Guardie Del Cuore I

1.1K 102 18
                                    

#40dayschallengewriting
#40dayschallenge

Spesial tag for jonquil_Alstroemeria

.

.

.

Brakkkkk

Srakkkkk

Splasssshhhh

Suara gesekan ban dan aspal meraung memenuhi kesunyian ditengah malam. Wilayah itu sangat sepi setelah melewati pukul 10 malam. Malam itu Mean baru saja pulang dari perusahaan seorang diri. Dia yang menginginkannya, tanpa pengawalan dan tanpa seorang sopir yang menemaninya.

Darah mengucur sangat deras, bau bensin yang tumpah membuat semuanya terasa lebih nyata. Mobil itu terjatuh tepat di bibir jalan yang didalamnya ada sebuah taman yang indah. Batu pembatas yang terletak didepan taman sampai retak dan menyebabkan beberapa sisinya terjatuh. Sementara mobil yang dikendarai Mean terguling sebelum akhirnya menabraknya setelah terbalik. Mobil itu kehilangan kendali dan menyebabkan ledakan besar setelahnya.

Dengan sisa tenaganya yang tidak seberapa, Mean mencoba menggeser tubuhnya dan merangkak keluar dari mobilnya. Nafasnya tersengal-sengal, dia tak sanggup berteriak meminta tolong karena suaranya teredam dengan rasa sakit disekujur tubuhnya. Meyakini mobilnya akan meledak, dia berusaha sekuat mungkin untuk menjauh dari mobilnya. Tergopoh-gopoh, dia terus merangkak, jalanan yang dilewatinya tak memperlihatkan seorangpun yang masih berdiri sekalipun petugas keamanan.

Memasuki sebuah gudang tua, dia merintih dan terus merasakan lengannya mati rasa sementara perut bagian kanannya masih mengalir darah yang merembes melewati pakaiannya yang sudah tak jelas warnanya. Perutnya tertembus sesuatu yang panjang yang terbuat dari besi, terlihat dari betapa kuat dan kerasnya benda tersebut. Ketika mencoba mencabutnya, dia berteriak kesakitan dan mengeluarkan peluh yang tak kalah banyaknya dari darahnya.

Kepalanya yang terbentur atap mobil yang terbalik membuatnya merasakan pening luar biasa yang menyerangnya, kepalanya terus berputar-putar dan ingatannya perlahan memudar, merintih kesakitan, dia mencoba berteriak, "Tolong. . . .", tapi suaranya teredam karena sudah berada dalam ambang batas. Semuanya menggelap.

****

Plakk

Plakk

Plakk

"Pulang sana, jangan ganggu aku!" Seorang pemuda berteriak –marah- pada beberapa bodyguard suruhan Ayahnya.

Tangannya dengan ringan menampar Bodyguard suruhan Ayahnya dengan punggung tangannya yang keras dan sudah terlatih. Tentu saja terlatih! Lihat betapa kerasnya tamparan yang mendarat di pipi pria-pria itu. Bukan kali ini saja, sudah puluhan kali dia menampar suruhan Ayahnya yang hendak membawanya pulang ke kediaman keluarga besar Kijworalak

Plan Rathavit Kijworalak, putra bungsu dari Menteri Pertahanan Thailand, Racht Kijworalak yang sudah kabur dari rumah lebih dari 2 tahun. Ayahnya dengan mudah menemukannya, sayang sekali ketika dibawa pulang, sang anak justru semakin galak setiap harinya. Kabur setiap kali dibawa kembali ke rumah keluarganya sudah menjadi kerjaannya setiap hari. Berulangkali dia diseret paksa oleh Bodyguard, bahkan oleh pasukan khusus negara yang sengaja Ayahnya pinjam dari sang Presiden.

Plan tidak pernah menyukai bagaimana Ayahnya membuatnya kian membenci hidupnya sendiri. Sunyi, suram, hanya dipenuhi dengan suara lantang dan hormat lalu surat-surat penting mengenai negara. Beberapa Jenderal yang datang ke kediaman mereka secara pribadi dan beberapa orang utusan negara.

Dalam kesendiriannya, diam-diam dia menulis cerita-cerita indah tentang kisah cinta yang belum pernah dia alami. Dikemas dengan cara yang berbeda dari kebanyakan penulis, memberi bumbu-bumbu Psikopat dan beberapa hal lain dalam setiap tulisannya.

Guardie Del Cuore (MeanPlan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang