Bab 10

1K 159 5
                                        

Langkah kaki panjang terbalut celana pipa hitam itu melangkah cepat, sesekali dia melihat ke belakang waswas bahwa wajahnya bakal menjadi incaran vampir lain. Napasnya naik turun mengimbangi irama pembuluh darahnya yang mengalir begitu deras, jika pertarungan seperti kemarin akan terjadi lagi. Apalagi kemarin Stella telah membunuh dan membakar tubuh dua vampir tanpa ada perasaan bersalah.

Jarum jam tangan antik milik William menunjukkan pukul sebelas malam. Jalanan sedikit sepi walau suara gonggongan anjing penjaga rumah terdengar saling bersahutan Sinar rembulan pun tampaknya malu-malu untuk memantulkan cahaya sempurnanya. William berharap bahwa bulan akan redup untuk sementara waktu jika mengingat cerita Stella tentang kekuatan puncak para vampir.

Selagi mencari solusi untuk menyembunyikan identitas Stella, William membawa si gadis rubah bersembunyi di sebuah kamar kecil di sebuah bangunan gereja yang letaknya jauh dari pusat kota. Lelaki tua itu yakin bahwa vampir akan takut dengan tempat suci di mana Tuhan berada.

Gadis berhidung lancip yang sudah menyelamatkannya nyawanya, terpaksa dia kunci di dalam kamar itu, memberi pengertian bahwa dunia luar sudah tidak aman apalagi statusnya sebagai manusia yang baru bangkit dari kematian. Hal yang begitu tabu dan aneh bagi sebagian manusia modern. Berbekal pisau cukur dan air suci yang ditampung di dalam botol, William menaiki bus menuju perpustakaan di pusat kota Hobart.

Setidaknya, dia meyakini bahwa vampir adalah manusia yang tidak seharusnya berada di tengah kehidupan. Mereka hanyalah sekelompok orang mati yang nyawanya tidak bisa masuk ke alam baka, sehingga mencari ketenangan dengan menghantui dan mengisap darah manusia. Oleh karena itu, air suci dari gereja ini pasti membuat mereka kepanasan.

Pikiran William bercabang, tidak menyangka bahwa makhluk yang hanya ada di dalam buku cerita anak-anak ternyata muncul di hadapannya sendiri. Seperti mimpi tapi semuanya terasa nyata, bayangan si mata merah di tikungan jalan itu pun masih begitu jelas di kepala William.

Dia menggeleng, cerita-cerita kuno mengenai vampir dan manusia rubah dari berbagai negara memang sudah terkenal, tapi bagaimana mereka bisa muncul dan berbaur dengan manusia dengan mudah, terutama vampir—makhluk anti matahari yang bisa bertahan hingga sekarang. Mengapa manusia tidak memburu dan memusnahkan makhluk itu saja, mengapa harus ada perjanjian di antara manusia murni dengan manusia supranatural itu ketika hidup manusia pun sudah sangat sulit.

Bus yang membawanya berhenti di halte, William segera turun, jarak perpustakaan umum Tasmania cukup jauh dari tempat persembunyian Stella di gereja. Matahari yang mulai merangkak naik ke atas ubun-ubun, membuat William berkejaran dengan waktu. Dia merapatkan jaketnya, udara dingin di akhir musim gugur seakan ingin menyelimuti tubuh kurus itu. William bergegas, menaiki satu per satu anak tangga dan menyapa petugas perpustakaan yang dia kenal saat membawa Jessica ke tempat ini.

"Hei, lama tak jumpa," sapa lelaki berambut putih dengan senyum lebar menjabat tangan William. "Bagaimana kabarmu, dude?"

"Baik. Aku baik," jawab William. "Aku sedikit berburu dengan waktu, Hayley, sampai jumpa lain waktu."

Sebelum lelaki yang dipanggil Hayley itu menjawab, William melangkah masuk ke dalam perpustakaan terbesar di kota Hobart yang selalu ramai di hari minggu. Dia mendongak, membaca papan penunjuk arah mencari di mana letak rak buku sejarah dan mitologi. Tubuhnya bergerak ke kiri, menelusuri rak-rak buku-buku yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit perpustakaan yang luas itu. Beberapa anak terlihat naik sebuah tangga, mencari-cari buku yang mereka inginkan. William terdiam, namun matanya tidak berhenti untuk menelusuri buku yang dicarinya.

Hampir tiga jam lamanya, William bergulat dengan ratusan buku-buku mitologi. Tidak satu pun dari mereka yang menerangkan bagaimana membuat seorang makhluk supranatural bisa menyamar seperti manusia. Dia hampir putus asa, kebanyakan dari buku tebal itu hanya menjelaskan sejarah serta fakta, termasuk bagaimana cara membunuh mereka di masa lampau.

Half Blood Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang