iv. Pesan 1

20 5 0
                                    

Dear you,


Berdiam diriku menunggu mu disini, di tempat biasa kita saling mengisi ruang untuk meluahkan setiap perkataan kita, dan tempat dimana kita berjanji untuk setia hingga mati, tempat dimana kita saling bernaung dan berteduh dari kelukaan rasa yang dihujani oleh hayat.

Sekarang diriku disini berdiri dan bertompang kaki pada alam dan senja yang kini mulai terambang pilu, tanpa rangkulan tangan lagi darimu yang dulu saling menyembuhkan kelukaan dari sebuah kehidupan. Namun, dari luka ini aku tau dusta yang kau beri, kau berdusta untuk selalu setia menabung benih cinta hingga akhir hayat memisahkan.

Menduga tentang apa yang telah kau perbuat.

Kau hanya bisa berdiam diri disana tanpa harus mewakilkan perasaan ku saat ini disini. Kini ku disini tetap terjaga dengan keadaan yang memaksa ku untuk tetap dengan keadaan ini. Sendiri, terjaga, melumpuhkan khayalan bahagia yang aku fikirkan.

Tak mampu ku cerna kedugaan ku atas kebahagiaan yang akan ku dapat dari kisah dongeng ini, namun semua hanyalah tipuan belaka yang membuat ku semakin penasaran dan semakin ku terperasuk ke dalam akal khayalan yang tak lagi bisa ku halau saat ini. Hanya bisa merintih dan membiarkan kau pergi dan menyayatkan jalan ku dengan pisau belati mu.

Terima kasih,

Terima kasih atas kenyamanan mu saat ini, kenyamanan mu yang mampu menimbulkan sebuah rasa kasih sayang, suka maupun kerinduanku yang saat ini kurasa. Terima kasih atas kedugaan ku saat ini yang kuduga kau adalah yang terbaik dalam diriku. Namun, dugaan ku disini sangat lah salah.

Kenyamanan yang kau beri hanyalah kenyamanan fatamorgana; yang datang disaat aku merasa kehausan percintaan, yang dapat menggoyah kan kejiwaan ku, yang semakin ku tertarik mendekati mu demi tawaran segelas percintaan yang kau beri. Bodohnya aku;

(S),

LEKAS BERPULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang