"Oh, astaga!" seru Stella setelah menghabiskan minuman yang dibuat William. "Rasanya aneh. Sungguh aku ingin mati saja!"
William tertawa terbahak-bahak memegangi perut hingga air matanya keluar. "Ya, aku bakal tahu kau akan mengatakan hal itu, Fed."
"Apa saja yang kau masukkan ke sini? Rasa pahit, manis, dan anyir seperti gerbang kematian yang terbuka di depan mataku," ujar Stella menjulurkan lidahnya saat rasa yang kuat itu masih menyelimuti indra pengecapnya.
"Swamp Spanish Oak, kayu pink oak yang langka yang lumayan pahit. Ada rasa manis yang berasal dari thunder cinnamon dan sea clary. Itu membuat aroma tubuhmu menjadi netral seperti manusia," jelas William. "Sepertinya aku juga menambahkan beberapa rempah."
"Tapi, ada rasa anyir juga. Kau tak membunuh hewan, kan?"
Lelaki itu menggeleng, menampilkan barisan giginya yang masih rapi meski usianya tidak lagi muda. "Tidak. Itu dari redbrush, tanaman liar yang kudapatkan susah payah. Lagi pula, kau tidak harus meminum sesuatu yang melebihi rempah-rempah yang kutemukan dari Indonesia. Di sana lebih pahit dari yang kau bayangkan."
"Ah, aku benci jika harus minum itu lagi," protes Stella kesal. "William, kenapa kau bisa membuat ini ketika dirimu tidak mempercayai dunia kami?"
"Sebenarnya, aku seorang guru sekolah dasar yang sedang belajar demeterology secara mandiri."
"Apa itu?"
"Ilmu yang mempelajari bagaimana membuat ramuan untuk makhluk supranatural," jawab William. "Pasti kau beranggapan aku pria tua aneh yang belajar ilmu itu tapi tidak percaya dengan adanya makhluk supranatural. Tapi, setidaknya ... buku itu berguna."
"Bukankah harusnya kau memiliki buku itu sendiri? Kenapa harus bersusah payah mencari di perpustakaan?" tanya Stella.
William menaikkan letak kacamatanya yang sedikit turun, membelai sebentar janggut yang mulai memanjang itu seraya berkata, "Ah, pertanyaan bagus. Aku juga lupa jika memilikinya di ruang bawah tanah. Semua akibat vampir yang menyerang kita."
Gadis itu tertawa dengan sifat pelupa yang dimiliki William, sepertinya dia beranggapan bahwa manusia memiliki kelemahan terbesar terhadap daya ingat yang menurun seiring pertambahan usia. Sangat berbeda dengan hewan yang masih memiliki ingatan tajam meski usianya telah dimakan oleh waktu. Mungkin karena hewan mampu menyimpan memori berdasarkan dari aroma tubuh yang pastinya berbeda-beda.
Tiba-tiba ada perasaan aneh yang mulai menjalari tubuh kecilnya. Stella merasakan rasa nyeri di setiap tulang lalu muncul keringat berwarna kehijauan membasahi tubuh seperti sedang mandi di dekat sumber mata air panas dengan gletser. Beberapa saat napas gadis itu tersengal-sengal merasakan dadanya seperti terimpit batu, kepalanya berputar-putar seolah tubuhnya sedang dibolak-balik oleh bumi tanpa mengenal gravitasi. Stella berteriak ingin mengeluarkan isi perutnya yang begitu melilit seakan menghancurkan setiap sel tubuh dari dalam.
William bergerak mundur membiarkan efek ramuan pelindung itu bekerja pada tubuh Stella. Dia sendiri sebenarnya takut apa yang bakal terjadi di setiap menit, saat melihat gadis itu berteriak begitu nyaring memenuhi area rumah. Bahkan dia merasakan kedua lututnya melunglai, hanya saja otak William memaksa untuk menatap reaksi yang terjadi untuk dicatat ke dalam buku.
Ah, hati kecil pria tua itu tidak tega jika terus-menerus melihat Stella, harusnya William tidak memberikan minuman buatannya. Bukankah menutup warna mata si gadis rubah bisa menggunakan softlens? Dan menghilangkan aroma tubuh dengan menyemprotkan parfum banyak-banyak? Ah, harusnya dia melakukan itu, pikir William.
Stella semakin berteriak sekuat tenaga hingga guratan nadi di leher gadis itu tercetak jelas, bersamaan dengan kulit putih pucat berubah menjadi sisik ular diiringi munculnya bulu-bulu rubah yang saling berdesakan memenuhi tubuh. Kedua matanya menyala, gigi taring dan kuku jemari lentiknya ikut memanjang, diikuti pula ekor rubah yang muncul dari belakang, tak luput pula mulut yang berubah bentuk menjadi moncong dengan lendir yang menetes ke lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Queen (END)
Fantasy#PEMENANG WATTYS 2020 KATEGORI PARANORMAL🎉 Bangkitnya Stella Rogers sebagai klan terakhir rubah merah berdarah campuran membuat para vampir berlomba-lomba memiliki darah Sang Half Blood. Meski telah mengganti nama, mengubah warna iris mata, hing...