× Explore ×

1.1K 134 16
                                    

"Kita masuk satu persatu sesuai pembagian kelompok. Siapa yang megang obat penawar ?" lia mengangkat tangan.

"Tidak usah membuang waktu lagi, tim yeonjun dan yeji masuk yang pertama." Namanya yang disebut bergerak masuk ke dalam gedung.

Mereka melewati koridor rumah sakit, menatap ke segala arah dengan waspada akan kemungkinan buruk yang terjadi.

Dan satu hal yang pasti yaitu keheningan, tidak ada yang memulai pembicaraan. Dua duanya saling membisu dan tetap fokus pada sekitarnya.

Hingga di salah satu kamar, yeji dengan mata kucingnya melihat ada yang bergerak. Tanpa suara, kaki jenjang yeji mengantarnya ke kamar tersebut.

Mencoba membuka pintu sepelan mungkin, ia masuk ke dalam. Memandangi setiap inci ruangan. Namun tanpa disadari sosok mayat hidup berada dibelakangnya.

Dorr

"Jangan lengah, yeji. Lo bisa mati digigit ama zombie." yeonjun menginjak kepala zombie yang tergeletak di bawah.

"Hnn, tinggal cari obat penawar." jawab yeji jutek, itu membuat yeonjun tersulut api.

"Kalau lo gak nemu dalam 30 menit, lo bisa seperti mereka !" bentak yeonjun.

"What your business, dude ? Please be profesional in here." tak mengindah kemarahan yeonjun, yeji keluar dari kamar.

"Hilih, plis bi prifisiinil in hir." nyinyir yeonjun, dan naasnya yeji mendengar.

"Apa lo."

"Ga."



Ada yang bisa tebak hubungan yeonjun-yeji ?














----------













10 menit sudah berlalu, ini saatnya soobin dan beomgyu menampakkan kaki ke dalam rumah sakit.

"Bin, menurut lo zombie itu cakep gak ?" sambil berjalan beomgyu terus mengeluarkan berbagai suku kata.

"Kalau misalkan cakep nih, gue bawa pulang boleh ? Lumayan jadi pajangan di rumah. Ya itupun-" soobin menaruh jari telunjuknya di bibir beomgyu, menyuruh pemuda choi di sampingnya diam.

"Heh, lu kenapa-"

"Ssstt. Jangan berisik !"

Beomgyu tidak tahan dengan jari soobin, ia lalu menghempaskannya dari bibir. "Bibir gue, anjir."

"Lagian lu bawel amat, kalau suara lu menarik perhatian zombie gimana ?" tanya soobin kesal.

"Aelah, gak bakal-"


Raauurrr


[Bomat, ga tau suaranya kek gimana]


Di sebelah kiri soobin datang 5 zombie berkerumun. Soobin dan beomgyu sempat lirik-lirikan mata, sampai akhirnya mereka memutuskan...

"RUN !!" pekik beomgyu yang lari terlebih dahulu.

"Bangsat, gak tungguin gue." soobin menyusul beomgyu yang lari ke arah kanan. Ia terus menerus mencoba menyamakan langkah kakinya dengan beomgyu.


"Gyu, lu ambil sejata apa ?"


"Glock 20 !" entah kenapa beomgyu merasa senang hanya menyebutkan senjata favorit nya.

"Again !!? Haish, lupakan. Ayok kita uji kekuatan mereka." soobin berhenti berlari, ia memutar badan untuk mengarahkan Heckler & Koch HK416 ke zombie-zombie lapar itu.

Beomgyu gak mau kalah, ia mengikuti gerakan soobin. Dan mulai menembak.

Satu peluru.... dua peluru.... tiga peluru....

"Soobin !!! Ini kok zombienya gak mati-mati !!"

"Tembak truss, jangan kasih kendor." ucap soobin yang masih fokus menembak.

Beomgyu menarik nafas, ia berniat membidik kepala zombie.


Dorr


Kepala zombie tersebut pecah, yang mana membuat seorang choi beomgyu senang.

"Gak usah senang dulu. Baru 1 zombie ituu, gue dong empat." kata soobin sambil mengisi ulang peluru.

"Halah, sombong." cibir beomgyu.

"Tapi bin, perkataan lo bener." beomgyu mengusap dagu layaknya seorang detektif.

"Yang mana ? Gue lebih kuat dari lo ?"

"Mana ada, woi !! Kayaknya bener, zombie cuman bisa mengandalkan indra pendengaran." teori beomgyu membuat soobin kaget.

"Napa lu ?" tatap beomgyu heran.

"Gue bangga, akhirnya otak lo dipakai lagi." kata soobin sedramatis mungkin. Beomgyu memicingkan matanya.













----------













"Gue bunuh juga lo !" ucapnya, menaruh Desert Eagle Mark XIX Pistol di pelipis seseorang.




Dorrr




Hati ku sangat kacau, hehe













Tbc

1| The mission  ×txtzy×Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang