xi. Tenang

12 2 1
                                    

720 detik kenyamanan semesta

Rintihan alam mulai menghanyutkan perasaan. Desiran ombak seakan melantunkan rasa percaya terhadap diri yang lemah karna cinta. Pelukan hangat sang semesta mengiringiku memasuki suasana tenang, dan semakin tenang untuk aku menghabiskan tinta ku dalam menulis karangan indah dan bangkit dari luka

Seraya ku menghirup udara yang teramat tenang, dan hembusan angin membawa serta suara desiran ombak yang mengibaskan tepian tempat ku menulis saat ini. Rasa kebahagiaan menyelimuti kelukaan yang mulai berangsur hilang dalam diri, terbawa hanyut oleh kebahagiaan yang langka ku temui saat ini.

Hembusan angin seraya mengibaskan perlahan kertas kertas ku, bersenandung layaknya harmoni mendayu yang dimainkan oleh kumpulan nada nada rima beriringan yang sangat indah.

Kini ku tuliskan sajak sajak indah yang berniat melupakan seseorang yang memenuhi hati dari kelukaannya. Bait demi bait kutulis dengan sebuah lantunan semesta yang seakan membantuku menuaikan nadanya dalam setiap bait nya.

Seraya menatap sekeliling; melihat setiap sampan bersandar dengan tenang di tangkahan, kicauan burung menghiasi telinga, desiran ombak mendawai nada nada indah, kumpulan orang yang bekerja sebagai nelayan seakan turut merasakan kebahagiaan yang sama dengan semesta hari ini.

Kurasa ini lah hadiah yang aku dapati dari tuhan, 720 detik yang tidak akan pernah aku lupakan untuk hari ini. Terima kasih tuhan, kau telah memberi ketenangan ku menghadapi luka rasa darinya.

(S),

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEKAS BERPULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang