Geli bikin nggak tahan, dia memang sensitif dibagian itu.

Benara masih asik lakukan kegiatannya—menjilat semua yang ada di dalam mulut Saima. Saliva yang menumpuk dalam mulut Saima keluar dari celah saat Benara memiringkan kepala wanita itu untuk memperdalam ciumannya.

Saima pening luar biasa. Ia akui, Benara is good kisser, sukes bikin dia menggaruk kasar rambut belakang pria dominan itu.

"Nghhhh... Ben—" Saima butuh bernafas, tapi Benara tak rela berhenti. Paru-parunya penuh, ditambah jantungnya yang berdegup tanpa ritme.

Saima sudah berikan kode, kepalanya menggeleng ke samping, tapi Benara makin menekan dan ikuti arah bibir Saima. Bibirnya ngegigit halus lidah si cantik yang terjulur keluar dengan liur menetes berantakan. Cantik sekali.

"K–khaak!"

Oke, sekarang Benara mengerti. Ia bisa membuat seorang wanita pingsan kalau diteruskan.

Benara tersenyum tipis, meraih kedua pipi Saima lembut dan menanamkan ciuman tepat di bibir sebelum menjauh. Hingga sedetik kemudian—

—Keduanya tersenyum geli, merasa tolol.

Apa yang baru saja mereka lakukan?

Mencium pasangan orang lain sampai gemetaran?

Apa yang kamu ingat tentang adegan-adegan jahat dalam film perselingkuhan? Bergandengan tangan saat pasangan sahnya jelas-jelas di depan mata?Ciuman di tangga darurat dengan terburu-buru karena tidak punya banyak waktu? Ketika penulis naskah seolah membuat adegan si 'pengkhianat' memang pantas dimaki dan dibenci, atau mereka hanya butuh tokoh antagonis untuk membuat si prontagonis jadi yang paling bersinar.

SELINGKUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang