21. I'm in Love with Vampire

528 71 3
                                    

*AKAN LEBIH BAIK JIKA KALIAN VOTE DULU KEMUDIAN BARU MEMBACANYA*


Di kediaman rumah Kang, tampak Kang Daniel sedang merencanakan sesuatu. Ia sedang memikirkan matang-matang untuk membuat Keluarga Hwang tersiksa. Bahkan mungkin lebih buruk daripada perlakuan Keluarga Hwang terhadap orang tua Daniel.

"Jadi, titik kelemahan mereka ada pada Yeji? Hmm, baiklah. Aku akan memancing mereka dengan senjata perempuan yang dicintai oleh Hyunjin," gumam Daniel.

Dendam Daniel kali ini sudah sangat memuncak. Apalagi ditambah adik semata wayangnya itu mengkhianatinya. Ia tak habis pikir bagaimana bisa adiknya itu terhasut oleh perempuan yang bernama Eunbi.

"Hmm, sepertinya aku juga harus mengurus wanita kecil itu."

Sementara itu di suatu tempat yang biasa disebut Krematorium, Yeji sedang berdiri dihadapan dihadapan appa nya. Ia sudah lama tidak mengunjungi tempat itu dan hari ini ia mengunjungi bersama kekasihnya, Hwang Hyunjin.

"Appa, Yeji wasseo. Mianhae appa karena Yeji sudah jarang mengunjungi appa. Appa, kau tahu? Eomma semakin cantik dan sepertinya kecantikan eomma diwariskan padaku, ehehehe. Appa mianhae karena Yeji, apa jadi seperti ini, hiks hiks. Mianhae appa," ujar Yeji yang sedang menahan isakan tangisnya.

Hyunjin yang hanya melihat keadaan Yeji tidak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya ia kasihan melihat pacarnya dengan keadaan yang cukup kacau untuk dilihat. Namun, kali ini Hyunjin membiarkan Yeji untuk meluapkan segala perasaan yang dirasakan oleh Yeji.

Dirasa cukup lama, Yeji pun mengusap air matanya dengan kedua tangannya yang mungil lalu menghampiri Hyunjin.

"Sudah selesaikah?" tanya Hyunjin.

Yeji mengangguk pelan. Tiba-tiba Hyunjin mendekap tubuh mungil Yeji. Kini Hyunjin memeluk dengan penuh kehangatan untuk wanitanya ini.

"Pasti appa mu bangga punya anak perempuan seperti dirimu. Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri karena aku tahu, mungkin appa mu tidak akan menyukai itu."

"Kau tahu, appa mu pergi bukan karena dirimu Yeji-ah. Itu sudah menjadi takdir appa mu. Arraseo?" sambung Hyunjin.

Yeji pun mengangguk didalam dekapan Hyunjin. Mungkin memang benar, tak seharusnya Yeji menyalahkan semuanya pada dirinya sendiri karena kepergian appa nya adalah suratan takdir yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.

"Baiklah, mari kita pulang karena mungkin eomma mu sedang menunggu," kata Hyunjin sambil menyentil hidung Yeji.

"Gajja!"

Mereka pun meninggalkan tempat itu. Saat mereka keluar dari tempat itu, mereka bertemu dengan Han Jisung.

"Ya! Neo!" ketus Han.

"Han-i? Waeyo?" jawab Yeji.

"Aku ke sini karena kata eomma mu kau sedang mengunjungi appa mu. Geundae wae geurae? Neo gwanchanhi?" ujar Han dan mendekati Yeji untuk memeriksa keadaan temannya itu. Namun sebelum ia menyentuh tubuh Yeji, Hyunjin dengan sigap menahan tangan Han agar tidak menyentuh kulit Yeji secuil pun.

"Dia baik-baik saja," kata Hyunjin datar.

"Cih, ayolah. Aku tidak akan macam-macam dengan sahabatku ini. Kenapa kau begitu protektif sekali kepada Yeji?" balas Han.

"Karena dia wanitaku."

"Arraseo! Baiklah, aku tidak akan menyentuh Yeji tapi kalian harus ikut denganku. Call?"

Hyunjin mendengus kesal dan dengan perasaan terpaksa, ia menyetujui permintaan si Tupai yang penuh dengan ocehan.

"Baiklah, mari ikut ke mobil."

I'm in Love with Vampire [Hwang Hyujin]✅ PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang