ix. Pesan 2

9 2 0
                                        

Dear you,


Terbias lah sebuah pengharapan ku terhadap mu; pengharapan yang penuh dengan kecintaan ku terhadap mu, kau siakan pengorbanan bertubi dari ku, hingga ku terjatuh dan bangkit dan jatuh lagi itu karna mu. Dimana akal sehat mu?

Mengapa tak kau sedari dulu pengorbanan ku yang mencintai mu

Kini kau datang kepadaku, pelik bagiku melihat raut wajah mu; ada apa kau datang dengan sebuah senyuman sembari memandang ku dengan tajam, katakanlah.

Tanpa suara kau lontarkan kepada ku; dengan senang hati kau mengulur kan tangan yang menggepit sebuah pesan untukku, yang berisikan sebuah surat undangan terhadapku.
Tanpa ku sedari, ternyata itu surat undangan perkahwinan mu terhadap nya; terhadap pria yang bertahta kebangsawanan nya, yang bergelimang harta dari nya.

Ya tuhan,..

Menyesak dadaku;
Jatuh semangatku;
Ku fikir kau memberi ku sebuah jalan agar ku kembali dengannya. Ternyata salah; dia datang semakin membuat ku terjatuh ke dasar jurang yang penuh dengan pisau tajam yang menusuk raga dan ruh ku

Hampir terbunuh ku dengan pengharapan ku terhadap nya, yang datang membawa kedukaan. Semakin ku terluka, semakin ku lumpuh langkah pengharapan terhadapnya.

Terima kasih sayang, terima kasih kau telah menyakiti hati kecil ku yang hingga kini masih mencintai mu, terima kasih juga telah menusuk hayat ku dengan pisau mu.

(S),

LEKAS BERPULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang